Chapter 7: Eruditio Train Accident (part 3)

22 12 3
                                    

Kami tiba di tempat kejadian, terdapat beberapa pihak kepolisian, saksi, dan warga yang sedang ikut berkumpul.

"Kita lihat dulu apa yang akan dijelaskan oleh pelaku itu, kita jangan beraksi terlebih dahulu, tunggu aku memberi aba-aba."

"Baik guru."

Kita berdiri di kerumunan paling depan. Guru Megumi yang memberi jalan kepada kami, walau harus dapat omelan dari beberapa warga.

"Mari kita mulai investigasinya. Kita dengarkan ucapan dari para saksi." Ucap salah satu polisi disana.

Terdapat 5 saksi yang didatangkan. Yaitu kedua masinis yang bernama Adi dan jogo, dan juga tiga orang yang pertama ikut mengevakuasi para korban.

"Kita dengarkan dari 3 saksi yang ada di stasiun. Silahkan bisa dijelasin."

"Waktu kejadian, saya dan kedua teman saya sedang menunggu kereta datang. Sekitar jam 5:00 pagi. Keadaan masih ramai di stasiun. Banyak orang yang berdatangan sedang menunggu datangnya kereta eruditio itu." Ucap orang pertama.

"Beberapa menit setelah itu, kereta tersebut datang. Aku tidak tahu akan adanya insiden tersebut, karena dari luar kereta terlihat baik baik saja. Aku tidak menyangka itu akan terjadi." Ucap orang kedua.

"Dan disaat kereta berhenti dan pintu seluruh kereta dibuka, kedua masinis ini keluar dan meminta tolong dengan perasaan cemas." Ucap orang ketiga.

"Itu benar pak, kami sangat ketakutan pada saat itu, ini pertama kalinya bagi kami, untung kami selamat." Ucap pak Adi.

"Sekarang, kita dengarkan kesaksian dari kedua masinis yang membawa kereta eruditio tersebut."
"Silahkan bisa dimulai."

"Pada saat ditengah-tengah perjalanan. Kereta sebelumnya ada di keadaan yang aman dan baik-baik saja. Sampai terdengar teriakan dari gerbong terakhir. Kami tidak tahu suara dari siapa itu, tapi teriakan penumpang gerbong belakang semakin keras."
"Pada saat itu, penumpang gerbong ke-2 berebutan ingin masuk ke gerbong pertama. Pintu terus digebrak-gebrak sehingga pintunya rusak." Kesaksian dari pak Jogo

"Kami lantas mengecek CCTV gerbong terakhir. Kami melihat sosok tinggi mengerikan, dia membunuh para penumpang gerbong itu sampai tak tersisa kehidupan. Kemudian CCTV setiap gerbong dirusak olehnya."
"Kami berusaha menekan tombol untuk membuka pintu darurat di gerbong 2, tapi tidak tahu kenapa pintunya tidak mau terbuka, pintunya mengalami kerusakan."
"Kami tidak bisa melakukan apa apa disana, iblis itu merusak pintu gerbong 2 dan 1 dan kemudian membunuh para penumpang dihadapan mata kami yang melihat lewat jendela pintu gerbong."
"Kami bersembunyi di kereta bagian depan dan berusaha hening dan tidak mengeluarkan suara apapun." Kesaksian pak Adi.

"Iblis itu sempat merusak pintu gerbong pertama dan melihat kereta bagian depan dengan jendela. Kami dalam keadaan sudah bersembunyi, jadi iblis itu tidak membuka pintunya. Dia langsung lari, kami melihatnya dari jendela, dia lari ke arah gerbong terakhir lalu keluar lewat pintu paling belakang."
"Kami hampir saja diambang maut. Kami selamat sampai stasiun. Begitulah tragedinya." Ucap pak Jogo.

"Ini sepertinya memang tragedi yang pelakunya adalah monster, aku juga melihat di kereta itu terdapat kerusakan yang sama seperti kesaksian kedua masinis ini." Ucap salah satu polisi.

"Jika itu memang benar berarti kita harus menutup permanen stasiun ini. Jika tidak, tragedi ini bisa terulang kembali." Ucap polisi yang lain.

"Tidak perlu." Guru Megumi maju kedepan dan melangkah ke dekat barisan saksi. "Aku tahu apa yang sebenarnya terjadi."

"Siapa kau?, berani-beraninya tiba-tiba menyerobot." Ucap pak Jogo.

"Aku sudah tahu semuanya, aku sudah menyelidiki tragedi ini, dan aku menemukan banyak pernyataan yang bisa ku jabarkan."

Freedom From The Demons ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang