02. CARA MEMINTA MAAF 🦣

Start from the beginning
                                    

Bibir Gema mulai melengkung ke bawah saat melihat adiknya bergerak gelisah, ia berpikir jika adiknya kesakitan karena digigit nyamuk tadi. Beberapa detik kemudian terdengarnya suara tangisan yang berada dari kamar adik bayi.

Ayah dan ibu yang sedang bercanda pun sontak panik dan langsung berlari untuk menghampiri kedua putranya.

Sang ibu menggendong bayi Awan yang tampak terkejut mendengar tangisan dari sang kakak. Sedangkan sang ayah menggendong tubuh bulat Gema yang masih menangis sesenggukan.

"Ssttt .. Sayang, kenapa hm?" Tanya ayahnya pelan sambil mengusap pelan punggung putranya.

Bayi Awan yang berada di dalam gendongan sang ibu hanya menatap polos ke arah ayah dan kakaknya, ia tidak mengerti apapun. Untung saja ia tidak menangis karena dibangunkan oleh suara yang keras.

Gema menunjuk adiknya, ia masih belum bisa berbicara karena terus saja menangis.

"Adik bayi? Memangnya adik bayinya kenapa?" Tanya ibu lagi sambil memperhatikan sang putra bungsu yang masih dalam gendongannya.

"Muk .. didit dik ayi" -Nyamuk .. gigit adik bayi- ucap Gema dengan terbata dan susah payah.

Mendengar itu, sang ibu langsung memeriksakan seluruh tubuh putranya, dan benar saja terdapat bentol-bentol kecil berwarna merah. Matanya langsung melihat pengusir nyamuk elektrik yang selalu terpasang di kamar ini, ibu menghela nafas pelan saat melihat isinya sepertinya sudah habis.

"Sudah tak apa kok, Nak. Adik bayi tidak kenapa-kenapa hanya digigit nyamuk" ucap sang ibu berusaha menenangkan sang putra, walau ia juga dilanda cemas karena nyamuk yang mengigit putranya tentu tidak bisa dianggap remeh, terlebih sang putra masih bayi.

Merasa Awan yang sudah kembali tertidur, Bila pun mulai memasang kembali pengusir nyamuk elektriknya agar tidak ada nyamuk di dalam kamar ini.

"Sudah ya, adik bayi tidur lagi tuh" sang ayah pun ikut menenangkan karena putra kecilnya ini masih tersedu.

"Mu dik ayi" -mau adik bayi-

Abi pun menurunkan sang putra di dekat box putra bungsunya. Abi terkekeh geli melihatnya, hanya karena melihat adiknya digigit nyamuk bisa membuat putra sulungnya menangis keras. Membuatnya yakin jika sang putra nantinya dapat menjaga adiknya kelak, ia juga yakin putra sulungnya ini dapat melindungi dan tidak akan menyakiti putra bungsunya.

▪️▪️▪️

"Aww .. kenapa lenganku dicubit..??!!" Pekik Awan saat sang kakak mencubit lengannya dengan keras hingga meninggalkan bekas merah di sana.

"Siapa suruh merusak bolaku, siapa suruh sedari tadi mengganggu dan memberantakkan kamarku..!!" Balas Gema dengan sentakan, namun bukan Awan yang bisa takut hanya dengan mendengar sentakan dari Gema.

"Aku..!! Aku sendiri yang menyuruh diriku sendiri untuk melakukan itu, kenapa, ha?" Awan dengan percaya dirinya menantangi sang kakak.

"Dasar bodoh, aku tidak percaya mempunyai adik sebodoh dirimu"

"Aku juga tidak percaya mempunyai kakak sejelek dirimu, bahkan monyet di taman binatang lebih tampan dibanding dirimu..!!" Setelah mengucapkan itu Awan langsung keluar dari kamar sang kakak setelah sebelumnya melempar beberapa buku yang berada di meja belajar Gema.

CASUARINAWhere stories live. Discover now