Bab 1: Pemberitahuan yang Menyenangkan

3 0 0
                                    

'Kepada setiap anggota angkatan darat kementerian pertahanan Jepang berkumpul di aula untuk pemberitahuan penting. Sekali lagi, diharapkan kepada para anggota untuk segera datang ke auditorium untuk pemberitahuan penting, bagi siapa saja yang berada di tempat ini, namun tidak datang, maka akan dikenakan sanksi!'

Suara dari pelantang suara itu, membuat perhatianku yang kini sedang mengatur rambut langsung terfokus padanya, tidak... lebih tepatnya pada rangkaian kata yang keluar dari pelantang suara itu.

"Apa yang terjadi sampai semua anggota harus berkumpul di auditorium dan bukan lapangan?" gumamku heran. Karena pemberitahuan untuk berkumpul auditorium hanya jika ada masalah yang serius saja, dan biasanya hanya bisa oleh beberapa orang dengan pangkat yang tinggi.

Memilih untuk mengabaikan rasa penasaran itu, aku pun langsung bergegas menuju auditorium, selepas mengikat rambut panjangku menjadi ponytail. Saat sampai di auditorium, dapat aku lihat banyak anggota lain yang sudah berkerumun, dan berbincang satu sama lainnya.

"Perhatian semuanya!" ucapan dengan nada tegas yang berasal dari panggung yang ada di ruangan auditorium, mengundang semua tatapan dari orang-orang yang ada di sana. Termasuk aku, yang melihat seorang pria paruh baya yang berdiri dengan tegapnya di depan podium.

"Menteri pertahanan? Apa yang dilakukannya di sini?" ucap seseorang yang berdiri di sampingku.

Yah, aku tidak mempermasalahkan dirinya yang bertanya seperti itu, karena seorang menteri pertahanan yang datang langsung untuk memberikan pengumuman secara langsung memang aneh.

"Kalian pasti bingung kenapa saya berada di tempat ini. Apalagi sampai memanggil semua anggota militer angkatan darat yang ada di sini untuk berkumpul." jawaban tidak terduga yang keluar dari mulut menteri pertahanan itu, cukup untuk membuat semua yang ada di sana, melihatnya dengan tatapan kagum sekaligus ngeri karena beliau yang seolah membaca pikiran semua orang yang ada di sini.

"Baiklah, saya rasa sudah cukup basa-basinya." Ucap menteri pertahanan dengan wajah serius yang terpatri di wajahnya yang sudah mulai dipenuhi dengan kerutan-kerutan halus, namun tetap memancarkan aura kharismatik seorang pemimpin.

"Alasan saya menyuruh kalian semua berkumpul di tempat ini adalah untuk memberikan kalian kesempatan untuk melakukan perjalan ke semesta yang lain."

Selepas mengatakan itu, auditorium yang semula sunyi, kini dipenuhi dengan suara-suara yang mempertanyakan maksud dari apa yang diucapkan oleh orang tua itu.

"Saya tahu jika kalian mungkin bingung dengan apa yang saya katakan. Tapi ini benar adanya. Saat sekarang banyak orang yang mempertanyakan jika di dunia ini memiliki kehidupan yang lain atau yang populer disebut dengan multiverse, dan karena hal inilah yang membuat para scientist dan juga peneliti menciptakan sebuah mesin untuk pergi ke semesta yang lain. Namun, karena belum cukup bukti untuk memastikan kebenaran dari mesin itu, maka kami mengajukan diri untuk mencobanya dengan para anggota terpilih dari angkatan militer ini. Karena itulah, jika ada yang berminat, bisa langsung naik ke atas podium." Lanjut menteri pertahanan, yang kini melihat orang-orang yang ada di panggung dengan pandangan menilai.

Tak lama setelah itu, beberapa orang pun naik ke atas panggung, termasuk aku yang memang tertarik dengan pembahasan mengenai alam semesta lain.

"Hoo, seperti yang diduga dari para pasukan khusus," ujar menteri ketahan dengan sebuah seringai yang muncul di wajahnya.

Memang, kemiliteran angkatan darat memiliki anggota khusus yang hanya bekerja untuk kasus yang khusus juga, lebih tepatnya kasus dengan tingkat bahaya yang lebih tinggi, karena itulah kemampuan anggota khusus bisa dibilang berada jauh di atas kemampuan para anggota biasa, mulai dari kemampuan analisis, bertahan hidup, bertarung, penggunaan senjata, dan juga penyamaran, semua kualifikasi itu haruslah terpenuhi jika seseorang ingin masuk ke dalam jajaran keanggotaan khusus militer angkatan darat.

Tidak heran jika anggota khusus militer angkatan darat hanya memiliki lima orang sebagai anggotanya, dan sekarang kelima anggota itu sudah berdiri di atas panggung dengan tubuh tegap menghadap ke arah menteri pertahanan, termasuk diriku.

