ONE

21 1 18
                                    

Title: The Odyssey ㅡ ONE

Word: 3.243

Character: The Boyz x OC

✢✢✢

"LEE JUYEON!"

Tidak cuma suaranya saja yang lantang, tepukkan yang mendarat di bahu si pemilik nama pun keras sekali hingga berbuah ringisan tertahan.

Padahal Juyeon lebih tinggi darinya, namun siapa yang berani menginterupsi keseruan Tuan Putri mereka?

Bahkan seorang pengawal pribadi seperti Juyeon pun harus rela meladeni aksi Soojin yang sudah lebih dulu melesat melewati banyak ruangan berpintu tinggi, sembari mengangkat kedua sisi gaun ocean green-nya yang mangganggu.

"A-ha! Aku menang lagi!" Sorakan riang tanpa beban, mengalir begitu saja dari mulut Soojin kala berhasil menyentuh pilar berpermadani biru-emas untuk ketiga kalinya.

Juyeon sendiri hanya berlari kecil saja, sedikitpun tidak berniat untuk keluar sebagai pemenang.

Padahal jika mau, mendahului gadis itu dengan tungkai panjang dan kemampuan pengawalnya, bak semudah mencuri kudapan malam dari dapur kerajaan. Tapi entah Soojin sadar atau tidak, Juyeon selalu membiarkannya mendominasi permainan.

"Tidak seru! Lain kali cari tempat bagus untuk bersembunyi, Juyeon!" Protes Soojin sembari merapikan gaunnya, yang Juyeon kira menjadi tanda dari akhir petak-umpat mereka, namun ia salah. Soojin malah memasang kuda-kuda untuk memulai lagi.

Apa Soojin tidak lelah? Ini akan menjadi babak ke-4 mereka jika tak segera Juyeon hentikanㅡdan itu benar-benar harus dia lakukan karena ada kelas Pemerintahan Dalam Negeri yang harus tuannya hadiri 1 jam dari sekarang.

Dengan sopan Juyeon berusaha mengingatkan, "Putri Soojin, saya rasa sudah waktunya beristirahat."

"Kau lelah ya?"

"Tidak, Tuan Putri.. saya hanya ingin menjaga stamina Anda agar tidak kelelahan sebelum kelas sore dimulai."

"Ahh.." Soojin sempat lupa kewajibannya yang satu itu, "bisa kau yang gantikan saja?"

"Tuan Putri-"

Cengiran jahil mengembang di wajahnya, "bercanda saja kok! Lagi pula, kau agak pucat hari ini, Juyeon.. sedang kurang enak badan?"

Tidak terhitung sudah berapa banyak Juyeon dijahili sang Putri sejak pertama kali dirinya mengabdi, dan Soojin benar-benar menikmati ekspresi bimbangnya, antara malu namun juga tidak bisa membela diri.

Juyeon memang terlalu serius apalagi jika sedang bersamanya. Padahal Soojin berharap pria itu bisa menikmati waktu mereka layaknya kawan, termasuk untuk saling mengkhawatirkan seperti sekarang, karena Soojin meyakini rona wajah Juyeon berbeda sekali hari ini.

Tapi tatapan khawatir itu malah menjadikan Juyeon kehabisan kata-kata. Manik kecokelatan Soojin begitu indah bagai permata murni yang selalu membuatnya tak pantas berlama-lama mengagumi.

"Saya baik-baik saja Putri. Terima kasihㅡ"

"Atas kemurahan hati yang Tuan Putri tunjukkan. Sama-sama, Juyeon. Tapi jika kau merasa kurang sehat, katakan saja ya, dan beristihatlah!"

Soojin tersenyum lebar tanpa merasa bersalah telah memotong, karena dia tahu pasti pola itu yang akan Juyeon ucapkan.

Ketika tak melihat adanya sanggahan lagi, dan berhubung masih ada cukup waktu sebelum kelas sore dimulai, Soojin putuskan untuk menyusuri kediaman megahnya saja sembari mengais sedikit tenaga yang sempat terkuras karena bermainㅡsejujurnya ia pun memang sedikit lelahㅡ, melangkah ringan sembari menuruni anak tangga memutar.

The OdysseyWhere stories live. Discover now