33. KELULUSAN

1.4K 189 128
                                    

Cukup ramaikan komen biar aku semangat nulis lanjutannya 🖤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cukup ramaikan komen biar aku semangat nulis lanjutannya 🖤

Kalau habis baca part ini Jangan lupa SS + upload ke SG, tag @javas.sadega dan @bentangbelia ya

***

Beberapa tahun kemudian, Janna lulus dengan IPK tinggi. Di usia yang masih tergolong muda, Janna berhasil menjadi dosen di Universitas Cakrawala.

Selain mengajar, biasanya Janna menghabiskan waktu dengan menyendiri di kafe sambil browsing di laptop, menonton drama atau membuka email-email lama. Kemudian ia akan membaca lagi email-email kerja kelompoknya bersama Javas, lalu teringat Javas lagi dan menangis.

Terkadang saking rindunya, Janna akan menulis email panjang lebar untuk Javas. Meminta maaf pada Javas  menanyakan kabar atau menceritakan kehidupan dirinya sekarang tapi kemudian ia tidak jadi kirim dan malah ia simpan di draft. Karena Janna tahu itu percuma. Javas tidak akan membalasnya. Sejak saat Javas keluar dari kampus, Janna benar-benar lost contact dengan lelaki itu. Dia seolah hilang seperti ditelan bumi.

Tapi sudahlah, Janna harus fokus pada kehidupannya yang sekarang. Begitu banyak nikmat Tuhan yang harus ia syukuri.

"Jav, aku udah bahagia banget sekarang. Semoga kamu juga bahagia di sana, ya," batin Janna sambil tersenyum dan menatap langit biru lewat jendela.

***

Di sisi lain, Javas baru saja berhasil masuk ke Universitas Cakrawala yang direkomendasikan oleh Pak Randy, kenalan adiknya sendiri yaitu Revan. Universitas yang secara sangat kebetulan menjadi tempat Janna mengajar sebagai dosen.

Sayangnya, Javas dan Janna tidak pernah bertemu karena Janna bukan dosen mata kuliah Javas.

Javas mengambil ilmu psikologi karena ia ingin menjadi penyemangat anak muda yang pernah berpikir untuk bunuh diri seperti dirinya dulu. Pengalaman hidup yang dilalui Javas selama ini mendorong Javas untuk memotivasi banyak orang yang sedang terpuruk dan berada di titik terendahnya. Javas mengambil kelas aklerasi, dan ia berhasil lulus hanya dengan waktu tiga tahun saja. Dan besok, adalah hari wisuda angkatan Javas.

Seperti biasa, Janna mampir ke coffee shop setelah seharian lelah mengajar. Ketika sudah memesan kopi dan mencari tempat duduk, Janna berpapasan dengan Javas yang juga baru selesai minum kopi.

Sayangnya Janna tidak menyadari bahwa itu Javas. Karena Javas mengenakan topi hingga separuh wajahnya tidak terlihat. Seiring bertambahnya usia, Javas sekarang juga sudah berubah menjadi lebih tegas. Jadi mungkin saja Janna tidak akan mengenali Javas.

Janna memilih duduk di pojok dekat jendela sambil menunggu kopi pesanannya datang.

"Permisi, pesanannya. Vanilla latte dengan donat keju." Tiba-tiba seorang waitress menghampiri Janna.

"Ah, terima kasih—"

"Pesanannya sudah dibayar, ya," ucap waitress itu membuat Janna tertegun.

Tak sampai di situ keterkejutan Janna. Ia lebih syok lagi saat melihat nama JANNA yang ditulis dengan pulpen di kopinya. Tulisannya ... mirip tulisan Javas.

Tanpa pikir panjang, Janna pun langsung keluar kafe untuk mencari Javas ke segala arah. Namun tidak ketemu.

Apa dia sedang berhalusinasi?

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 05 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Javas dan RahasianyaWhere stories live. Discover now