"Saya tahu jika kalian memang pemberani, hanya saja apa kalian benar-benar yakin dengan keputusan kalian saat ini?" pertanyaan dengan nada meremehkan yang keluar dari mulut menteri pertahanan itu, cukup untuk membuatku merasa diremehkan dengan itu.

Aku tahu jika dia menanyakan itu hanya untuk menguji kesiapan kami untuk menjalani hal ini, apakah mental kami sanggup untuk menghadapi hal yang belum pasti dan bisa saja membahayakan nyawa kami. Tetapi tetap saja, rasa-rasanya aku ingin memukul wajah pak tua itu yang kini tengah memasang senyum remeh di wajahnya.

"Saya sebagai ketua anggota khusus militer angkatan darat yakin dengan kemampuan saya dan juga anggota saya untuk menjalani percobaan ini." Perkataan yang keluar dari mulut ketua itu, membuat kami anggota khusus yang berdiri di atas podium, tersenyum karenanya.

'Seperti yang diharapkan dari ketua', batinku dengan sebuah senyum tipis saat melihat wajah ketua kelompok yang penuh dengan keyakinan itu.

Selepas itu, aku pun melihat ke arah pak tua yang menjabat sebagai menteri pertahanan itu, yang kini juga tersenyum bangga dengan perkataan ketua tadi.

"Yah, jika soal kemampuan aku tidak akan mempertanyakan itu lagi. Hanya saja, resiko dalam percobaan ini sangat tinggi, tidak seperti kasus lain dimana kalian mempertaruhkan nyawa dengan jasad kalian yang kemungkinan besar masih bisa ditemukan dan dipulangkan pada anggota keluarga kalian." ucapnya mencoba memberikan pengertian lagi kepada kami, dengan pandangan tegas, namun juga sarat akan kekhawatiran.

"Tapi ini adalah perjalanan lintas waktu, dimana kalian akan melintasi waktu untuk pergi ke alam semesta yang lain, dan tidak menutup kemungkinan jika mesin tersebut rusak, kalian akan terjebak dalam dunia entah berantah, atau yang lebih buruk lagi kalian yang terjebak dalam dimensi waktu, tanpa bisa bertemu dengan keluarga kalian lagi."

Perkataan yang mirip pernyataan dari menteri pertahanan itu, membuat kami yang berdiri di depannya membeku. Resiko yang baru saja beliau katakan begitu menakutkan, memang kami sudah sering mempertaruhkan nyawa, hanya saja jika dibilang mayat kami yang mungkin tidak akan pernah ditemukan, cukup untuk membuat semua yang ada di sana ragu untuk mengikuti percobaan ini.

"Saya yakin."

Ujaran penuh keyakinan yang keluar dari mulutku, sukses membuatku menjadi pusat perhatian di sana, begitu juga dengan menteri pertahanan yang menatap heran kearahku.

"Kenapa kau begitu yakin dengan hal ini, di saat resiko dari percobaan ini begitu besar?" tanya menteri pertahanan masih dengan ekspresi heran yang masih melekat pada wajahnya.

Aku yang mendengar itu hanya tersenyum tipis, sebelum membalas pertanyaannya. "Karena saya tidak memiliki ikatan di dunia ini. Saya tidak memiliki keluarga yang akan menangisi jasad saya jika gugur, saya juga tidak memiliki pasangan yang akan menunggu saya untuk selesai bertugas, dan lagi, saya tidak memiliki teman yang akan selalu mengkhawatirkan kondisi saya. Oleh karena itulah, saya cocok untuk mengikuti percobaan ini."

Kondisi di ruangan itu kembali senyap saat aku selesai menyampaikan pendapatku. Ditambah lagi dengan tatapan terkejut yang ada pada wajah mereka, entah kenapa itu terasa lucu. Mereka yang selalu memandangku sebagai hama pengganggu kini memberikan tatapan terkejut dengan kekhawatiran yang terlihat jelas.

"Selain itu, jika saya mengikuti ini dan misi ini berhasil, bukankah akan membuat kemiliteran angkatan darat semakin disegani oleh masyarakat? Dan kalaupun tidak berhasil, dan saya kehilangan nyawa saya, itu karena pengabdian saya kepada masyarakat dan negara. Jadi saya tidak akan memiliki penyesalan apapun." ucapku dengan senyum penuh keyakinan yang terpasang apik di wajahku.

Semua orang yang ada di sana, kembali tertegun dengan apa yang aku ucapkan, termasuk para atasan, dan juga menteri pertahanan yang berdiri di depanku.

"Hahh, saya rasa tidak ada lagi yang bisa saya katakan untuk menolakmu." senyum tipis muncul di wajah pak tua itu. "Kalau begitu, persiapkan dirimu dengan baik, karena besok merupakan waktu bagimu untuk melakukan percobaan itu." lanjutanya dan langsung pergi meninggalkan auditorium.

"Besok akan menjadi hari yang menarik." Senyum tipis muncul di wajahku saat menggumamkan itu, aku pun langsung pergi dari sana untuk melakukan persiapan.

My UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang