DUA BELAS

93 3 0
                                    

Banyak yang bilang bahwa jatuh cinta membuat hal-hal sederhana menjadi terasa indah. Dan ya, Shena merasa bahwa hal seperti itu benar ia rasakan.

Buktinya, Shena yang sudah selesai kelas lebih dulu bersedia untuk menunggu Raka hingga selesai kelas.

Gadis itu saat ini sedang duduk di dalam mobil Raka yang berada di parkiran fakultas ilmu komunikasi. Catat, Shena memilih untuk berjalan menuju parkiran fakultas lain dan menunggu Raka sudah hampir dua jam.

Senyum Shena mengembang ketika mendapati Raka sudah berjalan menuju mobilnya. Namun, senyum gadis itu seketika hilang saat mendapati Raka sedang mengobrol dengan sangat akrab dengan perempuan lain.

Apalagi senyum Raka tampak sangat merekah. Entah apa yang mereka bicarakan, yang pasti Raka merasa nyaman dan menikmati obrolan mereka. Dan hal itu, membuat Shena kesal.

Raka membuka pintu mobilnya dan tersenyum lebar saat mendapati Shena berada di dalam mobilnya.

"Udah dari tadi, ya?" tanya Raka.

"Kan kamu tau aku selesai kelas jam berapa, tinggal hitung aja aku nungguin kamu berapa lama " sahut Shena tanpa menatap Raka.

"Iya, aku tau kok kamu selesai kelas jam dua tadi" ucap Raka.

"Dah tau ngapain tanya"

Merasa ada yang aneh dengan gadisnya, Raka kembali bertanya "Kamu lagi red day ya?"

"Ngapain kamu ngurusin red day aku? Urusin sana cewek yang kamu ajak ngobrol asik banget tadi"

"Siapa yang kamu maksud, sayang?"

"Mana aku tau"

Raka menahan senyumnya sejak tadi. Sejujurnya, baru kali ini Raka melihat Shena cemburu. Satu kata yang bisa menggambarkan ekspresi Shena saat ini, menggemaskan.

"Aduh, kalau pacar aku cemburuan gini bawaannya pengen peluk deh. Sini coba deketan" ucap Raka sembari merentangkan tangannya.

Namun, ucapan Raka masih saja diabaikan oleh Shena. Gadis itu, masih kesal dengan kekasihnya.

"Sayang" panggil Raka.

Tidak ada respon dari gadis itu.

"Sayangkuu" panggil Raka lagi.

Shena, masih tidak meresponnya.

Raka kemudian menepuk pundak Shena pelan, "Kakaknya salah mobil ya? Harusnya pacar saya kak yang duduk disini, kenapa malah kakaknya duduk disini?"

"Raka! Aku lagi beneran kesel, kamu malah kayak gitu" sahut Shena dengan kesal.

Mendengar hal tersebut, sontak tawa Raka pecah. Gadisnya kali ini sungguh menggemaskan sekali. Siapa sangka? Shena yang biasanya tampak tenang itu menjadi sangat menggemaskan seperti saat ini?

"Iya Na, iya. Aku minta maaf ya, tadi aku beneran cuman ngobrol biasa kok nggak ngapa-ngapain" jelas Raka.

Shena yang sebelumnya memasang wajah kesal, kini justru gadis itu tampak menundukkan kepalanya. Gadis itu kali ini jadi kesal, pada dirinya sendiri.

"Kenapa Na? Maafin aku, aku beneran cuman ngobrol doang sama dia, nggak lebih. Tadi juga aku cuman bercanda sayang, maaf ya" ucp Raka sembari memegang wajah Shena dengan kedua tangannya.

Shena menggelengkan kepalanya, "Raka, sebenarnya ini salah satu alasan aku nolak kamu, dulu. Aku, jadi sangat menyebalkan. Padahal seharusnya aku nggak perlu kesal sampai kayak gini, tapi aku nggak bisa nahan perasaan ini, maaf"

Raka seketika memeluk tubuh Shena dan mengusap punggung gadis itu dengan lembut, "Nggak masalah, Shena. Hubungan memang seperti ini kan? Kadang ada yang ngambek, ada yang marah, ada yang buat kesalahan. Aku, akan selalu ada buat kamu dalam keadaan apapun, sayang. Kamu nggak perlu nyalahin dirimu sendiri" tutur Raka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 06 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Trust IssueWhere stories live. Discover now