"Kevin mah gombal, ah," Glo menepuk dahi Kevin.

Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka tiba di rumah Kevin.

Setibanya mereka di parkiran, Kevin buru-buru turun dari mobil dan membuka pintu mobil untuk Glo.

Tanpa dibukakan, Glo sudah keluar dari mobil. Gue punya tangan, batinnya.

Kevin mendesah kesal, "kamu jangan keluar dulu, dong. Nanti aku bukain pintunya, Gloria."

"Aku punya tangan, Kevin. Bukannya aku pernah bilang kalo aku nggak manja?"

"Iya, tapi, kan, ini beda, sayang."

Glo menangkup wajah Kevin dengan kedua tangannya. "Stop it! Aku punya tangan, tau! Ayo, ah. Ini pintu masuknya, kan?" tanya Glo sambil melangkah menuju pintu masuk.

Kevin mengejar Glo dan memeluknya dari belakang. "Emang aku udah ngasih ijin buat masuk? Aku tuan rumahnya, tau," Kevin mencibir.

Glo menjulurkan tangannya ke belakang dan mencubit hidung Kevin, "lah, tadi katanya ini calon rumah kita. Jadi aku bisa dong kalo cuma masuk sendirian tanpa ijin?"

"Ya, nggak gitu juga, bebi," ujar Kevin sambil mengeratkan pelukannya.

"Udah ah, aku mau keliling-keliling rumah kamu," ujar Glo sambil tersenyum.

Kevin mengangguk perlahan dan menggandeng tangan Glo untuk masuk ke dalam rumahnya.

Mata Glo membelalak ketika ia menginjakkan kaki di rumah Kevin.

Kevin melihat Glo sambil tersenyum, "keren, kan?"

Glo mengangguk antusias tanpa memandang Kevin.

"Aku emang keren, sih," lanjut Kevin.

Glo mencolek dahi Kevin. "Aku nggak ngomongin kamu," Glo menjulurkan lidahnya sambil tertawa.

"Pembantu-pembantu disini lagi aku liburin. Kasihan mereka kerja mulu. Jadi kamu keliling aja dulu, aku bikinin minum dulu di belakang. Nggak apa-apa, kan?"

"Oke. Cepetan, ya."

Kevin menangguk sekilas lalu melangkah pergi meninggalkan Glo.

Glo berjalan mengitari rumah, naik ke lantai dua, menuju beranda rumahnya, dan kemanapun ia bisa melangkahkan kakinya.

Ketika sedang mengelilingi lantai dua, matanya tertuju ke arah pintu yang di depannya tergantung karton bertuliskan 'DILARANG MASUK!'. Seketika jiwa detektifnya melonjak dan ia berjalan mendekati pintu itu.

Perlahan tangan Glo terjulur untuk meraih gagang pintu itu dan-

"Hei!"

-Kevin datang membawa dua gelas es jeruk.

Glo tersentak, "eh, udah?"

Kevin mengangguk dan menyerahkan satu gelas kearah Glo.

"Oh, iya, ini ruangan apa?" tanya Glo.

"Kamar aku," jawab Kevin.

"Aku mau lihat seberapa joroknya kamar cowok," ujar Glo sambil berusaha membuka pintu kamar Kevin.

Kevin menahan tangannya, "aku nggak suka orang masuk ke kamarku. Kita ke rooftop aja, ya?"

Glo mengangguk dengan gontai.

Kevin tersenyum dan menggandeng tangan Glo menuju rooftop.

Setibanya mereka di rooftop, Glo duduk di atas kursi santai yang tersedia di rooftop.

Stars Can't Shine Without DarknessWhere stories live. Discover now