06.06 (AWAL DARI PEMBALASAN?)

9 1 0
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA 🙏
°°°
AMBIL BAIKNYA, BUANG BURUKNYA!

KARYA INI DIBUAT TIDAK UNTUK DITIRU!!!

PASTIKAN UMUR ANDA TELAH MENGINJAK USIA 15 TAHUN KEATAS KETIKA MEMBACA CERITA INI!.

JIKA MELANGGAR TANGGUNG KONSEKUENSINYA SENDIRI!!






















"Buat dia tersiksa, maka dia akan hancur secara sendiri nya"














































Ceklek

Anasyia langsung mendatarkan kembali raut wajahnya ketika pendengarannya mendengar suara pintu kamarnya yang dibuka oleh seseorang.

Anasyia berbalik dan menatap ke arah papahnya yang telah berjalan mendekat ke arah dirinya.

Demared melangkah mendekati Anasyia dengan tatapan datarnya. Demared berdiri tepat disamping putrinya dan menatap halaman rumahnya yang sangat luas dari balkon kamar Anasyia.

Dengan perlahan salah satu tangan Demared mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celananya dan membukanya, lalu menyalakannya.

Demared menghisap rokok yang terselip diantara jari-jarinya dan menghembuskan asapnya.

"Kerja bagus Anasyia" ucap Demared dan menatap ke arah putrinya.

Anasyia yang masih menatap ke arah dalam kamarnya perlahan menolehkan kepalanya ke arah samping, dan menatap papahnya dengan tatapan yang sulit diartikan, lalu senyuman sinis terbit di bibirnya.

Demared ikut tersenyum sinis, sama seperti Anasyia.

Tangan Demared terangkat dan menyodorkan sebungkus rokok yang tadi dibawanya dan telah dibukanya kepada Anasyia.

Tanpa ragu Anasyia mengambil satu rokok dan menghidupkannya lalu menghisapnya, melakukan hal yang sama seperti papahnya lakukan.

Anasyia berbalik dan menatap ke arah depan dengan tatapan yang sulit diartikan dengan sesekali menghisap rokok yang terselip di antara jari-jarinya.

"Bertahanlah, sebentar lagi Berlin high school akan berada di tangan kita" ucap Demared dengan senyuman sinis yang terbit di bibirnya.

Anasyia mencengkram dengan erat pembatas balkon dengan salah satu tangannya yang tidak memegang rokok, namun senyuman sinis tetap terbit di bibirnya.

"Sesuai perjanjian" ucap Anasyia dan menatap ke arah papahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Bereskan saja semuanya dan buat Berlin high school berada penuh di tangan papah, maka kalian akan papah satukan" Demared balas menatap tatapan putrinya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Oke, tapi ingat ini baik-baik!, berhenti mata-matain Anasyia sama dia!" Anasyia menatap papahnya dengan tatapan tajamnya.

Demared balas menatap tatapan putrinya dan berkata.

"Papah tidak bisa, karena dia bisa saja menusuk papah dari belakang nantinya"

Anasyia menghembuskan nafasnya dengan kasar setelah mendengar perkataan papahnya barusan.

"Dia nggak akan ngelakuin hal kayak gitu pah, jadi berhenti mata-matain Anasyia sama dia!"

"Tidak bisa Anasyia, karena bagi papah dia tetaplah musuh karena telah menjalin hubungan dengan keluarga Adradja!" Demared memberikan penekanan di akhir kalimatnya.

REVENGE Where stories live. Discover now