renjun yang duduk disebelah jeno juga terkejut saat merasakan badan Jeno yang bersandar kepada mark tiba tiba.

"eh- jeno! kenapa?" renjun melihat tangan jeno yang berada di perutnya, renjun mengerti. semuanya juga jadi terkejut saat mendengar seruan renjun.

"mual? ke dokter aja, kak mark. belum check ke dokter dari kemarin, kan? mending sekarang aja, aduh salah kita juga malah ngajak main" ucapnya sambil membantu jeno berdiri.

mark merangkul pinggang istrinya dengan hati hati, sedangkan jeno benar benar sedang menahan muntahannya untuk tidak keluar.

"aduh maaf ya, nanti saya yang bayar deh semuanya. saya sama jeno deluan ya" mark sedikit menunduk mengucap salam perpisahan.

haechan menggelengkan kepalanya lalu mengambil botol minum dan memberikannya kepada mark. "gapapa, kak. hati hati ya, ke rumah sakitnya jangan ngebut ngebut"

setelah kedua pasangan itu beranjak pergi, renjun tersenyum membuat yang yang di sebelahnya keheranan.

"kenapa senyum senyum, sayang? takut banget" yangyang benar benar heran.

renjun menyenderkan kepalanya ke pundak yang yang, manja sekali ternyata. haechan menatap renjun jijik.

"firasat gue bilang mereka bakalan punya kembar"

wajah haechan segera berubah, dia tersenyum sangat lebar. sungchan menepuk tangannya, sepertinya mengerti apa yang diomongkan renjun.

"semoga bener ya, gue bener bener seneng, nanti kita party " jaemin terkekeh mendengar ucapan istrinya.

•••

"tadi denger kan kata dokternya apa? nenong jangan banyak pikiran, jangan kecapean, serahin semuanya sama mas. minum susu nya juga sering sering, makan juga harus makan yang sehat."

jeno mendengarkan sambil memainkan jari jarinya, sekarang mereka sudah di mobil setelah dari rumah sakit.

mark melirik istrinya lalu menggenggam satu tangannya sambil menyetir. "mikirin apa sih?"

"mas melk, nanti kalo udah mau lahiran, nenong gimana?"

mark menaikkan sebelah alisnya, "maksudnya gimana, sayang?"

terdengar isakan pelan dari jeno, membuat mark sedikit panik tapi untungnya sedang lampu merah. mark menengokkan kepalanya kepada jeno dan menangkup pipinya.

sepertinya mark harus siap dengan mood swing yang akan dialami jeno selama kehamilannya.

"takut nanti sakit, mas melk" isakannya semakin keras tetapi klakson mobil dibelakang mereka sudah berbunyi. jadi mark segera menjalankan mobilnya dan menepi di tepi jalan.

mark kembali menangkup pipi jeno dan tertawa pelan, "sakit sih sakit, tapi nanti ada mas disisi nenong sampai semuanya beres, nenong bisa lampiasin semua rasa sakitnya ke mas ya, sayang. jangan nangis ah, malu sama dedek nya nih"

jeno tidak terhibur sedikit pun tetapi setidaknya isakannya mereda. mark tersenyum lalu memeluk badan jeno dan mengusap punggungnya dengan sayang.

"yaudah, kalo gitu aku mau semangka"

jeno mendengus saat mendengar tawaan mark, ia mencubit pelan pinggangnya sehingga mark meringis.

"iya, aduh! nenong jangan nangis lagi ya abis ini, sayangku cintaku manisku nenongku cantikku istriku duniaku" mark mengecup seluruh wajah istrinya dengan gemas, jeno tertawa kecil.

baru saja tadi menangis tersedu sedu, sekarang sudah ketawa ketawa lagi. mark benar benar harus siap.

•••


"sayang, masih belum kenyang? mas mau..."

jeno menggelengkan kepalanya sambil mengunyah semangka, tidak lupa dengan handphonenya yang sedang menampilkan video youtube.

mark duduk di sebelah istrinya di ruang makan, lalu menyandarkan kepalanya ke pundak ramping istrinya. "nenong.."

"hm"

"nenong.. mau"

"beli lagi"

"nenong.. sayang, pretty please?" mark bergelayut sambil memeluk lengan jeno, jeno mengerang marah lalu menyuapkan sepotong semangka kepada mark.

mark mengunyahnya dengan senang hati lalu mengecup pipi gembil jeno. tangannya terulur untuk mengelus perut jeno. "anaknya ayah kenyang ga, makan semangka nya? ayah baru kebagian sepotong soalnya si ibun makan banyak banget." ucapnya dengan nada yang sedih.

"tapi... adek suka buah semangka juga, ya? berarti kesukaan adek sama kaya ayah" jeno terkekeh pelan mendengarnya.

"nanti adek sama ayah jangan rebutan semangka ya, soalnya ibun suka juga" ucap jeno diakhiri dengan tawa yang membuat mark mendengus.

"dulu bilangnya ga doyan, sekarang udah kayak maniak semangka" mark mencubit hidung jeno.

"biarin wlee wlee" jeno menjulurkan lidahnya kepada mark lalu melanjutkan untuk menonton.

"nenong, giselle, ayah sama papi mau datang hari sabtu. mas cuti lagi ga ya? bingung banget nih"

jeno mematikan handphone nya lalu mengalihkan perhatiannya kepada suaminya. "gausah, mas. soalnya udah sering cuti, kasian karyawannya kerepotan nih bos nya leha leha di rumah- ADUH! jangan digigit!" pipi jeno digigit pelan mark.

mark melepaskan gigitannya dengan kecupan lalu memeluk badan jeno dari samping.

"yaudah ga cuti nih, tapi beneran? nanti nenong sendirian loh"

jeno mendengus lalu mengelus pucuk kepala mark dan mengecup seluruh wajah nya. "ya gapapa, nenong kan sama adek"

mark sempat bingung tetapi langsung mengerti dan tersenyum lebar, ia mengelus kembali perut jeno dengan sayang.

"yaudah kalo gitu nanti adek jagain ibun ya, kalo engga nanti pas adek udah brojol ga dikasih semangka" jeno terkekeh mendengarnya.




































see you in the next chap! 💟

markno daily ^___^Where stories live. Discover now