"Iya lo setannya" Celetuk Reno membuat Ovan membulatkan matanya.

"Enak aja ganteng gini dikira setan"

"Perlu gue beliin kaca" Sahut Abizer sebelum pergi di ikuti oleh Jerome, Yezril dan Yezran. Ucapan Abizer semakin membuat Ovan kesal, bagaimana tidak sekalinya Abizer menyahut malah mengeluarkan ucapan yang pedas.

"Tega banget sih a' sama Ovan" Teriak Ovan dramatis sambil mengerucutkan bibirnya membuat Reno merauk wajahnya.

"Muka lo bukannya imut malah serem tau gak Van" Reno meninggalkan Ovan.

"Kenapa sih gue tiap hari ternistakan mulu" Gerutunya menghentak hentakkan kakinya mengekori Reno.

***

Giren berada di koridor menuju ke kelasnya namun langkahnya terhenti saat mendengar suara keributan di satu ruangan kosong. Ruangan itu sudah tak terpakai lagi, tadinya ruangan itu tempat ekskul lukis tapi karna peminatnya sedikit kepada sekolah memberhentikan ekskul itu.

Karna rasa penasaran yang tak bisa ia tahan, Giren membuka sedikit pintu itu dan mengintip dibalik pintu. Ruangan itu sedikit gelap tapi tak menghalangi matanya mencari keberadaan keributan itu. Matanya tertuju pada dua orang gadis yang sedang bersitatap. Betapa terkejutnya Giren saat melihat salah satu gadis itu menampar gadis yang tentu ia kenal, gadis itu adalah Miranda.

"M-maaf kak" Ucap Miranda.

"Lo fikir karna Giren udah berhenti bully lo, lo bakal aman" Ucap gadis itu bernama Vioren. Ternyata selain Giren dan teman temannya ada juga tukang bully yang lain di sekolah ini.

"Aku salah apa sampai kakak bully aku"

"Lo tanya salah lo apa?"

"Lo hidup aja udah salah TAU GAK" Sentak Vioren membuat Miranda terkejut.

Vioren tersenyum miring lalu mendekat pada Miranda. Tangannya menjambak Miranda sampai membuat sang empuh mendongak.

"Ternyata selain lo caper ke keluarga gue, lo juga caper sama anak Fegozy. Gue gak nyangka lo sehaus kasih sayang itu" Vioren melepas jambakannya dengan kasar.

"Hiks hiks" Miranda terus menangis membuat Vioren semakin geram.

"Bisa gak gausah nangis, telinga gue sakit denger suara lo yang jelek itu" Vioren mendorong Miranda sampai terjatuh.

Vioren berjongkok di depan Miranda. "Gue peringatin sama lo, berhenti caper ke keluarga gue. Kalau gak gue bakal buat yang lebih parah dari ini" Miranda terus menangis sambil memeluk lututnya.

"DENGER GAK" Bentak Vioren.

"Hiks D-denger kak" Ucap Miranda terbata bata.

Vioren berdiri lalu melangkah menuju pintu. Dengan buru buru Giren bersembunyi di balik tong sampah dekat dari pintu ruangan itu. Untung saja Vioren tak melihatnya.

Giren tak ingin mendapat masalah lagi, ia beranjak dari sana menuju kelasnya.

***

Keadaan kelas Xll IPA 2 sedikit rusuh akibat jamkos. Guru yang mengajar di jam pertama hari ini izin tak hadir karna harus menemani istrinya lahiran.

Semua murid berbuat sesukanya di dalam kelas. Walaupun jamkos mereka tetap mematuhi aturan untuk tidak keluar kelas. Lain jika itu adalah anak Fegozy, semua aturan sudah mereka langgar.

"Eh gue inget sesuatu" Ucap Reno tiba tiba.

"Apaan" Sahut Ovan sambil mengunyah makanan di mulutnya.

"Semalam bang Johan ngabarin gue bakal ada balapan malam ini"

"Terus" Balas Ovan.

"Bang Johan nanya kita mau ikutan kagak"

"Gimana Jer" Tanya Yezril.

"Gue sih ayo ayo aja"

"Siapa yang mau turun kali ini" Tanya Yezran.

"Jerome minggu lalu kan udah, gimana kalau Abizer aja" Ujar Ovan memberi saran.

"Ide bagus tuh" Reno menjentikkan jarinya.

"Boleh, gimana Zer" Jerome menatap Abizer menunggu jawaban dari sang empuh.

"Hm" Singkat, padat dan menyebalkan.

"Oke nanti malam kita kumpul di markas jam 8" Ucap Jerome.

Bersambung...

My Twilight حيث تعيش القصص. اكتشف الآن