7 | Disclosure and Friendship

9 1 2
                                    

Pemuda itu melirik-lirik ponselnya. Sudah sekitar jam sebelas! Dia hampir menunggu di bandara sekitar tiga jam. Jemputan yang akan menjemputnya ke rumah sementaranya itu belum kunjung datang.

Ponselnya berdering. Ia mengangkat telfon itu.

"Pak, posisi anda ada dimana? Mengapa lama sekali?"

"Begini nak, Jakarta sedang macet-macetnya. Kau bisa lihat di Gmaps jika kau tidak percaya padaku."

Anak itu menghela nafas perlahan sembari memijat keningnya, "baiklah kalau begitu, saya tunggu di mall daerah Cengkareng. Mungkin anda bisa menjemput saya lebih cepat disana."

"Baik, nak. Tapi, mall mana ya?"

"Akan saya share loc, saya tunggu kehadiran bapak." Pemuda itu segera mengotak-atik ponselnya. Setelah itu, ia memanggil taksi untuk mengantarkannya ke mall yang di maksud.

***

"MIYAZUKI! AYO CERITAKANN!!"

"Ayo Mi-chan. Tidak apa-apa kok,"

"Miyazuki ... Jangan buat kita mati penasaran setelah kita UTS lho!"

Posisi Miyazuki kini terhimpit. Hampir sebulan ia memendam ceritanya itu. Pasal kekuatan halilintarnya memang belum ia ceritakan. Itu yang membuat teman-temannya sedikit geram padanya. Padahal sudah jelas bahwa ia adalah 'manusia super'.

Harusnya, ia tidak perlu menyembunyikan itu lagi. Tapi setiap ditanyai tentang kekuatannya, ia pasti akan lari atau menghindar. Atau mengalihkan topiknya dengan topik lain.

"Aku .... Tidak bisa-,"

"CERITAIN AJA LAH!"

"Tapi ...,"

"GAK ADA TAPI-TAPI! CERITA AJA WOI!"

Miyazuki tersentak. Kondisi kelas 9D kembali menegang.

Pak Iwan mendengar semua itu langsung ke kelas untuk melihat keadaan. Benar saja, Miyazuki kini seperti anak ayam yang sedang di kelilingi ular-ular raksasa.

"Aduh anak-anak!! Ada apa ini?!"

Yu Jin mewakili semuanya pun melontarkan pertanyaan yang sama seperti ke Miyazuki.

"Oh, masalah itu ... EH?!"

Sang bapak terkejut juga. Bukan karena kekuatan yang ada pada Miyazuki, tapi ia heran mengapa teman-temannya itu mengetahui rahasia si gadis berkerudung?

"Uhm, Miyazuki?" Miyazuki menunduk takut. Pak Iwan memiringkan kepalanya. Ada apa sebenarnya? Mengapa anak ini malah takut padanya?

"Miyazuki, tenanglah. Bapak tidak akan marah," murid-murid yang lain terkejut bukan main. Dilihat dari ekspresi sang guru yang terlihat santai-santai saja.

"Eh?! Bapak udah tau?" Pak Iwan mengangguk dan meminta Yu Jin menutup pintu kelas. Benar, saatnya Miyazuki menceritakan siapa dia.

"Nak, sebaiknya kamu ceritakan saja. Bapak sama sekali tidak menduganya juga. Tapi kalau sudah begini, ya mau bagaimana lagi? Bau kentut juga akan tercium walaupun sudah disembunyikan dengan berbagai cara,"

Miyazuki mengangguk. Lalu menceritakannya secara singkat.

"Se-sebenarnya, aku bisa mengendalikan kekuatan halilintar, petir versi mematikannya. Tidak, bukan halilintar, melainkan Voltra," Miyazuki membenarkan pendapatnya.

The Freaks Of Unbreakble Season 0 (Semester 1 & 2) [BOEL Tahap 1-3 + BOFU]Where stories live. Discover now