Bab 7

2.2K 124 8
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.............

Perlahan, Kaycia berjalan masuk mansion. Ia berjalan amat pelan untuk menghindari orang-orang di dalam sana.

Dirinya takut keluarganya mencurigai wajahnya. Jadi, sewaktu pulang sekolah ia meminta Rere untuk mengantarnya dan menolak ajakan Keenan.

Akhirnya ia berhasil melewati semua ruangan dan berhasil masuk ke dalam kamar tanpa sepengetahuan siapapun.

Namun, kekhawatirannya belum usai ketika ia harus makan malam bersama keluarga. Memar di pipinya belum memudar. Agar keluarganya tidak mencurigainya, ia pun sengaja memakai make up tebal malam ini.

"Hahaha ... Hahaha ..."

Kaycia mencibir kesal Karl menertawakannya. Begitupula tatapan kedua orangtuanya dan Keenan. Mereka menatap heran Kaycia. Tidak biasanya memakai make upnya setebal itu.

"Kenapa make up kamu gak dihapus sayang?" tanya Viola.

"Emm, itu anu Ma ..." gugupnya, menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lo mau ke pesta Helloween ya?" celetuk Karl diselingi tawanya.

"Karl ..." Viola menatapnya tajam ketika mendengar sebutan Karl pada Kaycia.

"Maaf Ma, keceplosan." cengengesnya.

"Kamu mau keluar?" tanya Rasello menyela.

"Nggak kok Pa, cuma tadi Cia abis video call sama— sama Rere temen Cia."

"Tapi kenapa pakai setebal ini?" sela Keenan membuka suaranya.

Kaycia semakin gugup mendengar pertanyaan dari Keenan, "Cia gak sadar pakai make up setebal ini." hanya itu alasan yang Kaycia miliki. Semoga saja, kakaknya dan kedua orangtuanya tidak mencurigainya.

Setelah mendengar alasan terakhir Kaycia, semua orang diam tidak bertanya lagi. Kaycia bisa bernafas lega.

Namun, ketika Kaycia ingin masuk ke dalam kamar setelah makan malam, tiba-tiba saja Keenan muncul dan mendorongnya pelan ke dalam.

"Kenapa kak?" tanya Kaycia menatap Keenan bingung.

Telapak tangannya menyentuh pipi Kaycia. Ya, siapa sangka Keenan sedari tadi terus menatap pipi Kaycia yang terlihat beda di matanya. Di mana pipinya itu terlihat lebih besar dari sebelumnya.

Ia menyadari ada sesuatu yang disembunyikan oleh adiknya ini. Keenan sangat peka sekali, di saat semua orang berhasil dikibuli Kaycia tetapi dirinya tidak.

"Aw!" keluh Kaycia saat Keenan menekan lebam di pipinya.

"Kenapa?"

"Ng-nggak kenapa-napa." elaknya tidak berani menatap Keenan.

"Jangan bohong."

Kedua tangan Kaycia saling menaut, ia tau jika kakaknya tidak suka dibohongi, "Ci-Cia gak apa-apa kok kak Keen. Suer Cia gak ap— Aw!!" lagi, Keenan menekan pipinya. Kali ini lebih keras karena ia ingin kejujuran dari Kaycia.

My Nerd Is Perfect Where stories live. Discover now