. . ➨〖SOS-02〗 ˎˊ˗ ꒰ :🌑: ꒱

23 3 0
                                    


✎───『Tegar Hati』───🐬⊰


Kuhias kamarku selucu mungkin. Mainan peliharaanku jauh lebih banyak dari mainanku. Aku hanya punya satu mainan itupun boneka hiu pemberian Louis.

Sempurna.

Kamar ini terlihat sangat indah. Kupastikan peliharaanku nyaman berkeliaran di sini dan tak akan pernah keluar dari sini. Jangan sampai mereka terlihat lagi oleh ayah dan ibuku. Aku tidak mau mereka mati.

Aku berjalan tenang ke lantai bawah, memasuki ruang makan dan duduk di salah satu kursi di sana. Meja makan ini sangatlah panjang, tapi hanya sekali setahun saja kursinya terisi semua. Ketika natal, maka keluarga besarku akan datang dan makan bersama di meja ini.

Di hari biasa seperti hari ini hanya ada aku, sendirian makan di sini ditemani para maid yang berbaris di belakangku.

Orang tuaku jarang sekali makan di rumah. Mereka sibuk menghabiskan waktu bersama pekerjaan. Aku yang masih lima tahun kok bisa ditelantarkan di rumah sebesar ini sih?

Selesai makan, para maid segera membersihkan meja makan hingga bersih seperti semula menyisakan buah-buahan dan lilin saja.

In-ah, bibi maid di rumah ini menggiringku ke kamar mandi. Dia membantuku naik ke atas tangga kecil di depan wastafel.

Aku bisa melihat wajah mungil pada cermin yang jernih di depanku. Kuterima sikat gigi yang sudah tertuang odol biru tua di atasnya lalu menggosok gigiku secara teratur. Manis. Odol ini manis berperisa blueberry tanpa rasa mint.

Apakah semua jenis odol semanis ini? Di seluruh penjuru rumahku, hanya ada odol rasa buah-buahan dan madu.

Aku membuang air dari mulutku setelah berkumur lalu bertanya ke Bibi Inah. "Bi, kapan aku boleh makan permen mint?"

"Bibi kan sudah pernah bilang, mint itu rasanya pedas. Bikin mulut terasa aneh. Jadi sampai kapanpun tidak boleh."

"Hmm ... Kalau odol? Hanya dipakai untuk sikat gigi juga tidak boleh?" tanyaku lagi dan menatapnya dengan lugu melalui cermin di wastafel.

Tatapan cemasnya melihatku dari samping. "Odol? Kau pernah lihat di mana odol yang mengandung mint?"

"Di supermarket."

"Oh, haha ... tidak boleh. Kau tahu, kan? Di rumah ini tidak ada yang pakai odol mint karena kami tahu rasanya buruk. Jadi kau juga jangan coba-coba." Bibi Inah tertawa canggung. Aku mengangguk dengan wajah datar.

Saat itu mereka begitu hebat menciptakan situasi seakan mint itu aneh. Tak pernah sekalipun tercium aroma mint atau sesuatu yang mengandung mint ditemukan di rumah ini.

Seperti odol, tak ada yang menggunakan odol mint di rumah ini. Ayah, ibu, dan para maid. Semuanya tak pernah, maka aku juga tidak boleh.

*****

Di usiaku yang ke-6, aku sudah dimasukkan ke sekolah dasar.

Di sekolah ini, aku kembali bertemu dengan anak laki-laki yang sama dengan di pemakaman. Siapa ya namanya? Aku agak lupa waktu itu.

Namun, dia lebih dulu menghampiriku dengan senyuman lebar yang kelihatan bodoh.

"Haloo!"

"Yang di pemakaman ...?"

"Lee Hu-An!"

"Ah ... Huan Lee."

Dia menghela nafas, mungkin masih sulit menerima namanya yang kuubah seenak jidat. Ia melirik ransel yang berada di bangku sebelahku. Aku sendiri tidak tahu punya siapa ransel itu. Sejak aku memilih duduk di sini, ransel itu sudah ada.

SWEET OCEan SCREAMWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu