Mereka bertiga berjalan memasuki makam, dan menuju makan kedua orang tua Kylie.

Alkana tidak paham, mengapa ia dibawa kesini, anak itu terharan - heran dan hanya mengikuti langkah Algara dan Kylie.

"Bunda, kita ngapain kesini?" Tanya Alkana sembari menatap polos kepada Kylie.

"Kita berkunjung ke rumahnya, omaa sama opaa Alka." Jawab Kylie

Alkana mengerutkan keningnya, "yang mana bunda? Kan semuanya tadi sudah kenalan."

Algara dan Kylie terkekeh mendengar ucapan sang anak, Alkana belum terbiasa untuk berinteraksi dengan orang lain. Apakah ia harus berinteraksi kembali dengan mayat?

"Ini, Mommy dan Daddy nya bunda. Kita berkunjung." Jelas Algara

"Kenapa, orang tua bunda banyak sekali? Opa jenan, omaa selle."

"Nanti ayah, ceritain ya? Ayo sekarang jalan lagi."

Alkana mengangguk tanpa ingin bertanya kembali.

Mereka sudah sampai di makam kedua orang tua Kylie, Algara dan Kylie berdoa, setelah itu menaburkan bunga diatas makam keduanya.

Alkana menatap Algara dan Kylie yang sedang berdoa, ia bingung harus berbuat apa karena ia masih bingung dengan semua ini.

Setelah, Algara dan Kylie selesai menaburkan kan air dan bunga. Keduanya menatap putra sulung mereka.

Algara memberikan bunga, "ayo, taburin bunganya. Nanti omaa dan opaa senang melihat Alkana disana."

Alkana mengangguk, lalu ia menaburkan bunga.

Kylie tersenyum, andai saja keduanya masih ada. Mungkin keduanya juga melihat dan sangat senang dengan kehadiran Alkana.

Kedua orang tuanya, sangat memberikan kasih sayang yang besar kepada Kylie, begitu juga dengan Kylie ia juga akan memberikan kasih sayang besar untuk putranya.

Jika Kylie merasakan, kasih sayang yang sangat besar. Maka ia juga harus memberikan kasih sayang yang lebih besar lagi untuk anak - anak nya nanti.

"Sudah?" Tanya Algara

Alkana mengangguk, "sudah ayah."

"Kalau gitu, ayo kita pulang."

Ketiganya pergi meninggalkan makam.

Mungkin akan sulit jika menjelaskan kepada Alkana, namun bagaimana pun, Alkana juga harus tahu.

Mereka kembali memasuki mobil, mobil melaju meninggalkan makam umum di daerah kota sana.

"Kita makan dulu, mau?" Tanya Algara

Kylie dan Alkana mengangguk, "mauu." Ucapnya mereka serempak.

Algara juga sebisa mungkin untuk tidak terlalu sibuk dengan pekerjaannya, ia juga akan membagi waktu untuk bersama istri dan anaknya.

Dan juga akan memberikan, kasih sayang yang tak terhingga untuk Alkana. Meskipun Alkana bukanlah anak kandungnya, ia akan selalu menerima Alkana dengan baik.

Beruntung Alkana, mempunyai kedua orang tua yang sangat memberikan kasih sayang yang sangat besar.

Siapa pun Alkana, dari manapun asal nya, dan apapun kondisinya. Algara dan Kylie akan selalu menyayangi Alkana selamanya, sampai keduanya lanjut usia.

Mereka sudah sampai di tempat makan, yang selalu ramai di kunjungi. Bukan hanya makanan nya yang menggugah selera, namun suasana nya juga yang sangat asri dengan tetumbuhan dan bunga - bunga yang sangat indah.

"Tuan Algara." Panggil seorang pria

Algara menoleh untuk mencari orang yang memanggil namanya, setelah ia mengetahui orang itu. Algara menjabat tangan pria itu, itu adalah salah satu teman Algara.

"Apa kabar, Tuan samuel." Kata Algara

"Baik, kami baik." Jawab Samuel

Lucia, istri dari samuel itu tersenyum simpul pada Kylie. Kylie membalas senyuman itu.

Setelah mengobrol, mereka ke meja masing - masing untuk menyantap hidangan. Alkana memperhatikan boneka beruang yang tergeletak di lantai.

Alkana tahu siapa pemilik boneka itu, dan itu adalah anak dari samuel, saquena.

Alkana berjalan untuk memberikan bonea beruang itu, ia memberikan boneka nya pada saquena.

Saquena menerima boneka yang di berikan oleh Alkana, gadis itu mencari - cari dimana boneka nya itu. "Terima kasih."

Alkana hanya tersenyum, lalu mengangguk dan kembali menghampiri Algara dan Kylie.

Algara dan Kylie tersenyum melihat Alkana, begitu juga dengan samuel dan Lucia. Mereka kagum dengan Alkana, bukan hanya tampan saja, namun ia juga sopan.

Sebelum mengembalikan boneka saquena, Alkana meminta maaf terlebih dahulu jika mengganggu waktu Keluarga kecil itu. Dengan tutur kata yang sangat sopan.

Samuel dan istrinya tahu, jika Alkana bukan lah anak kandung Algara.

"Hebat, anak ayah." Ucap Algara sembari memberikan ibu jari kepada Alkana

TOGETHER [END]Where stories live. Discover now