3.KUAT

3 0 0
                                    

"Tapi ren, lo gatakut ketahuan kalo lo udah nyuap itu juri" ucap amel teman suren juga junior

Deg

Jantung arasya berdetak kaget memdengar perkataan dari balik pintu
"Jadi mereka bedua" ucap arasya pelan dengan hati yang sangat sakit dan amarah yang semakin lama semakin tak terkendalinakan

"Yang penting lo tutup mulit aja, awas lo kalo...." Belum sempat siren melnanjutkan perkataannya arasya membuka pintu dan menatap wajah siren dan amel dengan raut wajah marah

Arasya berusaha tenang, dan tidak gegabah, meskpin rasanya ia ingin meninjunya dengan keras sampai tersungkur ke lantai

Siren dan amel langsung terkejut dan panik, terlihat jelas di wajah mereka bahwa mereka ketakutan

"Kenapa ngelakuin ini ke gue?" Tanya arasya dengan raut wajah yanh sangat² dingin "gue tanya JAWAB" bentak arasya sehingga membuat tubuh siren dan amel terkejut memdadak

"Ja jadi..., gini kak, aku tidak bermaksud.." ujar amel yang mau menjelaskan langsung di selat oleh siren

"Gaperlu bohong mel, kita lakuin ini karna iri dan gamau dia lolos, karna dia gapunya bakat meskipun jadi senior kita" ucap siren mencoba melawan arasya

Pengakuan siren tersebut membuat hati arasya bertambah sakit, sampai mau bicarapun tidak bisa "andai aja mukul orang itu dapet pahala" ucap arasya gedeg dengan perilaku buruknya siren

Arasya yang melihat wajah siren seperti tidak punya dosa, membuat arasya benar² mau memukulnya "ren, lo gak satu dua kali kayak gini ke gue, oke iya emang gue ga punya bakat menurut lo, dan emang lo lebih berbakat dari gue, saking berbakatnya sampai yang masuk audisi gue bukan lo" ujar arasya

"Maksut lo ngehina gue gitu apa,gue gapeduli meskipun lo senior gue, dengan sifat lo kayak gini ngebuat ga ada bagus²nya di contoh semua junior²" ujar siren

"Gue gapeduli" bentak arasya "ren gue udah muak sama sifat lo, asal lo tau, lo gabakal bisa makan kalo bokap lo gak di gaji sama papa gue pahamm!!!" Arasya langsung pergi dari hadapan mereka berdua

"Siren, menurutlo ga bahaya apa begini" ucap amel khawatir sambil mendorong pundak siren

"Gue tau, tapi ahhhhh udahlah, terlanjur juga" ujar siren sambil mengusap kasar wajahnya

*******

"Sya arasya" seseorang mengguncang tubuh arasya sangat kencang sehingga membuat arasya bangun dari tidurnya
"Capek banget ya, sampai tidur disini" ucap erza

Arasya melenguh "kenapa, dimana gue" ucap arasya yang belum membuka matanya jelas

"Di surga" ujar erza mengabuli arasya, yang tidk ada respon apapun membuat erza bernafas kasar "di ruang latihan sya,lo tidur disini selama 2 jam" ujar erza

"Ha? 2 jam? Perasan gue tadi cuma sandaran doang disini" ucap arasya melihat jam di ponselnya yang menunjukkan jam 17 : 29

"Yang lain udah pulang, lo gamau pulang juga, apa mau nginep disini sekalian" ucao erza beediri dari jongkoknya

"Pulang lah" singkat ucap arasya, disaat arasya membereskan barangnya ia tiba² ingat kejadian dimana ia dikamar mandi mendengarkan siren berkata yang tidak pantas kepadanya.

Arasya melamum dengan wajah lesu membuat erza khawatir "kenapa sya?" Tanya erza

"Gapapa kok" arasya bangkit dari duduknya "cuma laper aja belum makan, lo gaberniat traktir gue za" ucap arasya mengulum senyumnya

"Dih, ya udah ayok² " ucap erza dengan wajah heran, "makan apa, sate, bakso, seblak, martabak,pangsit, pizza, burger" ujar erza sambil berjalan di samping arasya

Dengan singkat arasya menjawab "telur gulung"  jawaban arasya membuat erza memasang wajah kecut dan berhenti berjalan

"Kenapa gamau traktir gue" ucap arasya "ya udah gue beli sendiri"  arasya meninggalkan erza

"Eh, apasih gue traktir sya" ujar erza

"Ya udah ayokkkkk" teriak arasya dengan lagak tomboynya

Brukk erza menendang bokong arasya seperti ke teman laki²nya "lo bisa diem gak sih" arasya memukul punggung erza dengan keras membuat erza meringis kesakitan

"Sensi amat lo sya akhhh" ujar erza "jelek lo kalo gitu" lanjut lagi

"Terus emang kenapa kalo gue jelek lo mau ninggalin gue sendiri, gajadi traktir gue iya, ya udah pergi aja gausa sama gue yang wajahnya kayak babi" omel arasya

Erza menutup mulutnya "sya gue becanda, astaga lo pms haaa" ujar erza

Bok bok bok bok arasya memukul erza berkali kali "syaaaa sakit tau , sinting lo ya" erza mengusap usap pundaknya yang di pukul

Arasya mengusap hidungnya keras "fuckkkkkkkkkkkk" teriaknya terus berjalan

"Astaufirullohhhhhh sabar sabar zaaa" erza mengusap dadanya pelan

*******

Sesampainya di gang pertigaan erza dan arasya saling berpamitan pulang karna dari sini rumah mereka berlawan arah

"Tanks za, traktirnya" ucap arasya tersenyum sambil melambaikan tangannya "jangan kapok ya, jangan kapok traktir gue" cengir arasya, sebab saat di tempat jajanan arasya membeli banyak makanan yang berbeda beda, sampai membuat erza kebingunan, melihat arasya kesana kemari membeli makanan

"Gapapa sya, gue seneng bisa traktir lo kayak gini" ucap erza tersenyum

"Oke bay za sampai jumpa besok" ujar arasya yang melangkahkan kakinya hanya satu langkah tiba ² erza memanggilnya

"Sya, lo baik baik aja kan" ucap erza menatap mata arasya dengan pekat begitu juga arasya

Rasa sesak di dada arasya ketika ada yang mempertanyakan soal itu disaat arasya tidak baik² saja

"I'm okay" ucap arasya sambil meneteskan air matanya "gue bisa ngejalani ini kok za" lanjut arasya semakin meneteskan air matanya

Sebenarnya adalah disaat kejadian arasya dan siren di kamar mandi, tidak sengaja erza lewat dan mendengarkan pertengakaran mereka

"Sya sini" erza memberikan pundaknya untuk arasya yang sangat menginginkan seseorang yang mengerti isi hatinya "nagis aja gapapa" ucap erza menepuk punggung arasya, membuat arasya semakin menangis sesenggukan

"Za usaha gue selama 8 bulan sia²" ucap arasya sambil menangis

"Ga ada yang sia² sya, lo hebat kok, cuma salah lo terlalu kuat untuk menutupi semuanya" ujar erza

"Gue mau berhenti disini ja za,gue udah capek, dalam 3 audisi gue selalu gagal" ucap arasya

Erza langsung melepas pelukannya dengan arasya dan memegang kedua pundak arasya "lo gaboleh nyerah, apapun yang terjadi gue bakal dukung lo sampai lo bisa ketempat yang lo mau, baru gue bakal ngelepasin lo sya" ucap serisu erza


RAHASIAWhere stories live. Discover now