Part 30;Dalam bahaya

16.6K 847 28
                                    

Part ini sudah pernah ku publish semalam dan kembali aku unpublish karena ngerasa kurang srek, setelah aku perbaiki, akhirnya aku publish lagi yang versi revisi, ada tambahan isinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part ini sudah pernah ku publish semalam dan kembali aku unpublish karena ngerasa kurang srek, setelah aku perbaiki, akhirnya aku publish lagi yang versi revisi, ada tambahan isinya. Jadi yang udah baca, diwajibkan untuk baca ulang!

Sebelum baca, berikan vote kalian.

Happy reading🖤

30.Dalam bahaya

Usia kandungan Elara sudah menginjak lima bulan yang berarti, ia tengah menjalani fase trimester dua kehamilan. Perut Elara sudah lebih kentara dari yang kemarin-kemarin. Sudah saatnya, Elara mengambil cuti dari segala kesibukan kuliahnya untuk menjaga kandungan dan juga merahasiakan kehamilannya dari kalangan kampus.

Siang ini, Elara ada jadwal pemeriksaan kandungan. Terhitung sudah tiga kali ini ia mengontrol ke dokter kandungan ditemani oleh Atlantik.

Transducer ditempelkan dan digerakkan di area perut Elara. Perhatian Atlantik dan Elara berpusat kearah layar monitor ultrasonografi yang menampilkan gambar sebuah janin yang perkembangan organnya sudah nyaris sempurna.

"Ra? Kok bibit unggul gue kagak gede-gede? Apa bener itu calon bayi kita? Mungil banget, pertumbuhannya lamban, kek siput. Kerdilnya kayaknya ngikut gen lo deh."

"Namanya juga janin. Mana ada yang gede? Kalo mau besar, tunggu lahir aja."

"Mau lihat jenis kelaminnya?"

"Emang sudah bisa terdeteksi?" Tanya Atlantik memastikan.

"Tentu saja. Janin diusia 18-20 minggu, jenis kelaminnya sudah dapat terdeteksi."

Tak langsung merespon, sepasang Suami Istri itu, saling bertukar pandang dahulu. Senyum Elara mengembang, lalu keduanya mengangguk kompak pada sang Dokter.

Elara menggoyang pergelangan tangan Atlantik semangat. "Atla! Atla! Ara gak sabar mengetahui jenis kelamin baby!"

"Bentar Ra! Gue tegang nih. Jangan sampe cowok, bisa dapet saingan berat gua."

"Ish! Padahal Atla pernah bilang, pengennya anak laki-laki biar bisa menjaga dan melindungi Ara dengan baik."

"Yah, itukan sebelum gue mau tanggung jawab. Sekarang udah ada gue yang bisa jadi perisai untuk lo. Gue pengennya cewek. Titik, gak pake koma!" Atlantik kekeuh, tak mau kalah.

"Biar apa begitu?"

"Biar kasih sayang lo gak kebagi sama cowok lain."

Ungkapan Atlantik disapa delikan tak habis pikir dari Wanita hamil tersebut. "Idih! Sama anak sendiri juga di posesifin?"

"Biar! Masalah?! Suami tetap jadi pemenangnya!"

Kedua mata Atlantik terpejam erat, mengusap-usap kedua tangannya. Tak urung, memanjatkan doa di ujung bibirnya. "Semoga cewek, semoga cewek."

PANGERAN ATLANTIK (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang