Bab 7

105 10 0
                                    

Jihoon menghentikan motornya tepat di depan sebuah rumah dengan gaya skandavania yang berada di ujung komplek perumahan elit ini. Cowok itu melangkah pelan, karena mendadak nyalinya menjadi ciut jika bertemu dengan orang tua Ruka. Bukan karena pengecut, hanya saja ia merasa tidak enak karena Ruka yang pulang dengan keadaan marah. Terlebih gadis itu tidak bersama dengan Jihoon, ia menghentikan taksi yang kebetulan lewat di depannya.

Tampang ayah Ruka, yang biasa di panggil om Jimin itu bisa di bilang galak dan teduh yang bersaman. Masalahnya pada raut wajahnya yang tegas dan ganteng itu, membuatnya terkesan sangat anomali dengan sikap asli beliau.

Dan beruntung saja, Jihoon tidak mendapati Jimin. Mungkin pria itu sudah tidur, karena biasanya sebelum Jihoon kembali mengantarkan Ruka pulang Jimin selalu menunggunya di teras depan rumah sambil menikmati kopi buatan istrinya.

Setelah kejadian dramatis tadi di mall, Jihoon memang tidak tinggal diam. Ia tahu, perempuan pasti akan merasa baikan apabila di kasih hadiah. Maka itulah yang kini di tenteng oleh Jihoon di tangan kanannya. Haus dan cromboloni viral, minuman dan makanan kesukaan Ruka yang di beli oleh Jihoon untuk membujuknya.

Jihoon menyalakan bel rumah dan tak butuh waktu lama wanita cantik dengan gaya anggun itu muncul dari bilik pintu rumah. Dengan sopan Jihoon segera meraih dan mencium punggung tangan calon mamernya.

"Assalamualaikum. Permisi tante, maaf malam-malam ke sini.". Jihoon menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu. Perasaan merasa bersalah pada mama Ruka ini lantas menyeruak karena membiarkan anak gadisnya pulang sendirian.

"Waalaikumsalam. Iya Ji gak papa, ada apa kamu ke sini?. Bukannya tadi baru aja sama Ruka?". Tanya Mina selaku nama dari mamanya Ruka.

"Iya tante. Mau ngobrol sebentar sama Ruka". Jawab Jihoon. "masih kangen..". Lanjutnya.

Mina terkekeh pelan. Anak jaman sekarang memang sangat bucin menurutnya. Baru juga setengah jam yang lalu Ruka pulang ke rumah, inj sudah di samperin lagi sama pangerannya. Namun, walaupun demikian Mina memaklumi namanya juga kaum anak muda lagi kasmaran. Dunia ya cuman milik berdua.

Lantas mina mengangguk dan mempersilahkan Jihoon untuk masuk ke rumahnya. Mina mengarahkan tangannya memberi kode Jihoon untuk duduk dulu di sofa sambal menunggu Mina memanggil Ruka di kamarnya.

Jihoon pun lantas duduk, namun netranya menangkap seseorang yang baru saja turun dari tangga rumah. Bukan Ruka yang di dapati tapi seorang laki-laki bertubuh jakung yang Jihoon tau dia adalah adik dari Ruka.

"Lah Rik?". Sapa Jihoon.

Cowok itu langsung menoleh tatkala mendengar seruan dari Jihoon. Ia membulatkan mata, tak sadar karena Jihoon yang tiba-tiba muncul.

"Ngapain lo di sini?". Jihoon kembali bersuara yang membuatnya tersadar dari speechless nya.

"Lah ini kan rumah gue. Ya suka-suka gue". Kata cowok yang bernama Niki itu.

Niki mendekat dan segera duduk di samping Jihoon.

"Ya tau kan lo adiknya Ruka!". Kata Jihoon. "Tapi kan lo tinggal sama om lo".

"Biasalah lagi ada konflik". Ujar Niki menanggapi.

Jihoon hanya manggut-manggut. Ia mengerti alur cerita yang tercipta dalam kehidupan adik dari kekasihnya. Mengingat Ruka pernah bercerita bahwa sebenarnya ia bukan anak tunngal.

Niki, adalah saudara laki-laki Ruka. Namun kebanyakan lebih akrab memanggilnya Riki. Di karenakan nama Niki hanya sebuah singkatan nama panjangnya. Nishimura Riki.

Cowok itu memang sedari kecil tinggal bersama dengan omnya dan harus terpisah dari keluarga kandungnya. Namun meskipun begitu mereka tetap menjalin kekeluargaan yang harmonis ketika berkumpul bersama.

Perfect Girl (Jihoon X Ruka)Onde histórias criam vida. Descubra agora