Leoni terdiam. Apakah dia sanggup? Tapi tak apa, disini hanya dunia novel kan? Ia masih bisa kembali kedunianya nanti, iya 'kan?

"Gue masih bisa pulang 'kan?" Tanyanya ragu.

"Masih. Setelah lo selesai sama semua ini."

Leoni menghembuskan nafasnya legah. "Oke deh. Eh... btw, gue ini masuki tubuh siapa?" Tanyanya penasaran.

Al tersenyum penuh arti. Dan hal itu sangat aneh di mata Leoni. "Lo gapapa?"

"Gue gapapa."

***

Suara rintikan hujan sangat terdengar di halte bus itu. Disinilah Leoni berada seraya memeluk tubuhnya kedinginan. Bagaimana tidak? Sudah 20menit ia terduduk disana dengan hujan yang trus mengalir tanpa henti.

"D-dingin banget sih," gumamnya. Ia rasa setelah ini dia akan demam tinggi.

Dia mendecakkan lidahnya. "Kenapa juga nih pemilik tubuh pake acara kabur segala?!" Gerutunya pada pemilik tubuh ini, sungguh sangat kekanak-kanakan.

Glora evander, anak tunggal kaya raya. Ya, dia memasuki pemilik tubuh ini. Glora anak kesayangan papa nya, apapun yang gadis itu ingin kan akan di wijudkan. Dan itu membuat kepribadian Glora menjadi manja.

Bayangkan saja, hanya karena tidak di belikan mobil baru, ia sampai kabur dari mansion nya. Sungguh gila dan kekanak-kanakan.

"Gila bener nih pemilik tubuh! Udah beruntung kaya raya, eh malah kabur. Hidupnya padahal udah enak, pake acara kabur segala. Mampus kan gak ada yang nolongin! Mana hujan lagi," celotehnya panjang lebar. Leoni terus saja nyeloteh tanpa henti di sana.

Hujan malam ini sangat deras sekali, dan Leoni sangat kedinginan saat ini. Ia berharap ada keajaiban.

"P-pengen pulang...."

Saat-saat akhir ia hampir menyerah karna kepala nya sangat pusing. Ada sebuah mobil yang mendekat kearah nya. Leoni keheranan, tapi ia tak berbuat apa-apa. Hanya diam saja dan memandang.

Seseorang keluar dari sana. Dan langsung mendekat kearah Leoni. "Glora! Ya ampun nak," kata pria itu. Tanpa ba-bi-bu pria itu langsung menggendong Leoni.

Leoni diam saja, karna ia benar-benar lemas saat ini. Tubuhnya terasa hangat saat pria itu memeluknya. "Maafkan papa sayang... kamu harus kuat, kita kerumah sakit sekarang!" Hal itulah yang terakhir kali Leoni dengar, sebelum ia kehilangan kesadarannya.

***

"Ugh... kepala gue rasa pecah." Dia bersuara dan mengedipkan matanya beberapa kali. Hm, ia tebak dirinya berada di rumah sakit. Bisa di lihat dengan mata kepala.

"Sayang, ada yang sakit?" Tanya pria yang Leoni tebak adalah orang tua dari pemilik tubuh ini.

"Kepala aku pusing pa," rengeknya. Sekarang Leoni akan berakting menjadi anak yang manja.

"Papa akan panggil dokter. Kamu tunggu disini." Setelah mengatakan itu papanya pergi. Dan Leoni bernafas legah. Akhirnya dia sendirian.

"Kira-kira novelnya udah sampe mana ya? Arghh! Gue gak sabar ketemu sama Gafa gue!" Dia duduk dari tembat tidurnya, "Gafa, tunggu gue," gumamnya semangat.

"Glora," panggil papanya-Jastin Evander.

Leoni baru sadar dari lamunannya dan cengengesan tidak jelas. "Gak kok pa."

"Dokter, tolong periksa anak saya."

Dokterk itu mengangguk, dan mulai memeriksa keadaan Glora. Sedangkan Leoni diam santai. Dokter itu mengatakan bahwa dia masih butuh istirahat penuh hari ini. Ya sudahlah, Leoni memang butuh menenangkan pikirannya dulu saat ini.

Jastin mengangguk. Dan dokter itu keluar, kemudian ia mendekati putrinya sambil mengelus lembut Surai panjang putrinya. "Maafin papa ya? Nanti bakal papa beliin mobil yang Glora mau."

Leoni tersenyum canggung. "Gak usah pa. Glora juga gak tertarik lagi sama mobil," jawabnya. Jujur, Leoni merasa tidak enak jika harus berdekatan dengan Jastin. Karena bagaimana pun Jastin bukan orang tuanya.

Jastin terdiam beberapa detik. Dia terkejut mendengar apa yang di ucapkan putrinya. Biasanya Glora akan merengek sampai apa yang dia ingin kan terwujud. Setelah terdiam beberapa detik akhirnya Jastin paham dengan ucapan putrinya.

"Kamu ingin hal yang lain?" Tanyanya.

Leoni melongo. Setelahnya terdiam berpikir. Tidak ada salahnya 'kan meminta hal yang ia inginkan? Lagian dia akan tinggal cukup lama di dunia ini.

"Aku mau novel yang banyak pa!"

***

Hua... besar banget tempat tinggal nya! Serunya dalam hati.

Leoni memandang bangunan di hadapan nya dengan mulut yang terbuka lebar. Dia tidak menyangka sekarang dia menjadi anak orang kaya. Sungguh sangat keren dan menakjubkan. Keluarga nya dulu adalah orang yang sederhana. Seperti anak-anak lain nya, kalau mau sesuatu harus nabung dulu.

"Cita-cita gue tercapai, hehehehe." Leoni bergumam tidak jelas. Sepertinya anak itu kehilangan kewarasan nya sekarang.

Leoni terdiam lagi. Pelayan yang melihat anak majikannya itu pun heran. Kenapa dengan nonanya ini?

"Gue bisa manfaatin kekuasaan keluarga ini buat nolong Gafa....,

"Tunggu gue fa...."

Bersambung....

Change FateWhere stories live. Discover now