Bab 2

205 17 2
                                    

Motor Scoopy dengan dua manusia dia atasnya, menembus jalanan ibukota yang ramai, penuh polusi dan juga macet.

Riuh bunyi klakson dari berbagai penjuru berdengung di telinga, juga suara pengamen di lampu merah menyertai kebisingan yang terjadi di kota megapolitan ini.

Malam minggu adalah malam favorit bagi kaum yang memiliki pasangan. Maka dari itu tidak heran jika banyak sekali pasangan sejoli yang pamer kemesraan.

Menyebalkan memang. Tidak memikirkan nasib para jomblo di luar sana.

20 detik lagi lampu hijau akan segera menyala, suara klakson di belakang sudah beriuh tidak sabar.

Jihoon menoleh kebelakang, mendapati Ruka yang tengah memainkan ponselnya, mengabaikan suara-suara klakson yang bisa saja menulikan telinga itu.

"Lagi ngapain sih?". Tanya Jihoon.

Ruka mendongak, agak terkejut dengan posisi wajah kekasihnya itu yang sangat dekat. "Buka Instagram". Jawabnya.

Jihoon cuman mengangguk, lalu ia kembali fokus pada lampu merah yang ada di depannya. Jihoon tahu Ruka punya privasi dan ia sangat menghormatinya dengan tidak terlalu mengekang pacarnya itu harus selalu semua hal harus ia ketahui.

3 detik kemudian kendaraan roda dua itu segera melaju dengan kecepatan sedang ketika lampu merah berganti warna. Itu membuat angin malam yang semilir, dingin menusuk kulit.

"Kita mau kemana sih sebenarnya ji?". Tanya Ruka sedikit berteriak, karena suaranya yang tenggelam dengan riuhnya suasana ramai jalan.

"Udah nurut aja, lo pasti suka". Jawab Jihoon tak kalah kencang.

"Awas aja kalo numpang wifian lagi, gue banting hp lo!".

Karena suara Ruka yang timbul-tenggelam serta terhalang oleh helm membuat Jihoon menangkap kata lain.

"Hah?. Anjing?. Lo ngatain gue anjing Ka?".

"Budek lo!".

"Tadi anjing sekarang kolek!. Mau lo apa sih ka?". Jihoon bingung sendiri, suara Ruka beneran kebawa angin.

"B-U-D-E-K!". Teriak Ruka mengeja karena kesal.

"Apaan sih kalo ngomong yang jelas Ruka!". Jihoon juga ikut kesel, dia beneran gak bisa mendengar dengan jelas apa yang di katakan Ruka. Suara berisik lebih mendominasi telinganya.

"Gue laper pingin makan gultik!". Teriak Ruka lagi belum menyerah.

"Apa Zaskia Gotik?. Lo mau nonton dangdut?".

"Kok lo ngatain gue gendut sih Ji! Gue langsing gini juga".

"Apa?? Lo mau kencing?".

"Lo anjing!".

Dua sejoli itu terus berdebat di atas motor, membahas hal yang tidak penting dan terkesan makin ngawur. Beresiko memang, tapi untung tidak apa-apa.

Ruka akhirnya menyerah dia tak lagi bersuara. Dia pasrah saja mengikuti Jihoon yang membawa motornya. Lebih tepatnya motor si Jeongwoo, motor Jihoon sendiri motor gede dan Ruka selalu protes karena ia tidak nyaman dengan suara sekaligus body motornya. Alhasil motor matic milik Jeongwoo di rampas Jihoon kalo mau jalan bareng Ruka.

Jihoon menghentikan motornya di sebuah kedai yang terkenal akan makanan khas nusantaranya. Salah satunya adalah Gultik yang mana itu adalah makanan kesukaan Ruka. Meskipun Ruka ini blasteran Jepang tapi dia suka menikmati makanan lokal di Indonesia.

Tidak seperti sepasang kekasih biasanya, Ruka membuka sendiri helmnya tanpa bantuan dari Jihoon.

Katakanlah mereka jauh sekali dari kata bucin, dan itu memang kenyataannya.

Perfect Girl (Jihoon X Ruka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang