Darah mengalir dari pelipis Silla. Gadis itu tersenyum mengejek. "Lo tahu? Gue yang sebagai kakaknya Navya saja mengakui kekalahan. Apalagi lo? Lo bukan lawannya. Bahkan tanpa bantuan Samuel adik gue bisa membunuh lo," ucap Silla. Kepala Silla terus mengeluarkan banyak darah.

Freddy beranjak dari duduknya, dia melangkah mendekat ke arah Silla. Sudah tiga hari Silla dia tahan untuk dia jadikan umpan. Freddy mencengkram kuat dagu Silla. "Kita lihat saja nanti, siapa yang akan mati di sini. Gue atau adik kesayangan lo itu.Oh, ya, gue denger adik lo lagi hamil, sepertinya bagus kalau gue menghancurkan janin adik lo terlebih dahulu," bisik Freddy dengan tersenyum sinis.

Tubuh Silla mematung. Dia tidak tahu kalau saat ini Navya tengah hamil, sekarang dia sedikit takut. Melihat ekspresi Silla yang berubah membuat Freddy tersenyum sinis. "Lo ngga tahu Navya hamil? Wow, itu artinya lo ngga penting untuk hidup Navya. Semua orang sudah tahu tentang kehamilan adik lo, tapi lo sendiri ngga tahu? Kasihan banget si lo," sambung Freddy.

Pria itu sengaja berbohong untuk membuat hubungan antara Silla dan Navya kembali hancur. Semua yang Freddy katakan barusan adalah kebohongan. Banyak orang yang belum tahu tentang kehamilan Navya. Pria itu tahu karena mata-matanya yang terus mengikuti semua pergerakan Navya.

Pintu ruangan terbuka menampilkan seorang gadis masuk ke dalam ruangan tersebut. Gadis itu menatap Freddy. "Mereka sudah datang. Persiapkan diri lo dan kita beri mereka kejutan." Mendengar hal itu sudut bibir Freddy terangkat.

Freddy berdiri dengan merapikan sedikit pakaiannya. "Navya Beatarisa, sekarang saatnya gue membalaskan semua dendam gue kepada lo," batin Freddy lalu pergi begitu saja meninggalkan Silla.

Gadis itu menyusul Freddy. Kini Silla benar-benar sendiri di dalam ruangan. "Nay, jaga diri lo baik-baik," gumam Silla.

Ia tak bisa melakukan apa pun. Bahkan dia tak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, apalagi dia menyelamatkan adiknya? Itu tak akan mungkin terjadi.

*****

Kini Navya dan Farhan berada di depan gedung tua yang jauh dari jangkauan masyarakat. Jarak dari bandara menuju lokasi gedung tua tersebut tidak begitu jauh. Navya memakai baju anti peluru untuk melindungi dirinya dari serangan, begitu pun dengan Farhan.

Farhan melirik ke arah Navya yang sudah siap dengan memegang sebuah pistol. "Siap?"

Navya menganggukkan kepalanya. "Siap. Hari ini juga kita harus selesaikan misi ini," ucap Navya kepada Farhan. Pria itu setuju dengan Navya.

Misi ini sudah begitu lama mereka jalankan, dan harus segera di selesaikan.

Farhan menatap ke atas, dia merasa sedang diawasi oleh seseorang. Benar saja, saat dirinya lengah sedikit terdengar suara tembakan dari arah lain. Navya mencari sumber suara, gadis itu meluncurkan satu pelurunya ke atas udara.

Satu persatu anggota Freddy keluar dari persembunyian. Navya dan Farhan di kepung oleh puluhan orang yang menggunakan pakaian serba hitam. 

Farhan dan Navya berdiri saling berhadapan dengan musuh. Navya berdiri sisi sebelah kiri, sedangkan Farhan disebelah kanan. "Nay, lo tahu apa yang harus lakuin, kan?"

"Ya. Saatnya bersenang-senang dengan bola kematian," kata Navya dengan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kecilnya yang selalu dia bawa ketika menjalankan misi.

Navya mengambil dua bola kecil lalu dia lemparkan ke sembarang tempat. Ketika bola tersebut jatuh ke tanah membuat suara ledakan yang tak begitu kencang, namun mengeluarkan asap yang cukup tebal.

"SEKARANG NAVYA!" Teriak Farhan.

Navya pun menyerang semua anggota Freddy satu persatu. Farhan masuk ke dalam gedung terlebih dahulu, semua ini sudah mereka rencanakan ketika di dalam mobil.

NAVYA: Secreet Wifeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن