04.04 (TIDAK BERGUNA!)

19 4 0
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA!

°°°
TIDAK ADA TEMPAT UNTUK PLAGIAT!!

*PERINGATAN*
JIKA BELUM 15 TAHUN AKU SARANKAN UNTUK TIDAK MEMBACA CERITA INI KARENA TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN YANG MUNGKIN DAPAT MENGGUNCANG MENTAL KALIAN.

JIKA MEMAKSA SILAHKAN TANGGUNG KONSEKUENSINYA SENDIRI!.

#PLAY#




"Apakah pantas anda mengatakan saya tidak berguna sedangkan anda sendiri sama saja tidak berguna seperti saya!!"











"Anasyia ingat perkataan mu tadi!, bereskan semuanya!" Demared berkata dengan tatapannya yang tertuju pada koran yang sedang dibaca nya.

Anasyia menghentikan langkahnya secara mendadak dan menatap ke arah papahnya yang duduk manis di sofa sambil membaca koran dengan tatapan takut.

"Sebentar lagi pah, semuanya bakalan beres" Anasyia berkata dan berusaha menyakinkan papahnya.

Demared menurunkan koran yang tadi dibacanya dan menatap ke arah Anasyia yang masih menggunakan seragam sekolahnya dengan tatapan tajamnya

"Sembilan malam tepat, jika sampai semuanya belum beres tepat jam sembilan malam nanti jangan harap bisa tertidur nyenyak!" Lalu Demared pergi meninggalkan posisinya tadi.

Anasyia menundukkan kepalanya dengan takut setelah mendapatkan tatapan yang sangat tajam dari Demared, papahnya tadi tanpa dirinya sadari kedua tangannya menggepal dengan erat.

°°°

Anasyia menatap dengan cemas ke arah ponselnya yang dirinya letakkan di atas nakas.

Jam weker yang berada tepat disebelah ponselnya menunjukkan pukul 08.50 malam.

Anasyia memilih untuk duduk di sofa yang terdapat di dalam kamarnya dengan menyilangkan kedua kakinya serta kedua tangannya yang disilangkan di depan tubuhnya.

Detik berlalu diganti dengan menit permenit yang ikut berlalu hingga jam weker itu menunjukkan pukul sembilan malam tepat.

Anasyia menelan Saliva nya dengan susah payah, tidak menginginkan sesuatu yang terus terbayang dalam benaknya terjadi menimpa dirinya.

09.02 .

Anasyia menatap ke arah pintu masuk kamarnya dengan tatapan kebingungan,  namun sedetik kemudian Anasyia kembali dilanda ketakutan ketika pintu kamarnya dibuka dengan kasar.

Brak

Anasyia menatap ke arah papahnya Demared dengan tatapan takut.

Kedua tangannya yang berada di depan tubuhnya terkepal dengan erat, pikirannya berkecamuk, keringat mulai mengalir dari dahinya.

"Kamu berbohong kepada papah, Anasyia?!" Demared menatap Anasyia dengan tatapan tajamnya.

"Anasyia mohon tunggu sebentar lagi pah" Anasyia menatap Demared penuh harap.

"Tid-" perkataan Demared sontak terhenti ketika suara notifikasi dari ponsel Anasyia terdengar.

Ting

Anasyia menatap dengan tersenyum tipis ke arah ponselnya dan bangkit dari posisi duduknya.

Berjalan ke arah ponselnya dengan tatapan puas.

Anasyia meraih ponselnya dan melihat notif apa yang memasuki ponselnya.

REVENGE Where stories live. Discover now