15 | 'Teen Dinner'

5 0 0
                                    

".... Menjadi ....,"

Kringg!!!

"....menjadi bel masuk jam siang," Sambung Yulissa yang diikuti oleh tawa sahabatnya.

"Sialan. Hah .... Baiklah, sampai sini saja. Besok aku cerita lagi," Nindi mendahului teman-temannya yang masih setia duduk di kantin. Terlalu cepat memang durasi bel nya. Kurang lama istirahatnya. Sepanjang jalan, Nindi mendengus kesal.

Daripada kena tegur anak-anak OSIS, Miyazuki dan yang lain juga berhamburan ke kelas masing-masing. Kecuali Vina, Yulissa, dan Rahma yang satu kelas dengannya.

Hari ini mereka hanya ada jam tambahan saja. Yaitu pedalaman materi untuk ujian nasional. Karena hari ujian itu sekitar bulan Mei, jadinya mereka harus mengejar target itu. Bahkan guru-guru saja sampai berharap mereka belajar di luar sekolah agar bisa dapat SMA negeri.

Kalian bayangkan saja kursi di SMA negeri itu di perebutkan oleh sekian siswa. Satu banding miliaran anak. Sungguh gila. Apalagi di Jakarta.

Untungnya, Miyazuki tidak ada les hari ini. Jadi ia bisa beristirahat dengan aman dan tentram. kalau tidak, bisa kalap dia.

Sekitar dua jam akhirnya bel pulang dibunyikan. Miyazuki memutuskan untuk kembali kerumahnya. Dia juga tidak ada kegiatan lain hari ini.

Setelah mandi, ia merebahkan dirinya di atas kasur. Lalu secara tak sadar ia memejamkan matanya yang lelah. Tapi sepertinya keadaan sedang tidak memihaknya.

Ponselnya berdering keras. Miyazuki mengambil ponsel itu dari atas meja belajar. Sedikit ada rasa malas, namun kalau itu penting dari sekolah, bisa-bisa ketinggalan info.

"Ternyata Aigan," Miyazuki mengangkat telfon itu.

"Uhm, Ada apa Aigan?"

"Kau ada waktu kosong? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan sebentar."

Eh? Mendadak sekali?

"Ah.... Kosong sih. Memangnya kenapa? Tumben mau mengajakku jalan-jalan."

"Aku .... Bosan dirumah,"

"Sore aja ya? Sekalian makan malam?" tawarnya.

"Oke. Ku jemput nanti."

Telfon mereka diputuskan sepihak. Miyazuki kembali melanjutkan acara rebahannya yang tertunda. Sungguh nikmat mana yang engkau dustakan.

***

"Pakaianmu .... Rapih amat?" Miyazuki melihat outfit Aigan dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ini terlalu rapih yang hanya sekedar makan malam.

"Biarkan. Lagipula baju pergiku hanya ini saja. Yang lain sedang di cuci." Miyazuki mengangguk paham. Lalu mereka menaiki motor milik Aigan ke suatu tempat.

Blaze: Anjay, bang Hali bisa naik motor.

Malam itu serasa milik berdua. Angin malam hari ini cukup hangat. Walau begitu, masih bisa dikatakan nyaman untuk berjalan-jalan.

"Mau makan dimana?"

"Ikuti saja. Nanti akan kau lihat sendiri,"

Sebuah bangunan cafe berdiri kokoh di ujung jalan. Bangunan itu memiliki rooftop diatasnya sehingga bisa melihat suasana hiruk pikuk ibukota yang selalu sibuk. Minimalis tetapi elegan. Estetik? Tentu saja iya!

Miyazuki dan Aigan masuk ke dalam cafe dan menaiki tangga menuju rooftop. Dari salah satu meja, terlihat tiga orang lainnya yang tengah melambai-lambai ke arah mereka berdua.

The Freaks Of Unbreakble Season 0 (Semester 1 & 2) [BOEL Tahap 2 + BOFU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang