🥜 Egois ✔

Mulai dari awal
                                    

"Bang Vitore sudah makan? Kalau kak Zeyn juga sudah?" reruntutan pertanyaan membuat Zeyn dan Vitore saling pandang. Apa-apaan gadis di depannya ini.

"Panggil gue kak, jangan bang" tanpa menjawab pertanyaan dari gadis di depannya, Vitore berucap datar

"Kenapa? Cilla boleh panggil bang Vitore dengan sebutan bang, aku juga boleh dong" ucap gadis itu dengan nada yang diimut-imutkan

"Lo Disa bukan Cilla, Cilla itu adik gue sedangkan lo nggak" sarkas Vitore. Dirinya sebal karena dari hari pertama gadis yang noteabenya kakak dari Cilla itu sering berdekatan dengannya

"Cilla kan sudah nggak ada di sini, jadi bisa dong posisinya aku gantiin" ucap Disa sambil menerjapkan matanya

'Idih'

Allahuakbar, Allahuakbar

Adzan sudah berkumandang, tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Zeyn dan Vitore berlalu meninggalkan kantin.

'Gue harus bisa rebut posisi Cilla' batin Disa dengan penuh ambisi

Di sini lain.

"Sejak kepergian unyil, Disa sering deket-deket kita. Apa cuma perasaan gue aja?" celetuk Vitore di tengah perjalanan

"Gue juga ngrasa gitu" ucap Zeyn menyadari

"Nggak mungkin kan dia ngambil kesempatan dalam kesempitan" ucap Vitore sedangkan Zeyn hanya menghendikan bahunya acuh

"Ohya, gimana kabar adik lo?" tanya Vitore

"Alhamdulillah baik" jawab Zeyn seadanya. Dirinya juga tak tahu pasti karena adiknya itu tidak di Indonesia

"Lulus ke sana?"

"Main bisalah, untuk kerjaan ya tergantung"

Vitore menganggukkan kepalanya dan berbelok ke arah tangga untuk kembali ke dalam kelas. Sedangkan Zeyn jalan lurus untuk pergi ke masjid.

Jika dipikir-pikir apa yang dikatakan Vitore ada benarnya juga. Entah hanya perasaan dirinya saja atau memang benar. Disa yang awalnya acuh kepada mereka berdua, kini perlahan berusaha untuk mendekatkan diri dengan mereka.

Di kantor

Dringgg

Telepon berbunyi yang membuat seorang pria yang tadinya sibuk mengecek data di laptop berhenti dari aktivitasnya. Menatap kesal pada nomor panggilan telponnya, namun tak hayal dirinya mengangkat. Beliau adalah Ayah trio kembar

"Gimana keadaan putri saya ets- putri anda maksudnya?" ucap seorang pria disebrang

"Anda nggak perlu tahu keadaan putri saya" jawab ayah Zero menggeram marah dan menekan kata *putri saya

"Owh, anda nggak mau kasih tahu atau memang nggak tahu? Secara kan putri anda di luar negeri" ucap pria tersebut terkekeh sinis

Zero tersentak mendengar bahwa pria yang menelponnya tahu keberadaan putrinya yang susah payah ia sembunyikan.

"Oh ayolah Zero. Saya bukan orang bodoh yang bisa kau tipu begitu saja. Sebentar lagi putri anda ulang tahun yang ke 16 tahun kan, yang artinya? Saya harap anda tidak lupa dengan janji yang anda ucapkan 15 tahun yang lalu, and jangan coba-coba memisahkan keluarga saya dengannya. Karena apa? Keputusan anda sendiri yang memberikan putri bungsu anda kepada keluarga saya karena enggan melepaskan putri pertama anda. Anda tidak lupa kan tuan Zero yang terhormat" lanjutnya dengan semburat tawa di akhir kalimat

"Lebih baik saya jauh dari putri bungsu saya daripada merelakan putri pertama saya" ucap ayah Zero dengan penuh penekanan

"Zero, Zero. Kira-kira gimana ya reaksi putri bungsu anda jika tahu dirinya di jadikan taruhan oleh ayahnya sendiri. Saya sudah bilang, serahkan putri anda kepada saya. Maka dengan senang hati saya akan menjadikannya ratu di keluarga saya. Dia juga seneng lo berada di dekat keluarga saya, karena apa? Di sana tidak akan ada yang namanya ngalah dan dibentak" ucap pria tersebut

"Anda terlalu egois"








Yey, akhirnya bisa upload🤗

Ayo ramaikan, supaya? Ramailah🥰

Hehe☺

Sampai jumpa di part selanjutnya. Saya ucapkan terima kasih telah bergabung di cerita 'Mengalah? Gak papa'

Semoga kita bisa bersilaturahmi disini.

Dukung penulis dengan memberikan Vote dan Follow juga.

Follow instagram

@d_peopl
@ydistani

Sampai berjumpa lagi teman-teman🤗

Mengalah? Gak papa (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang