"Ngomong-ngomong, gimana keadaan kamu? Masih mual?" Kazam menggeleng dengan wajah datarnya.

"Pagi ini lagi gak kerasa"

"Kalo gitu aku kebawah dulu" Ajma mengambil hijab instannya dan memakainya seraya keluar kamar.

Kazam terdiam dengan ekspresi yang sulit di artikan. Detik berikutnya Ia berdecak dan menghela nafas gusar.

"Bahkan setelah kamu maki-maki, kamu tuduhkan sesuatu yang enggak dia lakukan, dia masih bisa bersikap baik sama kamu Zam!!! Dimana akal sehat kamu selama ini? Astagfirullah ya Allah, maafkan hamba" Kazam mengusap wajahnya kasar.

***

Satu pesantren tiba-tiba heboh ketika sebuah kabar yang mengejutkan datang lewat notifikasi handphone mereka. Bahkan yang tidak membawa handphone pun ikut mendengarkan kabarnya dari mulut ke mulut.

"Hiks... Tega banget si yang nyebarin berita hoax itu" Ajma terisak-isak di pelukan Naldo.

Naldo menatap sang adik prihatin, Ia mendekap hangat tubuh Ajma berusaha menenangkannya.

"Abang gak tega sama kamu Gi. Ujian kamu begitu banyak dan besar"

"Kalo Umi sama Abi tau, apakah mereka akan lebih percaya berita ini?" Hal itulah yang Ajma khawatirkan.

"Nanti kamu jelasin secara perlahan, insyaallah nanti Abang bantu juga" Ajma menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Naldo sambil meluapkan emosinya.

Tanpa mereka sadari seorang laki-laki berkemeja abu sedang memperhatikan mereka dengan wajah prihatin. Penyesalan yang mendalam dirasakan hatinya. Ia menyesal karena telah lalai menjaga istrinya, Ia menyesal karena bukan Ia yang menjadi tumpuan untuk kesedihan istrinya, serta Ia pun menyesal tidak dapat menghentikan tersebarnya berita hoax itu.

"Apa mungkin ini ulah Via? Apakah dia berani bertindak sampai sejauh ini? Kenapa aku berfikir jika ini ulah Via ya? Insting aku seolah-olah berkata demikian"

****

Untuk seharian Ajma mengurung diri di kamar. Ia benar-benar takut untuk keluar. Ia takut semua orang akan menghakiminya. Untuk kesekian kalinya Ajma menyeka air matanya kasar.

"Ya Allah cobaan apa lagi ini. Dulu, pernikahan ku sangat bahagia, sangat indah. Kenapa sekarang jadi berantakan seperti ini? Dan kenapa rasanya masalah rumah tangga ku terus bertambah" Ajma menatap langit malam dari balkon kamar Kazam.

Atensinya teralihkan ketika tangan putih kekar menyodorkan tisu kearahnya. Ajma cukup terkejut melihat Kazam yang sedang berdiri di sampingnya.

"Makasih" ucapnya seraya menerima tisu tersebut dan Ia gunakan untuk mengusap air mata di pipinya.

Grep....

Ajma mengerjapkan matanya terkejut saat tiba-tiba Kazam menarik tangannya dan langsung memeluknya erat.

"Mas__"

"Aku minta maaf" Kazam membelai lembut kepala istrinya yang masih tertutup hijab.

Ajma tertegun mendengar itu.

"Gak seharusnya aku memperlakukan kamu seperti itu. Kamu istri aku, harusnya aku lebih percaya sama kamu. Aku minta maaf" Ajma tersenyum hangat seraya membalas pelukan suaminya.

"Mas, gak papa kok. Aku gak pernah marah sama kamu, aku udah ikhlas sama masalah yang kemarin"

"Aku benar-benar menyesal sudah menyia-nyiakan istri sebaik kamu. Entah terbuat dari apa hati kamu. Bahkan setelah aku mencampakkan kamu, kamu masih tetap bersikap baik sama aku"

"Aku sayang sama kamu Mas. Aku gak mungkin membenci orang yang aku sayang"

Kazam mengurai pelukannya dan menatap wajah sembab istrinya seraya mengusapnya lembut.

"Aku gak pernah ke pengadilan buat ngajuin perceraian kita. Jadi, sampai kapanpun aku gak akan pernah cerain kamu"

Ajma menunduk dengan raut anehnya.

"Kenapa hmm? Kamu tidak mau?"

"Bukan. Aku seneng kalo kamu membatalkan perceraian kita. Tapi... Aku terus terang aku gak mau liat kamu deket lagi sama Via. Gak peduli berapa lama kamu sahabatan sama dia, kalo kamu bener-bener sayang sama aku, tolong jauhi dia. Kalo kamu gak mau mending perceraian kita lanjutkan saja. Aku udah capek hati Mas liat kamu sama dia" Ajma menatap langit malam dengan mata berkaca-kaca.

Kazam mendekati istrinya seraya menyentuh kedua pundaknya lembut. "Aku janji bakalan jauhin dia. Dia memang pantas di jauhi" tekad Kazam.

Ajma menoleh ke arah Kazam dengan raut herannya. Ia pikir Kazam akan menolak tapi ternyata jawabannya di luar ekspektasinya.

"Kamu serius?" Kazam mengangguk yakin.

"Mari kita hadapi masalah ini sama-sama. Jangan sedih lagi, ada aku disini"

Ajma tersenyum lirih sambil memperhatikan wajah tampan Kazam di depannya. Tangannya terarah untuk menyentuh pipi mulus suaminya.

"Aku gak percaya kamu kembali sama aku Mas" Kazam tersenyum teduh seraya memejamkan mata dan menyatukan kening dengan istrinya.

"Kamu akan selamanya menjadi jodoh dunia akhirat ku" Ajma pun memejamkan matanya sambil tersenyum simpul.

"Aamiin"

Ting...

Atensi Ajma teralihkan ketika mendengar suara notifikasi handphonenya.

"Sebentar Mas" Ajma pun mengambil handphonenya yang Ia letakkan di atas kursi santai.

"Ha? Apa ini? Kok Instagram sama akun tiktok aku tiba-tiba munculin notif banyak banget?" Bingung Ajma.

Different Brother✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora