19. Kegagalan Misi

66 12 0
                                    

Hari mulai gelap, Soonyoung berjaga di bagian anjungan kapal mulai sibuk karena tak kunjung melihat tim penjelajah sejak mereka keluar tadi pagi. Ia merasa khawatir, biasanya jika menjelajah tak akan selama ini, kalau pun barang yang akan mereka ambil susah katanya mereka akan memberikan sinyal.

Tetapi, tidak ada tanda apapun.

"Mereka masih belum kembali?" tanya Wonwoo dari ruang kemudi.

Soonyoung menggeleng, ia lalu berjalan masuk ke dalam dek kapal.

"Tim penjelajah belum kembali," katanya memberi informasi pada mereka yang ada di dalam dek.

Lantas mereka semua terkejut, bahkan Mingyu dan Seungkwan sampai berdiri.

"Sebentar lagi malam, apa yang terjadi pada mereka." Jeonghan bersuara, perasaannya tidak enak.

Hansol yang mendengar percakapan itu keluar dari bilik. "Kemana mereka pergi?"

"Mereka pergi ke arah selatan," jawab Soonyoung, ia bersiap-siap hendak menyusul.

Jeonghan berdiri, Dokyeom juga. Mereka berlari keluar dari dek kapal, langsung bersiap.

"Wonwoo tolong jaga kapal, aku, Hansol dan Mingyu akan menyusul tim penjelajah," putus Soonyoung sembari menyiapkan diri, mengambil senjata.

Hansol membentangkan sayapnya lebar-lebar, "aku saja yang pergi, terbang lebih efektif."

Sesaat kemudian Hansol terbang cepat ke arah selatan, pandangannya sempat kabur karena badai pasir yang menyerang.

Soonyoung geram karena perilaku Hansol yang seenaknya, lalu Dokyeom juga bersiap hendak membantu.

"Tinggallah di kapal," kata Soonyoung, "hal ini bisa berbahaya."

Soonyoung dan Mingyu saling angguk begitu mereka siap. Keduanya melompat turun dari kapal, tanpa diduga Dokyeom mengubah dirinya menjadi burung camar lagi dan terbang menyusul Hansol.

Menyadari kalau burung camar itu adalah Dokyeom, Soonyoung berteriak marah karena orang itu tak menaati perkataannya. Ia bergerak cepat menyusul Hansol dan Dokyeom. Mingyu juga mempercepat gerakan.

Sementara itu di tempat lain Jun berusaha untuk tetap terjaga, sejak tadi ia memanggil nama mereka yang ada di atas namun tak ada jawaban apa-apa. Jihoon tampak sudah menyerah karena tak kunjung bisa menemukan jalan keluar dari dalam lubang sementara Seungcheol tertunduk lemas.

"Joshua! Myungho! Chan!" Jun berteriak sampai suaranya serak, tak ada tanggapan.

Ia merasa khawatir dengan mereka yang ada di atas tetapi ia tak bisa melakukan apa-apa. Tak lama ia mendengar suara kepakan sayap bersamaan dengan cicitan yang bisa ia kenali. Lalu ia mengumpulkan kekuatan untuk berteriak sekali lagi.

"Dokyeom! Tolong!"

Hansol dan Dokyeom berhasil menemukan tim penjelajah, lokasi mereka sangatlah jauh dari tempat kapal berada. Tampak mereka yang ada di atas sudah tumbang, Dokyeom terbang rendah lalu masuk ke dalam lubang dan mendapati ada tiga orang di sana.

"Apa yang terjadi?" tanya Dokyeom yang masih dalam wujud burung camar.

Jun mengerti apa yang Dokyeom katakan, "aku terjatuh kemari, mereka berusaha menolongku tetapi tak ada jalan keluar. Persediaan air kami habis dan mereka yang di atas tidak merespon panggilanku sejak tadi."

"Mereka tak sadarkan diri di sana."

Mata Jun membulat, pantas saja orang-orang itu tak menjawab.

Lalu Dokyeom mengubah dirinya menjadi manusia kembali dan mendongak ke atas untuk memperkirakan jarak mereka menuju ke atas, "Hansol!"

Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon