CLBK | chapter 29

764 105 9
                                    

Maaf, harusnya ini aku update hari Minggu kemarin.

Sesuai janji kalo udah memenuhi target komen, aku bakal update lagi. Tapi aku belum selesai ngedit semalem, babnya panjang euyyy.

Jadi telat dikit gpp ya~~~

Ayo ramaikan lapak ini🔥🔥🔥🔥

JANGAN LUPA VOTE + KOMEN

JANGAN LUPA VOTE + KOMEN

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Beni sudah siuman.

Ketika melihat pria itu dalam posisi duduk dan bisa bicara meski belum lancar, sulit bagi Risang untuk tidak geram. Dadanya terbakar amarah mengingat cerita dari sudut pandang Raka--tentang kegilaan Beni dulu--yang membuat dirinya tak bisa tidur semalaman. Risang harus sangat menahan diri agar tidak kembali melayangkan bogem mentah di wajah si bajingan yang berkali-kali menyakiti Asha itu. Pria itu pantas mendapatkan luka yang jauh lebih banyak daripada yang ia miliki sekarang.

"Ris, kita di sini buat ngobrol. Bukan buat bunuh orang," bisik Barra seraya menyenggol lengannya.

"Gue nggak pernah setuju diajak ngobrol, ya. Gue juga terpaksa ke sini." Risang mendengus malas. Ia hanya menatap Beni dengan agak sengit, jelas tidak akan membuat pria itu mati.

Barra kembali berbisik dan mengajaknya untuk bersalaman dengan kedua orang tua Beni yang duduk berdampingan di sofa untuk menerima tamu.

"Mari, silakan duduk."

Kedua orang tua Beni menyambut ramah. Senyumnya terlihat tulus. Tidak ada tanda-tanda marah atau ingin balas memukul wajah Risang yang telah membuat anak mereka masuk rumah sakit dengan luka yang cukup parah.

Selain kedua orang tuanya, ada satu orang asing yang kemudian memperkenalkan diri sebagai kuasa hukum Beni.

Risang tidak sempat bertanya pada Barra, tapi ia menduga kalau keluarga Beni pasti cukup kaya hingga bisa menyewa kamar VVIP di rumah sakit yang suasananya lebih mirip seperti kamar hotel bintang lima. Tampilan kedua orang tua Beni yang terlihat sederhana, tetapi berkelas juga semakin menunjukkan kalau mereka ini mungkin saja bukan orang sembarangan.

"Pak Risang dan Pak Barra mau minum apa? Kami ada--"

"Tidak perlu repot-repot, Bu. Kami sebenarnya tidak bisa berlama-lama di sini," tukas Risang. Belum ada semenit duduk di sana, tetapi ia sudah tidak tahan dengan keramahan palsu yang disuguhkan mereka.

"Oh, maaf. Anda pasti sangat sibuk. Saya dengar Anda punya perusahaan yang bergerak di bidang--"

"Saya yakin, Bapak dan Ibu Atmaja meminta kami datang kemari bukan untuk mengorek tentang pekerjaan saya. Toh, itu tidak ada hubungannya dengan masalah yang terjadi," balas Risang. "Silakan langsung pada intinya saja."

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar) - ON GOINGDove le storie prendono vita. Scoprilo ora