Chap 9 ~ Selamatkah Leo?

Start from the beginning
                                    

"Mmm...aku ke sini ingin bicara tentang Zayyan, Ayah," jawab Dohyun.

Tn. Zo me-rolling matanya jengah. Lalu menyandarkan punggungnya yang sedari tadi tegang karena emosi, berusaha menyamankan kembali posisi duduknya.

"Apa kau juga ada hubungannya dengan masuknya bocah itu ke perusahaan kita?" Tanya Tn. Zo.

"Sebenarnya sih tidak, Yah. Tapi kupikir tidak ada salahnya jika kita menolong bocah itu seperti yang telah dilakukan oleh sang pahlawan kita ini," Dohyun menunjuk ke arah Sing menggunakan matanya.

Tentu saja Sing mengerti bahwa kata 'pahlawan' yang diucapkan kakaknya barusan merupakan sindiran terhadap dirinya.

"Lagipula perusahaan juga tidak akan rugi, karena Singlah yang akan membayar gajinya. Bocah itu tidak ada urusannya dengan kita. Bocah itu sepenuhnya adalah tanggung jawab Sing dan urusannya Sing. Dan jika suatu saat bocah itu melakukan kesalahan dan merugikan perusahaan, maka Singlah yang harus menanggung kesalahannya. Jadi sebaiknya Ayah tidak perlu terlalu memikirkan tentang bocah itu. Biarkan saja dia berkeliaran diperusahaan sampai Sing bosan. Nanti kalau Sing sudah bosan, pasti dia juga akan melemparkan bocah itu ke tempatnya semula. Bukan begitu, Sing?"

"Bicara apa kau, Hyung? Kau pikir aku menerima Zayyan sebagai karyawanku hanya sekedar main-main, huh?!" Lagi-lagi Sing dibuat emosi dengan ucapan kakaknya.

Namun Dohyun malah terkekeh, ia tak menanggapi kekesalan Sing.

"Jadi intinya Ayah, aku cuma mau bilang, tolong ijinkan Zayyan bekerja pada Sing. Dan kita jangan mengganggu urusan mereka berdua, lebih baik kita fokus pada urusan bisnis kita saja seperti biasanya. Aku hanya tak ingin hal-hal kecil seperti ini mengganggu pikiranmu dan kesehatanmu, Ayah," kali ini Dohyun berucap dengan serius dan penuh perhatian.

Tn. Zo tersenyum mengerti. "Baiklah, aku mengerti maksudmu, Dohyun. Terimakasih atas perhatianmu pada Ayah. Kuterima saranmu, Ayah tidak akan terlalu memikirkan masalah bocah itu lagi, karena itu adalah urusannya Sing," ucap Tn. Zo.

"Jadi Ayah mengijinkan Zayyan bekerja di sini, kan?" Tanya Dohyun.

"Eum," Tn. Zo mengangguk.

Dohyun melirik Sing seraya tersenyum sombong, dirinya merasa bangga setelah berhasil membujuk sang Ayah untuk dapat menerima Zayyan. Sementara Sing dibuat jengkel, karena ia kalah dari sang kakak.

Sing heran dengan sikap Dohyun yang tiba-tiba seolah membela Zayyan, yang padahal sebelumnya malah menghina dan merendahkan Zayyan.

"Dohyun Hyung nih aneh banget! Tadi aja ngehina Zayyan melulu, eh tapi tiba-tiba dia malah mendukung Zayyan bekerja di sini. Apa sih maunya? Nggak jelas banget Hyungku ini!" Sing heran dalam hati.

"Hmm...kalau bukan karena aku telah berjanji pada Hyunsik, aku mana mau capek-capek membela Zayyan seperti ini. Yah semoga sih usahaku ini nggak sia-sia, siapa tahu dengan begini nanti Hyunsik jadi semakin simpatik padaku," batin Dohyun.

***

Sing meninggalkan ruangan Ayahnya dengan hati kesal.

Saat ia melewati meja kerja Soodam, ia melihat Soodam yang tampak sedang kebingungan.

"Soodami."

"Eh, nde??" Soodam terkaget dan langsung mendongak melihat ke arah Sing.

"Kau kenapa? Kok malah bengong kayak orang bingung begitu?"

"Ng...anu itu tadi...Zayyan-ssi...dia pergi__,"

"Ha? Zayyan pergi? Pergi ke mana??" kini giliran Sing yang terkejut.

"Ng...anu...ke mana ya tadi ya?" Soodam bingung.

"Cepetan Soodam! Coba kamu ingat-ingat lagi yang bener!!"

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Where stories live. Discover now