Chap 7 ~ Apa Yang Dilakukan Sing?

Start from the beginning
                                    

"Ck! Mengganggu saja!" Gerutu Sing dalam hati. Ia mengurungkan niatnya untuk membopong tubuh Zayyan.

"Iya, Soodami, masuklah!" Sahut Sing, lalu buru-buru kembali ke meja kerjanya.

Soodam pun masuk ke dalam ruangan, dan ia terkejut melihat Zayyan yang tertidur di sofa.

"Aigoo! Berani sekali karyawan baru ini tertidur di kantor, di depan bos lagi, dan ini kan juga masih pagi. Tapi kok aneh ya, Isanim nggak marahin dia?" batin Soodam heran.

Sing yang melihat tatapan heran Soodam ke Zayyan pun berdehem.

"Ekhem! Soodami, kamu lihat apa, hah?" Tegur Sing.

"Eh...enggak kok, Isanim. Nggak lihat apa-apa," Soodam pun buru-buru mendekat ke meja kerja bos mudanya itu.

"Jangan cerita pada siapa pun kalau dia tertidur di kantor, oke?" Ucap Sing dengan tatapan penuh intimidasi.

"Nde, Isanim," Soodam mengangguk dengan takut.

"Zayyan itu sedang tidak enak badan. Dia barusan aku suruh minum obat, dan karena obatnya bisa menyebabkan kantuk, makanya dia tertidur. Jadi kubiarkan saja dia istirahat dulu sampai badannya nanti agak enakan," Sing sengaja mengarang cerita, demi membela Zayyan, agar Soodam tidak mengira bahwa Zayyan itu pemalas dan tukang tidur.

"Oh, begitu ya, Isanim," Soodam kini mengangguk-ngangguk memaklumi. Dia malah bertambah kagum dengan kebaikan hati Sing. Karena selama ini di mata Soodam, Sing memanglah seorang bos yang baik terhadap para karyawannya.

"Kau ke sini mau apa, Soodam?" Tanya Sing kemudian.

"Oh, ini Isanim, aku mau mengantarkan berkas-berkas yang harus kau tanda tangani hari ini," Soodam meletakan tumpukan berkas yang di bawanya ke atas meja Sing.

Sing pun mulai memeriksa satu per satu berkas tersebut, setelah ia memahami isinya, barulah Sing menandatanganinya. Sing memanglah termasuk orang yang sangat teliti dan perfeksionis dalam hal pekerjaan, sehingga ia tak mau asal-asalan atau sembarangan menandatangani berkas yang disodorkan kepadanya.

Setelah semua berkas ditandatanganinya, ia menyerahkannya kembali kepada Soodam yang masih setia menunggu di ruangan tersebut.

"Soodami, tolong kau hubungi bagian logistik untuk menyediakan sepasang meja dan kursi kerja untuk Zayyan di ruanganku ini. Karena aku ingin Zayyan berada dalam satu ruangan denganku di sini," perintah Sing.

Soodam loading sejenak. Setelah paham, barulah ia mengangguk. "Baik, Isanim. Akan segera saya laksanakan."

"Eum, terimakasih," balas Sing. Sing sendiri sudah cukup memahami jika Soodam itu memanglah sering loading jika diberi perintah olehnya, namun Sing yang sabar dan pengertian, tetap mau mempekerjakannya sebagai sekretaris di kantornya. Sing bahkan hampir jarang memarahi Soodam, bukan karena Soodam cantik, namun karena Sing memanglah sangat pengertian pada semua karyawannya. Dan oleh sebab itu pula, semua karyawan yang ada dibawah pimpinan Sing sangat menghormati dan menghargainya.

Setelah Soodam pergi meninggalkan ruangannya, Sing kembali mendekati Zayyan.

Tanpa pikir panjang, Sing pun segera membopong tubuh Zayyan dan memindahkannya ke dalam ruangan istirahat pribadi miliknya yang berada di dalam kantornya tersebut.

Setelah Sing membaringkan Zayyan di ranjang, Sing segera mengunci pintu ruangan tersebut.

Sing kembali menyeringai sambil menatap tubuh Zayyan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dan ia pun segera melancarkan aksi yang telah direncanakannya sebelumnya.

***

Zayyan terbangun dan menggeliatkan tubuhnya. Ia mengucek-ucek matanya sambil melihat ke sekeliling ruangan.

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Where stories live. Discover now