"Ini terakhir kalinya kamu bawa motor! Ayo pulang ..."

Sudah dia duga Keenan akan mengatakan hal itu. Ingin sekali membujuk kakaknya ini, tapi pastinya akan kalah telak jika berdebat dengan Keenan.

"Iya," pasrahnya.

"Lo gak jadi sama gue?" ucap Galu.

"Lo sama gue aja," timpal Gala merangkul adik kembarnya itu.

Tanpa disadari oleh Kaycia, seseorang tengah menatapnya tajam dari kejauhan.

"Liat, si cupu itu bener-bener hebat! Selain bisa pacaran sama Karl dia juga taklukin abangnya. Gue jadi penasaran sehebat apa dia," ucap Ren.

"Gue juga penasaran," timpal Asten penuh arti, lalu menaiki motornya dan melesat begitu saja meninggalkan Ren yang masih berdiri di parkiran.

"Lo jadi aneh As," gumam Ren.

'Gue penasaran, sebenarnya lo itu siapanya Karl dan Keenan?' batin Asten seraya melajukan motornya.

Dia, diam-diam mengikuti arah mobil yang ditumpangi Keenan dan Kaycia.

Melihat adanya seseorang yang sedang membuntutinya, Keenan melajukan mobilnya lebih lambat. Dia ingin memastikan apakah benar seseorang itu sedang mengikutinya atau hanya kebetulan saja. Instingnya memang tak pernah salah, motor sport berwarna hitam tengah mengikutinya.

"Pegangan," ucap Keenan bersiap menancapkan gas.

"Hah, kenapa?" bingung Kaycia. Walaupun begitu, Kaycia tetap mengikuti arahan Keenan.

Saat mobilnya melaju dalam kecepatan yang tak biasa, matanya mengarah pada spion mobil. Kaycia pun bisa melihat seseorang tengah mengikutinya. Dia hanya bisa pasrah seraya menutup matanya. Degub jantungnya berdebar takut jika orang tersebut berniat jahat.

Perlu diketahui, Asten tidak pernah tahu di mana rumah Karl dan Keenan. Kedua kakak beradik itu terlalu misterius untuknya. Dia hanya tahu basecamp Phoenix yang diketuai oleh Karl saja.

Walaupun Keenan tidak termasuk ke dalam Phoenix, tapi Asten tahu jika Keenan lah yang telah membantu Karl untuk menyabotase data apapun milik Black Lion. Cukup Asten akui, diantara dua kakak beradik kembar itu yang paling dia takuti adalah Keenan.

Dia merasa bahwa selain misterius, Keenan tampak tenang saat melawan lawannya. Orang tenang sepertinyalah yang selalu dia waspadai.

Setelah jauh Asten mengikuti dia tersadar jika Keenan menyadari kalau dirinya tengah mengikutinya. Dia berdecak kesal, Keenan terlalu waspada. Mau tak mau, dia berputar arah menjauh dari mobil mereka.

Sedangkan Kaycia menghela nafasnya lega. "siapa sih dia, kok ngikutin kita?! Apa jangan-jangan dia mau rampok kita kak?" kesalnya.

"Gak usah di pikirin," ujar Keenan.

.............

"RE SEMANGAT!!" teriak Kaycia menyemangati Rere yang tengah di lapangan.

Rere melambaikan tangannya pada Kaycia, merespon semangatnya.

Pertandingan di mulai, Kaycia terus meneriaki Rere. Tak lupa Galu disampingnya pun ikut menyemangati juga. Melihat Galu, semangat Rere bertambah.

"Ikut gue!"

Kaycia tersentak saat mendengar bisikan di telinganya. Dia menoleh, ternyata Asten pelakunya. Dia tampak bimbang ingin menurutinya atau tidak.

"Lo gak lupa kan sama perjanjian kita waktu itu?" bisik Asten.

Kaycia menelan salivanya susah payah. Sial, kenapa juga Asten membawa-bawa perjanjian konyol itu. Tidak ada alasan lain, Kaycia menuruti permintaannya.

"Mau ke mana?" tanya Galu.

"Ke toilet sebentar," bohong Kaycia, di balas anggukan Galu.

Dengan santai, Asten membawa Kaycia ke salah satu gudang sekolah. Kaycia bertanya-tanya dalam benaknya, apa yang akan dilakukan cowok setan ini.

Dia sudah merasakan lega kemarin, seharian tanpa Asten yang mengganggunya. Kini, sepertinya Kaycia harus bersiap untuk menghadapi kejahilan dan kegilaan Asten.

"Ada apa?" tanya Kaycia setelah mereka sampai di dalam gudang.

"Siapa lo?"

Kaycia mengangkat kedua alisnya, bingung atas pertanyaan Asten.

"Maksudnya?"

Asten menumpu tangannya di kedua sisi Kaycia dan berucap, "lo, Karl dan Keenan. Apa hubungan kalian?"

Kaycia membungkam. Tidak mungkin dirinya mengatakan jika Karl dan Keenan adalah kembarannya. Walau kembar, memang ada sedikit perbedaan diantara mereka.

Apalagi saat ini Kaycia sedang menyamarkan wajahnya. Tidak mungkin Asten bisa secepat itu menyadari wajah Kaycia saat dirinya kepergok kala itu.

"Jawab Kaycia!!" sentak Asten menggeram. Entah kenapa mengingat perkataan Ren, menebak jika Karl dan Keenan kekasih Kaycia, hatinya merasakan hal yang berbeda dan terasa menjengkelkan.

*Klik

Belum sempat Kaycia menjawab, tiba-tiba saja pintu gudang terkunci dari luar. Sepertinya satpam sekolah mengira gudang itu kosong.

"Kak, kita ke kunci!! Kita harus keluar dari sini!"

Kaycia menghampiri pintu, namun, Asten menyentaknya.

"Jawab dulu pertanyaan gue!!"

Kaycia menatapnya, begitupun dengan Asten. Amarah Asten selalu menggebu dan selalu melakukan hal-hal yang tak disukai oleh Kaycia. Sungguh, Kaycia sangat membenci sosok Asten.
.
.
.
.

TBC

My Nerd Is Perfect Where stories live. Discover now