SEPULUH

48 3 0
                                    

“Jangan sembarangan kasih teh ke orang yang lagi sakit” ucap Shena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Jangan sembarangan kasih teh ke orang yang lagi sakit” ucap Shena.

“Kak Shen?”

Benar, orang yang menahan tangan Liam untuk memberikan teh kepada Raka adalah Shena.

Setelah mengambil teh hangat tersebut dari tangan Liam, kemudian Shena menoleh kearah Genta “Ada air mineral nggak?” tanya Shena.

“Ada kak, bentar gue ambilin” sahut Genta kemudian ia mengambilkan air mineral dan memberikan kepada Shena.

Shena kemudian menatap Raka. Wajahnya sudah semakin pucat dan terlihat tubuh pria itu berkeringat, seolah sedang menahan sakit.
“Apa yang lo rasain sekarang, Raka?” tanya Shena.

Raka yang sudah sangat lemas hanya bisa merancau tidak jelas.

“Pusing, perut gue sakit” keluh Raka dengan suara lirih. Bahkan sepertinya Genta dan Liam tidak bisa mendengar dengan jelas ucapan Raka.

Shena menganggukkan kepalanya, kemudian meminta Liam untuk membantu Raka untuk merebahkan tubuhnya di kasur.

Meskipun awalnya ragu, namun Shena harus memastikan dimana sakit yang dirasakan Raka. Akhirnya, Shena menekan pelan perut bagian kiri bawah milik Raka. “Disini sakitnya?”

Raka tidak menjawab, namun terlihat raut wajahnya tampak menahan nyeri. Shena kemudian mengambil obat yang ada di P3K ruangan tersebut dan memberikannya kepada Raka.

“Dia belum makan kak” ucap Liam.

“Gak masalah, obat ini aturan minumnya memang sebelum makan” sahut Shena. Kemudian gadis itu memberikan obat tersebut kepada Raka. “Dikunyah dulu ya” tutur Shena.

Raka kemudian mengunyah obat tersebut, kemudian segera Shena memberi air mineral ke Raka. Pria itu hanya menerima saja apa yang diberikan oleh Shena kepadanya. Lagipula, tubuhnya terlalu lemas dan perutnya terlalu sakit untuk mengelak.

Sekitar setengah jam setelah meminum obat, Raka tampak lebih tenang dan tidak lagi merancau. Namun memang tubuhnya masih terasa lemas dan perutnya masih terasa sakit.

Dengan sigap Shena segera menyelimuti tubuh Raka dan membiarkan pria itu agar bisa istirahat sebentar.

“Makasih ya kak, habis ini biar gue bawa pulang Raka nya” ucap Genta.

“Bukannya kalian berdua masih ada latihan, ya?” tanya Shena.

“Nggak masalah kak, kita bisa langsung balik kesini lagi setelah pulangin Raka” sahut Liam.

Shena menggelengkan kepalanya, “Udah mending kalian balik latihan lagi aja daripada harus bolak balik. Masalah Raka, biar gue yang urus”

“Yakin, kak?” tanya Genta memastikan.

Shena menganggukkan kepalanya, “Iya, tapi nanti bantuin bawa Raka ke mobil gue ya. Kalau gue yang bawa takut dia jatuh” ucap Shena.

Saat Genta dan Liam membantu Raka untuk berdiri dan membawa pria itu ke mobil Shena, Raka tampak berusaha untuk menolak dengan sisa tenaga yang ia miliki. Namun, hasilnya nihil. Raka berhasil dibawa masuk ke mobil Shena.

Trust IssueWhere stories live. Discover now