04. SEBUAH PERBEDAAN 🦣

Mulai dari awal
                                    

"Kalau begitu suapi aku saja yang menurutmu sedikit"

"Tidak mau aku menyuapi buntelan awan sepertimu"

"Ishh dasar pelit..!!!!" Pekik Awan di depan wajah Gema.

"Astaga, ini ada apa? Perasaan tadi Ibu melihat kalian akur-akur saja" tegur sang ibu saat melihat kedua buah hatinya kembali bertengkar.

"Manusia galak ini pelit sekali, Ibu, padahal Awan hanya meminta saladnya sedikit saja" adu Awan kepada sang ibu.

"Kan Awan sudah memiliki bagian sendiri, Nak. Kenapa masih meminta bagian milik Abang?" Tanya lembut Bila sambil mendekati kedua putranya.

"Sudah habis dan Awan ingin rasa punya abang, sedikit saja" rengek Awan yang entah kenapa ingin sekali merasakan salad milik sang kakak.

Bila pun menghela nafas pelan, ia tidak bisa langsung mengiyakan keinginan si bungsu karena sudah peraturannya mereka sudah memiliki bagian masing-masing. Ia juga tidak ingin Gema merasa tersisihkan jika Bila meminta putra sulungnya mengalah demi keinginan si bungsu.

"Tidak usah rasa punya abang ya, Ibu buatkan saja yang baru untuk Awan jika saladnya tadi masih kurang" Bila berusaha mencari solusi untuk masalah kali ini.

"Punya Ayah saja ini, masih banyak" tawar Abi menghampiri keduanya sambil membawa semangkuk salad miliknya.

"Tapi ingin punya Abang.." lirih Awan melirik-lirik ke arah Gema yang tampak tak peduli akan keinginannya.

Gema masih dengan santainya menikmati salad miliknya tanpa ada keinginan berbagi dengan sang adik. Suara lirih adiknya saja ia abaikan.

"Kan Awan sudah ada bagiannya, dan itu bagian abang, kasihan dong jika dipinta oleh Awan, bagian abang jadinya berkurang" Bila masih terus membujuk si bungsu agar berhenti meminta bagian Gema.

"Heum.." gumam Awan menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah karena sudah meminta bagian Gema, padahal ia sudah memiliki bagiannya sendiri.

"Kemari." Terdengar suara Gema sambil mengangkat sendok yang berisi strawberry dan fla salad miliknya.

Kepala Awan terangkat saat mendengar suara datar sang kakak, ia langsung menoleh dan mendapati kakaknya sedang menatap tajam ke arahnya. Mungkin saja kakaknya itu muak mendengar rengekan miliknya, itulah yang ada dalam pikiran Awan.

Namun, tanpa rasa malu Awan langsung mendekat ke arah sang kakak sambil membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Gema.

"Heum .. enak, butuh ciuman tidak?" Goda Awan yang mengingat jika dulu Gema sering sekali meminta ciuman darinya.

"Cih, jangan harap kau menciumku..!!" Jawab Gema dan langsung mengalihkan pandangannya, tiba-tiba ia merasa malu akan masa lalu.

"Hihi terima kasih Abang Gema jelek..!!" Ucap Awan dengan antusias, lalu ia berlari menuju kamarnya sebelum mendapat respon apapun dari sang kakak.

"Ekhem .. terdeteksi ada yang salah tingkah di sini" ledek Abi sambil menatap Gema dengan tatapan mengejek.

"Ayah aneh..!!" Sahut Gema tanpa sadar memasukkan sendok yang digunakan untuk menyuapi Awan ke mulutnya, untuk membersihkan fla yang masih menempel di sendok tersebut.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang