Chapter 3: Unforgettable

38 12 11
                                    

"Bukan apa-apa, hanya..... Aku membencimu!!!."

Ken berlari kearahku. "Third technic: water punch." pedang milik Ken menyerangku. Pedangnya mengeluarkan air setelah digerakkan dan diayunkan. Gelombang air itu mengenaiku, rasanya seperti terpukul oleh orang dewasa, tapi dalam bentuk air. Tubuhku terpental kembali dan terjatuh ke tanah

Ken berlari ke arah sebuah pohon dan memanjatnya dengan cepat. Bukan seperti memanjat, lebih seperti berlari dengan cepat kearah atas pohon.

"Tolong hentikan Ken, apa salahku?, aku sedang kesakitan dan hampir saja mati karena iblis tadi. Dan aku sedang berduka karena kakekku tiada." Aku meminta ia untuk berhenti menyerangku. Tapi itu percuma, dia hanya melihatku dari atas pohon yang berjarak 7 meter didepan diriku yang sedang duduk sambil memasang wajah tanpa ekspresinya lagi.

Aku mencoba untuk berdiri. Tapi, belum sempurna berdiri, Ken melompat dan melesat kearahku.

Aku mencoba menghindar dan bergerak ke arah samping kanan. Tendangan kaki kirinya meleset dan mengenai tanah. Tapi itu tidak ada gunanya, kaki kanannya dengan cepat menendangku, aku terdorong beberapa meter dan membentur rumah kakek.

Ken mengacungkan katananya. "Seventh technic: dragon sword." seketika katananya mengeluarkan gelombang air yang kemudian menyelimuti katana itu membentuk seperti naga. Naga air, sihir yang menakjubkan sekaligus menyeramkan. Ken kemudian melemparkan katana itu kearahku.

Aku menghindar. Tapi, sekali lagi, itu tidak ada gunanya. Katana yang sekarang berbentuk seperti "naga" itu berbelok arah dan kembali mengejarku. Katana itu bagai naga sungguhan yang sedang mengincar mangsanya.

Serangannya mengenaiku. Aku terdorong kembali dan terjatuh. Serangan itu tidak menyebabkan luka gores. Tapi rasanya seperti dipukul.

Katana itu terlempar ke arah Ken bersamaan dengan Ken yang ternyata sudah berlari. Ia meraih katananya dengan cepat dan melempar kearahku, kali ini tanpa sihir. Katana itu meleset karena aku sedikit menghindar dan katana itu menancap ke tembok rumah kakek yang terbuat dari kayu.

Tak selang lama, Ken berjalan pelan kearahku. "Kau harus belajar banyak."

Ken berjalan pelan kearahku, sekarang dia hanya berjarak 4 meter didepanku.

Kini dia terlihat seperti benar benar memusuhiku. Aku tidak tahu kenapa dia bisa seperti itu. Dan kenapa dia bilang aku perlu banyak belajar?. Ini semakin aneh.

Ini kesempatan. Katana milik Ken ada di sampingku. Jika aku mengambilnya, dia akan tak bersenjata. Dan kesempatanku lebih besar.

Dengan cepat aku mengambil katana Ken yang sedang menancap di dinding tembok kayu rumah kakek.

"Mundur kau, atau..."

"Atau apa?, kau akan mengalahkanku?, coba saja kalau bisa. Aku akan membunuhmu lebih dulu!" kata Ken sambil membentangkan tangannya.

Aku tahu, walaupun aku bersenjata dan dia tidak, aku belum tentu bisa mengalahkannya. Dia jauh lebih kuat dariku yang hanya seorang remaja biasa.

Aku berlari cepat menyerangnya dengan katana yang kupegang. Dengan cepat Ken menghindarinya. Belum selesai seranganku, Ken mengarahkan tinjunya ke arah tubuhku. Aku terdorong ke belakang beberapa meter.

Sebenarnya serangan Ken tidak terlalu keras karena dia tidak menggunakan kekuatan, sihir, ataupun senjata. Hanya saja karena aku sedang lelah, rasa sakit ini bertambah lebih sakit.

Pertarungan jarak dekat dan cepat pun terjadi. Beberapa tinju, tendangan, serangan, tebasan, tepisan, hindaran terjadi. Pertarungan yang sangat sengit.

Freedom From The Demons ( Slow Update )Where stories live. Discover now