Dafina dengan segala luka nya

50 38 13
                                    

"Jadilah kuat untuk segala hal yang membuat mu patah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadilah kuat untuk segala hal yang membuat mu patah."──Dafina Indira

🍃🍃

𝐃𝐚𝐟𝐢𝐧𝐚 sudah sampai di rumah, rumah yang bisa di bilang cukup sederhana namun di balik rumah sederhana ini terdapat kebahagiaan yang tak bisa di bayar dengan apapun. Ia memarkirkan sepeda ontelnya di perkarangan rumah, tak lupa dengan sambutan hangat dari sang ibu Abhinaya. "Putri kecil ibu!" Panggil ibu Dafina berlari kecil ke arah Dafina lalu memberikan pelukan hangat seorang ibu kepada anaknya dengan erat. Perempuan itu tersenyum ia juga tak kalah erat memeluk sang ibu tercinta.

"Ibu pasti lagi kangen ya sama aku? Meluk nya erat banget sih hahaha."

"Kangen banget. Soalnya rumah sepi kalau enggak ada kamu nak." Dia adalah 𝐀𝐛𝐡𝐢𝐧𝐚𝐲𝐚 𝐆𝐢𝐬𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐀𝐦𝐞𝐫𝐭𝐚──ibu dari Dafina dan almarhumah Riri. Riri yang waktu itu baru duduk di bangku kelas 4 SD. Riri juga pribadi yang sangat ceria dan juga dewasa. Bukan hanya itu saja, anak perempuan itu juga sangatlah pintar di sekolah, setiap tahunnya pasti Riri akan masuk ke 5 besar dan menduduki peringkat pertama di kelas tak ada yang mampu menggantikan posisinya itu.

Dafina adalah sosok kakak yang baik dan tidak pernah iri atas pencapaian yang adiknya pernah raih, walaupun mereka berdua terkadang sering bertengkar.

Dafina menerima air putih dari sang ibu. Wah pas banget tenggorokan Dafina lagi kering nih, terimakasih ibuku yang paling cantik sedunia," ucapnya lalu meminum habis air putih dalam hitungan 5 detik.

"Pelan-pelan, Nak." kata ibu, Dafina hanya cengengesan, "efek lagi haus banget, bu."

Mendengar jawaban dari anak perempuan tunggal nya itu membuat Abhinaya menggelengkan kepala.

"Gimana tadi sekolahnya, Nak?" tanya ibu kepada Dafina.

"Tadi sekolahnya lancar kok, bu. Pelajaran nya juga gak terlalu susah sama sekali," Dafina berbohong agar sang ibu tidak mengkhawatirkannya.

"Sekolahnya lancar kan nak, kamu di sekolah juga bahagia kan?" Sang ibu menanyai tentang kegiatan yang Dafina alami di sekolah, karena ia tau bahwa adik Dafina bukan kecelakaan namun bunuh diri karena tak tahan di bully.

Dafina mengangguk, "Iya bu, tadi di sekolah lancar dan seru banget kok, mending sekarang kita makan aja yuk Dafina udah laper nih" Dafina menundukkan diri di kursi ia menatap makanan yang ada di meja makannya pakai ikan asin, tempe, sayur kangkung dan tak lupa dengan sambal buatan ibu yang enak nya tak tertandingkan oleh sambel manapun. Masakan ibu keliatan enak banget dan menggunggah selera.

EVANESCENT ( HIATUS ) Where stories live. Discover now