🔞 Heart Flight ✈ Chapter 6

1.2K 5 0
                                    





*





Jihan masuk ke dalam mobil setelah Wildan membukakan pintu untuknya. Salahkan Jihan yang sudah membuatnya ereksi. Jika mereka bukan di parkiran bandara, Wildan mungkin sudah mengajak Jihan memuaskan nafsunya di mobil saja. Biar lebih cepat.

Tapi ia yakin itu tidak akan senyaman ketika ia dan Jihan melakukannya diranjang. Di atas ranjang Wildan yang besar dan lebih homey. Ia akan lebih leluasa menguasai tubuh Jihan.

Tak banyak aktivitas yang terjadi didalam mobil, bahkan tak ada. Hanya Wildan yang sesekali menoleh pada Jihan dalam hitungan beberapa detik sebelum kemudian melanjutkan melihat ke depan, fokus pada jejalanan menuju cluster-nya. Mereka bahkan tak berbicara. Dan Jihan bersyukur Wildan tak mengajukan percakapan apapun, karena ia sangat takut sekarang ini, bahkan hanya untuk bersuara.

Tak butuh waktu lama untuk sampai, dan untuk pertama kalinya Wildan bersyukur karena membeli sebuah tempat tinggal di dekat bandara, setelah bertahun-tahun merutuki diri karena beberapa rekan dan atasannya yang bisa dengan mudah menemuinya dengan datang langsung ke rumah hanya untuk menanyakan hal-hal yang menurutnya tidak penting dan otomatis mengganggu waktu istirahatnya. Seperti menanyakan perihal jalur penerbangan padahal waktu itu bukan ia yang bertugas, meminta kontak pramugari yang pernah ditidurinya, atau sekedar curhat.

Jihan menatap sekitarnya. Kamar yang bagus untuk anak lajang semacam Wildan. Dekorasinya terlihat simpel dan tidak muluk-muluk. Tapi tampak nyaman di tinggali.

Wildan memperhatikannya dari belakang dengan jarak beberapa meter. Saat ini titik Jihan berdiri lebih dekat dengan ranjang sedangkan Wildan lebih dekat dengan pintu yang baru saja di tutupnya.

Wildan menelan ludahnya saat melihat lekukan demi lekukan tubuh Jihan. Matanya terpaku pada kedua organ tubuh yang menggoda milik Jihan. Itu bokong yang pernah ia remas beberapa hari lalu.

Dan jangan lupakan kulit putihnya yang mulus, yang sebentar lagi akan tersuguh indah dalam keadaan tanpa busana di bawahnya.

Sadar sesuatu di tubuhnya semakin mengeras, Wildan menghampiri dengan cepat. Tepat saat Jihan menoleh ke arahnya karena merasa diabaikan.

Wildan melumat bibirnya, mendorongnya ke atas ranjang tanpa memutuskan tautan bibir mereka. Satu tangannya menyusup kedalam kemeja Jihan dan meraba tonjolan kecil yang ia yakin akan merangsang gadis di bawahnya hanya dengan menyentuh atau mengusapnya.



***


Ketika Jihan mulai tunduk di bawah nafsu Wildan, ia yakin tak salah keputusan. Tapi ia mulai ragu dan bertanda tanya apakah keputusannya ini adalah yang terbaik?

Ia mengernyitkan dahinya. Sentuhan Wildan di atas nipple-nya membuat sesuatu dalam dirinya bangkit. Sesuatu yang menggelikan tapi juga menggairahkan, di tambah ciuman dari mulut Wildan yang melumat bibir heart shape-nya. Bahkan lidah Wildan sudah mulai masuk ke wilayahnya.

Jemari Wildan mencari sesuatu untuk disentuh ketika pria itu berhasil menyingkap rok ketat berwarna khaki yang dikenakan Jihan. Ia mulai menekan dan menggesek miliknya di atas area vital Jihan yang masih terlindung underwear. Jihan menelan ludahnya dan lenguhan pertama lolos dari mulutnya.

Satu tangan Wildan yang tidak melakukan apa-apa membuka kemeja yang di kenakan Jihan. Di lepaskannya kancing itu satu per satu. Ciumannya menurun ke leher Jihan dan sampai akhirnya tubuh bagian depan Jihan terekspos indah di matanya.

Wildan menjelajah bagian itu. Kedua tangannya menurun, mengelus pinggang gadis manis itu hingga mendarat di atas celana dalamnya. Dengan mudah dan gerakan pelan ia menyusupkan satu tangannya ke dalam.

Wildan kembali mengecup bibir Jihan sambil mengelus sesuatu yang ada di balik celana dalam Jihan. Ia tersenyum saat tangannya meraba-raba bagian itu, dan memperkirakan seberapa dalam ia bisa menenggelamkan diri di dalam Jihan.


***

Wildan terus bergerak menggesekkan miliknya dengan milik Jihan yang hanya di lapisi celana dalamnya. Jika menuruti nafsu tentu saja Wildan tidak puas hanya dengan melakukan itu. Tapi ia tidak mau menyia-nyiakan waktu.

Seperti ekspektasi liarnya, ia akan mencicipi seluruh tubuh Jihan dan meninggalkan jejak di setiap inci kulit mulusnya. Wildan menarik celana dalam Jihan dan gadis itu merapatkan kakinya karena merasa kurang nyaman.

Wildan membuka resleting celananya dan mempertemukan organ vitalnya dengan milik Jihan. Gadis cantik itu semakin mempererat cengkramannya pada bedcover milik Wildan.

Jihan menggigit bibirnya. Semua sentuhan Wildan terasa membangkitkan seluruh hal yang tak pernah di rasakannya seumur hidup. Darahnya berdesir dan jantungnya berpacu lebih cepat.

Meski benar-benar tidak tahan, tapi Wildan tidak ingin menyakiti Jihan. Ia tidak akan benar-benar memperkosa Jihan meski pernah membayangkan hal itu. Ia ingin membuat dara cantik di bawahnya ini nyaman dan mendengarnya mendesah karena kenikmatan, bukan karena kesakitan.

Wildan mengakhiri foreplay-nya setelah melakukan gesekan cepat yang berhasil membuat Jihan terengah lelah. Kemudian mulai mengambil sesuatu di dalam lacinya.

Seorang petualang seks seperti Wildan tak akan pernah lupa menyimpan pengaman. Jihan memang bukan pasangan seks pertamanya, tapi ia adalah perawan pertamanya. Dan menurutnya itu akan lebih keren. Malam panasnya kali ini pasti akan terasa berbeda. Lagipula ia sudah bosan masuk ke terowongan para wanita yang tidak perawan dan murah harga diri.

Ya. Meskipun Wildan sangat menyukai seks tapi ia tidak pernah merusak wanita manapun yang masih perawan. Dan salahkan wanita-wanita berwajah cantik bak bidadari tapi seperti jalang itu karena tidak memiliki iman yang kuat sehingga mudah sekali menelanjangi diri mereka demi berfantasi di atas ranjang dengannya. Sungguh murahan dan tidak punya harga diri.


***

Wildan menelusupkan jarinya yang basah ke dalam lubang sempit Jihan yang juga sudah mulai basah karena sentuhan maut dari jarinya. Dengan gerakan pelan dan menggoda Wildan mengeluarmasukkan satu jarinya sampai gadis manis itu siap menerima yang lebih besar.

Jihan merasakan daerah kewanitaannya berdesir hebat ketika jari Wildan dengan leluasa berada disana, ia tidak bisa berhenti menggigit bibirnya karena perasaan aneh yang terhubung dari kewanitaannya menuju otaknya. Wildan sangat menikmati bahkan menunggu ekspresi Jihan yang terlena dengan setiap foreplay-nya, ia hanya menyentuh gadis itu dengan ringan dan memainkan klitoris gadis itu sesekali, tetapi gadis itu sudah terlihat sangat menggoda dan membuat Wildan tidak sabar untuk langsung ke ‘intinya'.

Jihan menelan ludahnya, tepat saat ia ingin menutup rapat kakinya karena merasa semakin basah, sesuatu kemudian terselip diantara daging kewanitaannya yang terbelah. Sesuatu yang berdenyut berada ditengah-tengah milik Jihan yang juga sedang berdenyut entah karena apa. Jihan terlalu primitif tentang hal seperti ini.


*

Setelah beberapa kali melakukannya, Wildan mengeluarkan jarinya. Sedikit memberi sentuhan ringan di sekitaran area itu sebelum kemudian mengarahkan miliknya.

Ia kembali memposisikan dirinya sejajar dengan wajah Jihan. Lalu mulai memasukkan miliknya perlahan-lahan, bersamaan dengan itu ia kembali meraup bibir Jihan untuk disesapi.

Jihan merasakan nyeri ketika untuk pertama kalinya sesuatu menembus dirinya. Ia menggigit bibirnya, menahan perih ketika Wildan mulai memasukkan ujung kejantanannya.

Lalu kemudian Wildan mendorong perlahan-lahan, membuat Jihan berjengit dan mendenyitkan kedua alisnya ketika sebuah benda besar dan kenyal yang terasa asing menembus melewati dirinya.

Cengkramannya di pundak Wildan semakin kuat semakin pria diatasnya menggerakkan diri. Pinggulnya bergerak maju mundur dengan irama sepelan mungkin. Walau sebenarnya ia sangat ingin menghabisi Jihan secara brutal dan merasakan setiap inci tubuhnya tanpa terlewatkan.

Tapi untuk pertama kalinya akal sehat Wildan bekerja ketika sedang asyik tenggelam dalam seksualitas. Nanti, ada saatnya ia akan melakukan itu dan tidak bisa mengendalikan diri hingga membuat Jihan kelelahan. Tapi tidak sekarang. Ia harus membuat Jihan nyaman dulu dengan seks pertamanya, setidaknya Wildan harus memberi kesan yang indah bagi makhluk lugu seperti Jihan. Terlebih, di mata Jihan imej Wildan sudah terlanjur seperti hewan predator yang mesum dan maniak seks. Yang siap memaksa betinanya agar bisa di masuki demi memenuhi nafsu biologisnya.

Jihan masih memejamkan matanya, meskipun ada sensasi lain yang dirasakannya saat ini. Tapi tetap saja, kesakitan karena Wildan mencoba menembus perawannya yang sejak awal di rasakannya masih ada.

“Sakit ya..? “

Wildan mengeluarkan diri karena tidak tega melihat wajah Jihan yang merasa tersiksa dan kesakitan. Ia menggigit payudara gadis manis itu sedikit kuat sehingga meninggalkan bercak disana. Jihan berdesis. Perlahan-lahan ia membuka mata saat Wildan menarik diri.

Meski merasa belum puas tapi setidaknya ia sudah sempat merasakan seks dengan gadis cantik yang selama ini membuat adiknya penasaran setengah mati ingin memasukinya.

Wildan tidak menyangkal kalau dia memang antusias untuk tidur dengan Jihan, tapi saat ini entah kenapa dia menyadari satu hal. Jihan jelas terlihat sebagai gadis yang baik-baik, anak rumahan yang Wildan berani taruhan kalau Jihan juga tidak pernah masuk ke club malam. Tapi mengapa gadis ini memiliki kepribadian yang membingungkan? Dia terlihat naif dan tampak juga membenci laki-laki, tapi mengapa dia malah mengikuti keinginan Wildan yang sudah jelas-jelas kurang ajar bahkan nyaris melakukan pelecehan padanya?





Bersambung...

(2023.12.30)

[🔞] HEART FLIGHTWhere stories live. Discover now