PROLOG

19.7K 2.6K 257
                                    

Hai semuanya, Mocha is hereee! Ini Javas versi baru yaaa semoga kalian semakin suka ceritanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai semuanya, Mocha is hereee! Ini Javas versi baru yaaa semoga kalian semakin suka ceritanya. Jangan lupa komentar biar rame & cepet upload lagi. Thank you so much 🤎

***

Janna menghabiskan setengah jam terakhirnya untuk mencari buku folklore di rak perpustakaan. Tidak ada yang menarik untuk dijadikan inspirasi tugas desainnya. Tapi kemudian sebuah buku warna pink pastel dengan tema kerajaan menyita perhatiannya.

"TIARA!!"

Hati Janna mencelus mendengar suara anak kecil di dekatnya. Sontak ia mengurungkan niat untuk mengambil buku tersebut dan menoleh pada dua gadis kecil di samping rak.

"Tiara, aku nemu buku cerita lucuuu banget. Putrinya punya sayap, loh!" Gadis yang baru saja datang menunjukan buku cerita yang dibawanya pada temannya.

"Peri, ya? Mana, mana? Aku mau lihat!" sahut temannya histeris.

"Ini, lihat! Putrinya ada dua! Yang satu sayapnya pink, yang satu lagi biru. Aku mau yang pink!"

"Aku yang biru!"

Janna tertegun. Dadanya sesak mendengar canda tawa kedua gadis kecil itu. Seketika memori indah yang sudah terkubur dalam-dalam kembali terbesit di benaknya.

"Tiara!" teriak Janna yang masih berumur sepuluh tahun pada sahabatnya. "Kita baca buku di perpus lagi, yuk!"

"Ayo! Aku mau baca buku dua putri kerajaan lagi!" sahut Tiara.

"Tiara, nanti kita kalau udah gede harus kayak dua putri itu ya! Kita harus sahabatan sampai nikah!"

"Iya, Janna!"

Tanpa sadar mata Janna berlinang air. Sial, kenapa nama anak itu harus mirip sahabatnya? Janna jadi berharap ... Tidak. Janna harus melupakan dia. Itu hanya masa lalu yang tidak akan terulang. Tiara tidak akan kembali seperti dulu. Tiara sudah menjadi orang lain yang membencinya.

Janna menghapus air matanya. Lebih baik dia ambil bukunya dan cepat-cepat balik ke kelas.

Namun ketika baru saja ingin meraih buku pastel pink tadi, bukunya justru jatuh dan nyaris mengenai kepala Janna. Untungnya seseorang di sebelahnya segera menahan buku itu. Hampir saja!

"Kamu mau benjol?" Cowok berwajah tegas itu melirik Janna dengan mata elang miliknya.

Javas Sadega. Drummer music band Universitas Harapan Nusa, Aspire.

Janna tak bergeming di tempat saking syoknya. Mungkin sekarang jantungnya sudah pindah ke ginjal. Masalahnya, ini bukan pertama kalinya Javas menolong dirinya.

"Kenapa bengong? Ini bukunya." Lamunan Janna buyar saat Javas menyerahkan buku pada Janna.

"M—Makasih udah nolongin aku lag—"

Sebelum Janna sempat berterima kasih, Javas langsung pergi begitu saja. Kebiasaan! Ini juga bukan pertama kalinya Javas melengos begitu saja setelah menolongnya.

Namun kali ini Javas berhenti sejenak dan melirik Janna di belakangnya lewat ekor mata.

"Sekali lagi ceroboh, aku enggak akan nolongin. Jangan bengong terus," peringat Javas dingin.

***

Terima kasih sudah membaca, semoga kalian suka ceritanya! Ditunggu kelanjutan kisah Javas & Janna di next episode yaa <3

See u next part!

Javas dan RahasianyaWhere stories live. Discover now