Heart Flight ✈ Chapter 16

175 0 0
                                    

*



“ Lita.. Reffialy,”

“ Hadir,”

“ Olivia Jibran,”

“ Hadir,”

“ Jesslyn Khay,”

“ Hadir,”

“ Jihan.. Layisa,”

Tak ada suara dari sang empunya nama. Membuat seluruh para peserta training saling melihat satu sama lain. Namun pada kenyataannya orang yang mereka pikir tidak mendengar namanya dipanggil memang tak ada di antara mereka.

“ Saya ulangi sekali lagi. Jihan Layisa? “

“ Izin.. karena sakit,”

Siti menatap laki-laki yang menyahutnya barusan.

“ Sakit? Sakit apa? “

“ Ermm.. Itu, gejala datang bulan,”

Untuk saat ini, hanya itulah alasan yang ada di otak Wildan. Sejujurnya saat di tempat kerja beginipun ia masih sering mengkhayal tentang tubuh polos Jihan yang merespon gairahnya dengan baik. Mengakibatkan ia akan sering ke kamar mandi untuk melakukan solo.

Membayangkan tubuh indah Jihan yang berada di bawahnya, menempel dengan dada bidangnya dan perut sixpact-nya dengan organ reproduksi yang tenggelam dalam missv hangat Jihan. Menyatu sempurna dan menciptakan gerakan erotis yang indah. Oh tidak.. dia ingin ‘solo’ lagi..!

“ Gua ke toilet bentar,” ucapnya dengan nada pelan dekat dengan telinga si wanita ground staff.

Siti meninggalkan daftar nama di tangannya. Ia menarik nafas dan mau tidak mau memulai training tanpa kehadiran satu orang peserta. Padahal absensi merupakan point yang sangat penting. Dan seharusnya peserta yang absen satu hari sudah dianggap gugur.


*


Jihan berusaha sekuat tenaga. Berlari menerobos bandara meski harus menahan keram pada lututnya. Tapi ia sama sekali tidak mau terlihat berjalan pincang didepan siapapun.

Dalam hatinya yang paling dalam ia menyesali tubuhnya yang tidak bisa menahan nafsu dan terlalu mudah jatuh dalam sentuhan Wildan. Tapi di sisi lain ia juga merutuki Wildan yang seenaknya mengajaknya berhubungan dengan mudah seolah dia adalah isterinya.

But hey, siapa yang patut disalahkan sebenarnya?!


*


Jihan berhenti setelah sampai di depan ruang training. Mengatur nafas yang terengah sambil merukuk. Tidak memperdulikan keringat yang menetes di tubuhnya dengan deras, bahkan sama derasnya dengan saat ia dan Wildan bercinta semalam.

Seisi ruangan menatap kearah Jihan ketika ia tiba. Jihan tahu ia terlambat dan semua orang pasti bertanya-tanya betapa beraninya dia terlambat sampai hampir satu jam begini.

“ M..Maaf, Pak. Saya terlambat,” ucapnya terbata.

Siti menatap sekelilingnya. Namun ia tak menemukan jawaban karena semua training calon kru kabin juga ikut menatap Jihan kaget.

Siti pun beranjak.

“ Jihan Layisa? “, ia bertanya apakah gadis cantik didepannya adalah peserta yang absen tadi atau bukan.

Jihan mengangguk. “ Iya,”

Siti kembali menatap sekitarnya. Ia sama sekali tidak tahu bagaimana cara mengatakannya kepada Jihan. Ia berada di posisi yang serba salah, karena jika ia menoleransi Jihan, seluruh para training pasti akan iri dan bukan tidak mungkin akan ikut-ikutan absen seperti dia.


*


“ Gue pikir lo sakit,” Sandi berkomentar seraya membawa nampan makan siang dari kantin. Ia berjalan beriringan dengan Jihan saat ini.

Jihan hanya menghela napas berat. Ia memang sakit. Tapi bukan sakit karena sebuah penyakit. Melainkan sakit karena memuaskan nafsu orang!

Ia menggeleng kepalanya kuat. Matanya dikerjapkan sejenak untuk menghilangkan kunang-kunang di kepalanya.

“ Keren lo, sampai Pak Wildan aja tahu kalau lo sakit. Dia yang bilang ke pelatih ground staff biar ngasih izin buat lo,”

Jihan tak lagi mendengar apa yang di katakan Sandi karena kunang-kunang dikepalanya kian merajalela. Sampai semuanya menjadi gelap.

Gelap tanpa menyisakan cahaya sedikitpun.

Dan mendadak suara disekitarnya menggema kemudian lenyap tak bersisa. Hingga ia mendadak tuli.


*


Aroma hangat cairan lavender membangunkan gadis manis yang hampir 2 jam berbaring di bangsal. Ia tak sadarkan diri. Tak bisa mengingat apa yang terjadi sebelum ia kehilangan kesadarannya.

Jihan mengernyitkan dahi. Berdesis sambil memegang kepalanya.

“ Gua kenapa?! “

Charlie, John, Sandi, dan beberapa anak training menoleh ke arah asal suara.

Wildan langsung memperbaiki ekpresinya agar terlihat se-cool mungkin. Ia berdehem dan beberapa kali mengerjapkan mata.

“ Ermm.. Oke, semuanya. Silahkan kembali ke kabin untuk melanjutkan latihan kalian. Senior-senior kalian akan melatih kalian flight preparation sebelum kalian benar-benar menjalani flight training. Kalian ingin belajar lebih cepat kan? “, ujar John setelah mendapat kode dari Wildan—kode bahwa ia hanya ingin ditinggalkan berdua dengan Jihan.

Maka Sandi dan beberapa anak training lainnya yang ikut membawa Jihan ke klinik beranjak.

Setelah yakin mereka pergi, Wildan mendekati Jihan dan berbicara sedikit berbisik agar tak ada orang lain—selain Charlie dan John— yang menguping.

“ Kan saya pernah bilang kalau lagi nggak bisa datang jangan di paksain?! “

Wildan tahu ia tak punya hak memarahi Jihan, tapi ia tidak mau Jihan kenapa-napa karena itu artinya ia tidak bisa berhubungan dengan Jihan lagi jika ia sakit.

“ Anda ini siapa sih? “, Jihan menatap Wildan masih sambil memegang kepalanya yang berdenyut.

Terang saja Wildan heran dan bertanya.

“ Kamu amnesia? “

“ Maksud saya Anda ini siapa ngatur-ngatur saya??! “, tegas Jihan yang membuat Wildan kemudian mengerti.

“ Saya emang bukan siapa-siapa kamu, tapi saya peduli sama kamu. Lagian gimana kamu mau jadi pramugari kalau fisik kamu lemah kayak gini? “

“ Gimana? Lemah gimana maksudnya? Bapak nggak ingat Bapak ngapain saya sem—@&#:@:!anmmphhh...!! “

Wildan membekap mulut Jihan dengan tangan kirinya. Meski John dan Charlie adalah rekan kerja lamanya tapi tetap saja Wildan masih punya urat malu untuk menceritakan masalah hasrat seksualnya.

Tetapi karena gadis manis itu meronta-ronta iapun terpaksa melakukan cara lain, yaitu membungkam bibir Jihan dengan bibirnya.

Charlie dan John membelalakkan mata mereka. Perlahan dan secara bersamaan mereka melangkah mundur, meninggalkan ruangan itu diisi dua sejoli yang sedang bertengkar.

Mereka tahu kebebasan orang-orang dalam berekspresi memang beragam sekarang ini, tapi tetap saja mengumbar physical touch yang kategorinya sudah intim didepan orang itu tidak sopan, walaupun termasuk love language!

[🔞] HEART FLIGHTWhere stories live. Discover now