Part 23;Malam kita bersama

28.2K 1K 12
                                    

Kali ini Pangeran Atlantik double up, berikan vote sama komen sebanyak-banyaknya sebagai apresiasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kali ini Pangeran Atlantik double up, berikan vote sama komen sebanyak-banyaknya sebagai apresiasi.

23.Malam kita bersama

Kepala Atlantik terangkat, memindahkan titik fokusnya dari layar persegi empat di depannya, kepada Elara yang sudah berdiri didekatnya.

"Udah?" Tanyanya mendapat anggukan dari sang empu. Tangannya mengelus-elus perutnya yang terasa lebih lega dari sebelumnya, Elara baru saja habis membuang air besar.

Beralih menurunkan laptop dari pangkuannya, ia meletakkannya ke pinggir, Atlantik membuka kedua lengannya, memberi akses untuk Elara masuk kedalam rengkuhannya dengan posisi duduk disela-sela kakinya yang selonjoran diatas kasur.

"Atla nontonnya udah sampai mana?"

"Sampe di adegan kissing. Gak usah di replay. Gue nontonnya tadi gak terlalu jauh kok."

Dua lengan kokoh itu mengalun indah di pinggang Elara, sembari memperhatikan gerak-gerik Elara yang meraih beberapa camilan di samping kanan sebelum laptop menyusul ia taruh diatas pahanya.

Atlantik tersenyum miring. Ia yakini, dalam hitungan tiga, ruangan ini akan penuh dengan lengkingan nyaring Elara.

'Satu--dua--tiga!'

"AAAA!!"

Isi-isi snack jatuh berantakan bersama laptop di atas kasur. Elara menutupi indera penglihatannya dengan kedua tangan agar tidak dapat melihat scene dimana layar kaca tersebut tertera orang yang sedang menenteng sebuah kepala yang terpisah dari leher.

"Kenapa adegan drakor jadi adegan berdarah-darah, Atla!! Atla pindahin drama psikopat?!"

Bahu Atlantik bergetar samar. Ia menyeka cairan disudut mata. Saking lepasnya ia tertawa, ia sampai menetaskan air mata. Dengan sisa-sisa tawanya ia menyahut tanpa dosa. "Enggak, jari gue yang ganti. Gak tahu kenapa bisa gerak sendiri nekan touchpad."

"Kenapa gak bilang anjirr!! Hampir aja Ara jantungan!"

"Tuh mulut minta disumpal? Suami sendiri diumpatin kayak begitu, dikutuk Tuhan jadi batu, tahu rasa lo!"

"Idih, Atla kan cuma Suami Ara bukan Ibu Ara!"

"Cih, Istri durhaka." Atlantik berdecih, "Minggir. Gue beresin dulu tuh snack-snack yang berserakan, entah ulah siapa."

Sambil pindah posisi ke space sebelah yang tersedia memang bantal, Elara mendengus sebal. "Salah siapa coba?"

"Iya salah gue. Apa-apa emang cowok yang selalu salah, cuma cewek yang selalu bener. Udah, gak usah ngoceh."

"Iya kan emang salah Atla!!"

"Iyaaa gue yang salah.." balas Atlantik mengalah. Suasana hatinya sedang tidak bersahabat untuk mendengarkan bacotan frontal dari A sampai Z.

PANGERAN ATLANTIK (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang