Chapter 1: From You 2000 Years ago

104 14 3
                                    


Hari itu, manusia kembali mengingatnya......
Kekuatan atas teror yang dilakukan oleh mereka......
Aku......
Aku harus bertahan hidup.......
Hidup untuk mati dilain hari.......
Dan MEMBUNUH MEREKA SEMUA.










FREEDOM FROM THE DEMONS
by SURGAVERSE writer

Tengah malam, tepatnya menjelang pagi, pukul 3 malam. Aku berjalan di tengah gelapnya hutan dan mendaki ke atas bukit perkotaan. Suasananya sepi, hanya ada suara jangkrik dan sesekali burung gagak lewat sambil berkoak-koak.

Aneh sekali, tidak biasanya ada burung gagak di sekitar sini. Ketika aku mendapatkan kabar jika Kakek sedang sakit, segera aku bergegas kemari menuju rumahnya. Pria tua itu tinggal bersama adikku, dia selalu merawat Kakek dengan baik dan lembut, berbeda denganku yang tidak seperti dirinya.

Aku Arga Heavenlight, tahun ini berusia 15 tahun. Tinggi badanku tak jauh berbeda dari anak-anak lainnya, rambutku hitam, dan ada bekas luka goresan di mata bagian kiri. Di sekolah, aku terkenal sebagai anak yang pintar.

Aku tinggal di sebuah kota kecil bernama Kota Zankokuna. Aku tinggal sendirian karena kedua orang tuaku bekerja di luar kota, sedangkan Kakek tinggal di atas bukit kota ini bersama adikku, Arda Lawliet yang masih berusia 11 tahun. Tinggi badannya tentu saja lebih kecil dariku, tetapi ia punya rambut putih polos bersih. Arda juga selalu terlihat cool dan tenang, dia terkenal tampan, baik hati, dan pintar.

Kakekku tinggal di sana bukan tanpa alasan, dia memang aneh dan keras kepala. Setiap aku mengajaknya tinggal di rumahku, dia selalu bicara tentang warisan dan peninggalan Nenek beserta janjinya dengan nada yang tegas. Kepalanya sekeras batu meski ia sudah berumur dan bau tanah.

Arda selalu menyayangi Kakek karena Kakek lah yang selalu berada di dekatnya ketika kedua orang tua kami sibuk. Dulu Kakek sering bercerita tentang Legenda Iblis dan Pembunuh Iblis karangannya. Dia pandai sekali menghibur adikku itu sampai-sampai Arda percaya jika itu adalah cerita sungguhan. Dulu, Arda bahkan sampai takut keluar di malam hari.

Hahaha, dia itu lucu sekali. Saking polosnya Arda, dia sampai terpengaruh cerita karangan kakeknya sendiri.

***

Srakk!

Goresan berupa cakaran besar tercetak di batang pohon yang tebal dan tua. Napas yang menderu terdengar dari sang pelaku. Matanya melotot dengan menyeramkan di tengah kegelapan hutan.

"Heh … tidak salah lagi! Si sialan itu pasti masuk ke hutan ini! Dasar, ini semua gara-gara iblis besar merepotkan itu! Aku harus segara membunuhnya sebelum si sialan itu membunuh seseorang."

***

"Akhirnya sampai juga, aku harus segera masuk dan memberi buah tangan kepadanya."

Aku menghela napas panjang dan mengusap peluh. Cukup melelahkan berjalan di tengah hutan seperti ini. Beruntungnya, aku bisa sampai dengan selamat tanpa luka sedikit pun, kecuali luka gores karena tidak berhati-hati saat melewati ranting pohon yang tajam.

Aku pun masuk ke rumah kakek dan meletakkan tas dan buah tangan di meja. "Arda, aku datang!" seruku dengan suara yang tidak terlalu keras, takut-takut jika Kakek masih tertidur.

Tak lama, muncul Arda yang menghampiriku dengan ekspresi senang. Ia menyambutku seperti biasanya. "Akhirnya kau datang, Kak! Aku menunggumu semalaman!" ucapnya dengan tersenyum hangat.

"Maaf, Arda, aku tidak bisa sering ke sini. Aku terlalu sibuk dengan persekolahan selanjutnya, aku harus sering belajar agar aku bisa diterima di SMA yang ku inginkan."

"Tidak apa-apa, Kak. Yang penting Kakak bisa ke sini meski hanya sesekali."

Meski Arda terkenal dingin dan tenang, ia selalu bersikap hangat di hadapanku dan Kakek. Aku sangat menyayanginya. Dia sangat baik dan auranya selalu terlihat tenang, pintar pula.

Freedom From The Demons ( Slow Update )Where stories live. Discover now