Part 21;Wedding day

21.6K 1K 18
                                    

21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


21.Wedding day

"Sah!"

Begitu satu kalimat sederhana namun penuh makna itu diserukan secara lantang oleh beberapa saksi, lantas Elara menoleh ke sisinya, keberadaan Pria yang telah sah menjadi Suaminya dari sedetik lalu.

Setelan kebaya sederhana dan jas yang tidak terlalu mewah mereka kenakan, mereka duduk di hadapan penghulu, pernikahan diadakan secara sederhana di kampung halaman Elara.

"Sekarang Ara, udah resmi jadi Istri Atla?" Tanyanya polos. Bukan, Elara bukan gadis--ralat, Wanita lugu, tapi Wanita goblok!

Lihat saja, bahkan sedikit mendelik Atlantik mendapat pertanyaan tersebut, aneh-aneh saja. Mungkin, Elara berpikir ini sedang main nikah-nikahan kali ya?

"Bukan, lo babu gue." Atlantik memutar bola matanya sensi. 'Kalo gak lagi ada orang-orang, gue jedotin nih Istri! Eh--'

'Istri gak tuh?!' Pipinya mengembung. Lidahnya ia mainkan dalam mulut guna menahan kedutan di bibirnya.

Seorang pangeran Atlantik yang merupakan sesosok berandal, cowok pecicilan, hobinya baku hantam dari bangku SMA telah resmi menjadi seorang Suami?! Plus, tinggal hitung bulanan, ia juga akan menjadi seorang Ayah!

"Mempelai Wanita, diwajibkan mencium tangan Suami sebagai bentuk penghormatan dan rasa menghargai kepala keluarga. Dan setelahnya, mempelai Pria dipersilahkan mencium kening sang Istri sebagai bentuk kasih sayang."

Meluaskan pandangannya, Atlantik mengusap tengkuknya kikuk, tidak ramai seperti pesta pernikahan pada umumnya memang, tapi tetap saja malu. Tumben? Biasanya tidak tahu malu. "Harus banget, Pak?" Atlantik bertanya pada Pak Penghulu.

"Harus, Mas."

Sama halnya dengan Atlantik yang mengulurkan tangannya dengan kaku, Elara pun menyambutnya dengan rasa yang tidak kalah gugup, saat dua tangan yang suhunya sama-sama dingin tersebut saling bersentuhan, ketika itu juga mereka tersentak kecil.

Padahal mereka sudah melakukan hal-hal yang lebih intim dari ini, aneh. "Tidak perlu malu, kalian sudah sah." Ujar Topan dengan senyuman.

Berdeham pelan guna meminimalisir ketegangan yang dirinya alami, Atlantik pun akhirnya menuntun tangan mereka yang bergenggaman ke arah Elara.

Jantung Atlantik berpacu lebih cepat dari biasanya, ia meneguk salivanya susah payah. Gurat panas menjalari pipi pemilik wajah galak nan rupawan itu di detik Elara melabuhkan ciuman dipunggung tangannya.

'Gila! Ini terlalu mendadak! Jantung gue gak aman kalo kek gini!' Ini kali pertama Elara berinisiatif mencium dirinya! Biasanya, Atlantik yang paling agresif! Sepertinya Atlantik perlu diingatkan kalau ini hanya formalitas!

"Atla?" Atlantik terkesiap saat Elara menepuk pahanya. "Eum?"

"Atla demam?" Atlantik semakin tidak karuan saat tangan lembut Elara menyentuh dahinya. Condong kearahnya.

PANGERAN ATLANTIK (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang