11 | Night Jurit Ghost

4 0 0
                                    

"Selamat malam, Uzoyakie -san ...."

"Hah?!"

Makhluk itu turun dari langit-langit lorong. Benar apa yang dikatakan salah seorang anggota kelompok Yu Jin. Rambut panjang. Miyazuki sangat membencinya. Sekarang, ia berjalan merangkak ke anak-anak itu.

"Siapa kau?!" Tanya si bocah berkerudung itu dengan hati-hati.

"Khe .... Khe .... Khe .... Sudah tiba .... Ya???" Langkah makhluk itu menjadi lebih cepat daripada yang tadi. Tinggal beberapa meter saja, ia sudah bisa menjangkau kelompok Miyazuki.

"SEMUANYA! LARI!!" Aba-aba Miyazuki yang mendadak membuat sebagian anak-anak di kelompoknya menjadi tremor. Tapi daripada di tangkap makhluk itu hidup-hidup, lebih baik mereka berlari tanpa kepastian.

"Vo-voltra .... Sekarang apa yang harus aku lakukan ....,"

"Tetap lurus, jangan berbelok kemanapun!"

"Kau yakin?" 'Voltra' berdeham yakin.

"O-oke ...,"

"TEMAN-TEMAN! TETAP LURUS! JANGAN KEMANA-MANA!" Miyazuki mendapat jawaban dari yang lain, tapi karena nyaru dengan suara teriakan, jadinya tidak terlalu dengar.

***

Langkah mereka terhenti pada sebuah tempat. Berkabut, lembap, dan .... Tidak ada lagi lantai yang mereka pijak sekarang. Kini lantai itu berganti dengan rumput-rumput dan ilalang.

Miyazuki terdiam. Raut wajahnya memperlihatkan kebingungan. Dia dimana?

"Vin? Kita ada dimana ya kalau boleh tahu?" Vina meneguk ludah kasar.

"Mi-chan .... Se-sepertinya kita tidak ada di sekolah ...." Mampus.

Kini Miyazuki tidak bisa berpikir jernih.

"Anu .... Miyazuki? Kamu bisa keluarkan pedang halilintar?"

"Oh, untuk apa?"

"Sekedar untuk menerangi tempat ini," Miyazuki menuruti permintaan Vina.

"Baiklah, Pedang halilintar!" Sebuah pedang kini berada di tangannya. Ya, sebuah keistimewaan daripada pedang yang lain, pedang miliknya bisa menyala layaknya lampu.

Off course Hali can do that, too.

Kini semua sudah jelas. Tempat paling menyeramkan se-dunia.

"I-ini ....,"

".... Ku-kuburan?"

"ADOOHH UDAH GAK BENER INI!!"

"MAMAAA!!! AKU INGIN PULANGG!!!"

Vina meringis ketakutan. Ia sama sekali tidak menginginkan ini. Mati muda? Terlalu dini untuknya. Cita-cita ia mengikuti perkemahan hanyalah mendapatkan kelulusan dari semua kegiatan sekolah. Bukan memacu adrenalin begini.

"Tolong .... Aku takut sekali."

Miyazuki tidak bisa diam begitu saja. Tapi, bagaimana pulang dari sini?

Dari kejauhan, ada sekelompok anak laki-laki yang berteriak ketakutan. Dilihat-lihat, itu kelompok dua, kelompoknya Hiroka.

"EH?! ITUKAN KELOMPOKNYA NAM BAN?!" pekik Yulissa.

"LAH IYA?!"

Untungnya, kelompok Nam Ban melihat sinar merah dari pedang Miyazuki. Sedikit kaget setelah mereka mendekati kelompok anak-anak perempuan. Bukan karena merekanya, tapi karena Miyazuki.

"Eh? Lho .... Senter kalian rada lain ya? Bentuknya pedang gede gitu?"

"Ah, iya .... Sebenarnya ini-," mulut Nindi di tutup oleh Rahma. Ya, Nindi hampir keceplosan.

The Freaks Of Unbreakble Season 0 (Semester 1 & 2) [BOEL Tahap 2 + BOFU]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora