CLBK | chapter 11

1K 122 19
                                    

Halo~~~ apa kabar kalian???? Semoga sehat selalu~~~

Bab ini aku revisi banyak dan rombak total di bab-bab selanjutnya. Lebih fresh & bakal makin seru, kayaknya wkwk Di bab ini banyak narasi, tapi jangan bosen dulu ya, nanti bab 12 ada kedjutan buat kalian~~~


Dua minggu berlalu sejak perdebatan Risang dan Asha di parkiran kos yang berujung menggantung tak terselesaikan. Risang terlalu bebal dan bertahan dalam diam, sementara Asha sudah malas mengungkit-ungkitnya lagi. Setelah cuti habis, pasangan suami-istri itu kembali ke kesibukan masing-masing seperti sebelum menikah.

Mereka tinggal di satu atap--bahkan tidur seranjang--tetapi nyaris tidak pernah berinteraksi, kecuali kalau Asha yang berinisiatif duluan. Seolah-olah momen ijab qobul dan resepsi berjam-jam yang digelar tiga minggu yang lalu tidak pernah terjadi. Yang membuat Asha yakin kalau ia telah benar-benar menikah dan bukan hanya mimpi adalah keberadaan cincin kawin yang tersemat di jari manisnya dan buku nikah yang telah tersimpan rapi di brangkas berisi surat-surat penting yang ada di lemari.

Tumpukan pekerjaan di kantor yang memaksa Asha lembur sampai tengah malam, hampir setiap hari, menambah jarak yang membentang di antara keduanya.

Risang tidak pernah bertanya atau menegur. Pria itu selalu sudah tidur saat Asha pulang dan selalu berangkat ke kantor lebih dulu. Keduanya memang bangun pagi selalu nyaris bersamaan--menjelang Subuh--dan sebenarnya ada waktu cukup banyak untuk mengobrol, tetapi obrolan yang tercipta hanya "Kamu atau aku dulu yang mandi?" dan "Kamu mau sarapan apa hari ini?" yang tentu saja dilontarkan oleh Asha.

Agak lucu sebenarnya. Karena di apartemen ada dua kamar mandi. Di dalam kamar utama dan di dekat dapur. Tetapi keduanya tidak pernah menggunakan kamar mandi yang di luar kamar.

Pertanyaan itu pun sebenarnya hanya basa-basi karena selalu Asha yang mandi lebih dulu. Selepas subuhan, Risang punya rutinitas yang tidak pernah ditinggalkan yaitu lari pagi di kawasan apartemen. Kalau sedang buru-buru ke kantor, Risang 'hanya' sempat lari di threadmill yang ada di kamar sebelah.

Soal sarapan, Risang tidak rewel. Ia memakan apa pun yang disiapkan Asha setiap pagi dan selalu menghabiskannya. Risang juga selalu mengucapkan "Terima kasih" setelah menyantap sarapan lalu berangkat ke kantor tanpa pamit.

Yah, setidaknya Risang masih tahu cara berterimakasih!

Pagi ini, rutinitas Asha sedikit berbeda. Ia hanya bertanya soal sarapan dan tidak mandi terlebih dahulu seperti biasa. Wanita itu sibuk mengeluarkan beberapa setel pakaian kerja dari lemari dan menatanya di koper kecil.

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar) - ON GOINGTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon