439 54 5
                                    

Suatu hari Jaehyun pernah menemukan Putra Mahkota nya yang setiap hari nampak tangguh itu menangis sendirian di paviliun, itu tempat favorit permaisuri yang sudah beberapa tahun lalu menghembuskan nafas terakhirnya.

Dan permaisuri itu adalah ibu kandung Putra Mahkota.

Dan di hari itu adalah hari dimana untuk pertama kalinya ia bisa mendekap tubuh seorang yang sangat ingin dia dekap tubuhnya tanpa rasa takut.

Beberapa saat yang lalu para dayang di gegerkan akan ketidakadaan Putra Mahkota di kamarnya, semua orang sibuk mencari kesana kemari berharap agar tuan mereka segera ditemukan. Begitu pula dengan Jaehyun, dia juga sedang berusaha menemukan tuannya, hingga kepalanya itu memikirkan suatu tempat yang mungkin menjadi tempat singgah Putra Mahkota nya.

"Pengawal Jung, kau orang pertama yang berhasil menemukanku." Ucapnya dengan suara serak khas orang yang tengah menangis, matanya berair dan hidung nya memerah sekarang.

"Aku merindukan Ibunda."

Bibir itu semakin melengkung kebawah, dan air mata jatuh semakin banyak.

Jaehyun ikut menitikkan air matanya, dia sangat tau bagaimana tuannya itu sangat menyayangi permaisuri, dan begitu pula sebaliknya, karena dia telah melihat semua itu selama ini. Apalagi saat mendengar tangis pilu itu semakin pecah dia sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, segera dia bawa tubuh itu dalam dekapannya.

Jaehyun bisa merasakan bagaimana sang Putra Mahkota ikut melingkarkan tangan di punggungnya, memeluknya erat dan menumpahkan segala derita di dada Jaehyun.

Demi Tuhan, tangisan itu sungguh menyakiti hatinya.

Dan setelah tangisan itu reda, Putra Mahkota tak membiarkan dirinya untuk melepas dekapan itu, dia menahannya dan semakin mengeratkan pelukannya sendiri.

"Pengawal Jung, sebentar saja." Lirihnya.

⭑ ๋࣭ ୨🌸୧ ๋࣭ ⭑

Jaehyun menyisir Surai hitam itu ke belakang, lalu mengikat nya dengan ikatan rambut berwarna merah yang ia beli di pasar sewaktu pulang dari ladang tadi, sebenarnya itu ikatan rambut untuk wanita akan tetapi entah mengapa ia sangat ingin melihat Jaemin mengenakannya.

"Apa itu terlihat aneh?," Tanya Jaemin saat tak mendengar apapun dari orang di belakangnya.

"Tidak, itu bahkan menjadi lebih indah setelah kau gunakan"

Jaemin tersipu, bahkan wajahnya memerah karena itu. Jaemin memutar tubuhnya dengan senyum yang tak pernah luntur di wajahnya, lantas segera ia peluk lelaki yang bertubuh lebih tinggi darinya, menyandarkan kepalanya pada dada itu untuk mendengar bagaimana jantung lelaki di depannya itu apakah sama seperti miliknya juga.

"Terimakasih."

Jaehyun tertegun, tubuhnya kaku sekarang, dia sangat yakin bahwasanya lelaki yang sedang memeluknya itu dapat mendengar debaran jantung nya. Lantas segera ia balas pelukan itu, mengusap punggung kecil itu dan mengecup pucuk kepala sang kekasih.

Dia merapalkan syukur dan maaf secara bersamaan sekarang, syukur atas kesempatan yang tuhan berikan tentang bagaimana dia bisa memiliki lelaki ini sekarang, dan maaf karena keegoisannya yang mana itu pasti merugikan negeri ini dan Putra Mahkota itu sendiri.

Dia sudah siap akan hukuman nya nanti, yang terpenting adalah bagaimana dia bisa memiliki sang pujaan hati sebelum kematiannya datang.

"Aku ingin ikut,"

Jaemin merengek sedari tadi, memaksa untuk ikut pergi ke sungai bersama dengan Jaehyun dan Paman Teil, tapi Jaehyun tentu tidak akan mengijinkan nya ikut, karena bagaimana pun dia tidak akan membiarkan seorang Putra Mahkota mencari ikan di kubangan lumpur kan.

Sunshine In The Rain | 2jae [END]Where stories live. Discover now