Tian dan Eden yang mendengar itu tidak ambil pusing, mereka segera menyusul sang Daddy yang berlari ke arah saudara mereka yang lain.

"Gray! Jaga mereka ber--Dor!" Ucapan Dayn terpotong ketika sebuah peluru di tembakkan ke arahnya.

Untungnya refleks sang bos mafia itu sangatlah baik. Gray yang menyadari ada penyerangan segera melindungi ke dua adiknya. Begitu pun Tian dan Eden, mereka segera membantu Gray.

"Bang, aku benar benar benci suasana ini" bisik Tian pada Gray.

"Tidak apa apa, asalkan jangan mereka" jawab Gray.

Situasi Dayn saat ini tengah menatap tajam ke arah pepohonan yang mengelilingi mereka. Karena arah datangnya peluru itu berasal dari pohon pohon yang ada disana.

"Sudah ku duga ini datang dari mereka" geram Dayn

Sebelumnya ketika Dayn memperhatikan apa yang terjadi dengan tubuh sopir mereka itu, sudah dapat di tebak. Bahwasanya mobil miliknya tidak tergelincir begitu saja, melainkan seseorang telah menembak kepala sang sopir hingga membuat mobil hilang kendali.

"Dad awas!!" Teriak Eden ketika mengetahui arah tembakan.

Dor!

Dayn pun masih dapat menghindar dengan baik. Setelah itu ia memilih untuk berkumpul bersama anak anaknya.

"Bersiaplah" ucap datar seorang boss mafia pada anak anaknya.

Gray dan saudara yang lain pun mengetahui situasi saat ini pun segera mengambil posisi mereka.

"Keluar lah! Kalian sungguh menyusahkan" geram Dayn.

Bagi Dayn dan kelompok nya apapun rintangan mereka dapat dengan mudah di selesaikan kecuali hanya satu yang sangat menguras tenaga mereka, yaitu pembunuh bayaran.

Dayn sangat menghindari pertarungan dengan pembunuhan bayaran jika itu menyangkut keluarga nya. Karena mendiang istrinya adalah korban dari pembunuh bayaran yang menargetkan ketua mafia itu.

Di tengah tengah ketegangan itu Ruel dan Lyra pun mulai sadarkan diri.

"Ugh~ shh~"

Gray yang berada di tengah tengah adiknya itu menyadarinya "Kalian sudah sadar? Ruel bagaimana keadaan mu?" Tanya Gray pada Ruel.

"Shh sedikit pusing. Apa yang terjadi?" Tanya kembali Ruel.

"Kode merah" ucap serius Gray.

Ruel yang paham arti itu pun segera beradaptasi dengan keadaan setelah itu ia pun segera berdiri dan mengambil kuda kuda.

Untuk Lyra ia masih berusaha untuk duduk karena pusing yang ia rasakan.

"Lili" panggil pelan Gray sambil mendudukkan adiknya.

"Kenapa kita hujan hujan bang? Shh kepala Lyra sakit" tanya Lyra.

Di tengah guyuran hujan lebat itu, bagi orang normal akan susah untuk melihat begitu yang di alami oleh Lyra. Beda halnya dengan mata elang milik pria Xender itu.

"Lili, bisa berdiri?" Ajak Gray.

Lyra yang tidak tau apa apa situasinya hanya bisa mengikuti kata kata abangnya itu.

Lyra di bantu berdiri oleh Gray "Lili, jangan pernah lepaskan pengangan mu dari Abang. Paham" bisik Gray yang di angguki Lyra.

Lyra yang dari tadi berusaha untuk melihat di bawah guyuran hujan lebat itu akhirnya menyerah dan memilih menutup matanya setelah berhasil memegang erat tangan sang Abang.

Dor!

Kali ini bukan musuh yang menembak, tapi Dayn yang telah menargetkan seseorang di balik pohon.
Tepat saja, setelah pistol itu menembakkan pelurunya seseorang telah berhasil jatuh dari pohon yang tinggi itu.

(End) My Posesif New Family Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum