Chapter 02.

9 2 0
                                    

Happy Reading!!!

Sunyi, tenang menggambarkan keadaan dalam kelas XI Ipa 1, kelas yang ditempati oleh Bulan. Seperti biasa pagi-pagi sekali Bulan sudah berada di kelasnya sendirian menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya.

Waktu terus berjalan para siswa mulai memasuki ruang kelas dikarenakan bel masuk akan berbunyi sebentar lagi, namun Bulan masih diposisi yang sama.

"YUHUUUU BULAN," teriak Bianca, sahabat Bulan dengan wajah yang ceria.

Bulan yang terusik dengan teriakan sahabatnya pun mengangkat kepalanya menghadap Bianca.

Bianca yang melihat wajah sembab pun membelakakan matanya. "omaygat lo kenapa Bulan?" tanya Bianca.

"Aku? Gak papa," ucap Bulan.

"Gak papa gimana mata lo sembab, lo abis nangis? Siapa yang bikin lo nangis, apa si Bintang itu heh!?" ucap Bianca.

"Apaan sih aku gak papa, tadi malem abis begadang nonton drakor sedih aja, jadi aku kebawa perasaan," ucap Bulan.

"Kirain gue lo kenapa-kenapa, udah siap mau hajar Bintang padahal kalau misalkan bikin lo nangis," ucap Bianca sambil memperagakan seperti ingin menonjok seseorang, Bulan yang melihat kelakuan Bianca pun terkekeh.

"Ada-ada aja kamu," ucap Bulan sambil terkekeh.

Bianca yang melihat Bulan terkekeh pun ikut tersenyum. "Ehhh lo tau gak? Hari ini Altair ada pertandingan basket antar sekolah, nonton yuk," ajak Bianca.

"Gak mau ah mager," tolak Bulan lalu menelengkupkan wajahnya.

"Ayolah gue mau liat kak Bian, ganteng banget pasti ganteng banget, sekalian lo semangatin tuh si Bintang," bujuk Bianca.

"Gak mau, mager," tolak Bulan lagi.

Bianca cemberut mendengar tolakan lagi dari Bulan pun cemberut. "Gue traktir siomay deh, tapi lo harus ikut ya ya ya," bujuk Bianca lagi.

"Ayolah Bul, nonton yaa temenin gue."

"Huftt, iya iya aku ikut," ucap Bulan.

"Nahh gitu dong kan jadi makin tayang," ucap Bianca sambil cengengesan sambil memeluk Bulan dari samping.

"Geli tau Bianca," ucap Bulan dengan raut wajah bergidik ngeri.

Mereka terus mengobrol hingga guru pelajaran tiba.

"Pagi anak-anak," ucap pak Bondan, guru Fisika Bulan dan teman sekelasnya.

"Pagi pak."

"Ikan hiu makan kerapu, hari ini ulangan ya anak-anakku," ucap Pak Bondan dengan senyuman lebar, sedangkan para siswa mengeluh karena ada ulangan dadakan dan membuat kelas menjadi ramai.

"Pak, masa dadakan banget."

"Belum belajar pak."

"Undur aja pak."

Dan banyak lagi suara siswa yang mengeluh tak mau ulangan dadakan.

Pak Bondan yang mendengar keluhan mereka pun sedikit kesal. "Ini baru ulangan harian, Ujian hidup aja mau siap atau gak pasti harus di hadapi," ucap Pak Bondan. Semua murid seketika terdiam.

Pak Bondan menghela nafasnya melihat keterdiaman para murid. "Baiklah ujiannya lusa saja, sekarang buka halaman 97," ucap Pak Bondan, membuat para murid bersorak karena tidak jadi ulangan.

Bulan dan para siswa-siswi di kelas pun mengikuti pelajaran dengan tertib meski terkadang ada candaan agar kelas tidak tegang-tegang banget.

Hingga bel istirahat berbunyi para siswa dan siswi berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perutnya. Begitu pula dengan Bulan, ia dan Bianca baru saja akan menuju kantin namun terhenti sejenak karena melihat Bintang ada di depan pintu kelasnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 27 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Star & MoonWhere stories live. Discover now