21. Perang besar

169 24 2
                                    

Please don't be a silent reader, vote n comment. Happy reading, y'all!

Sanctuacry

__________________

Semilir angin menerpa rambut Akane. Gadis itu tampak masih nyaman berada di posisinya, ia dari tadi hanya melihat Prajurit berlatih dan mempersiapkan alat perang.

"Nanti malam aku akan berbicara pada Kakek mengenai alasanku menjadi AL" Ucap nya dalam hati. Matahari tampak mulai tenggelam. Akane memutuskan untuk pergi menuju ruangan Sengoku dengan harapan terdapat Garp di sana.

Ketukan pintu terdengar. Gadis itu masuk kedalam dan ia melihat di sana ada orang yang ia cari. "Ada apa, Akane?" Tanya Sengoku. Akane menggeleng.

Pandangan Akane beralih pada Garp. "Kakek, ayo kita mengobrol di luar" Garp cukup terkejut ia terdiam sebentar dan tatapannya berubah dalam. Sengoku sendiri penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh dua orang tersebut, tetapi yang pasti ia tahu adalah topik pembicaraan tersebut mengenai Divisi no 2 Shirohige, Portgas D. Ace.

Garp beranjak dari duduknya. "Sengoku, aku akan keluar sebentar dengan nya"

"Garp" Sengoku memberikan peringatan pada Garp. Tentu mereka berdua paham dengan apa yang di peringatkan oleh Sengoku.

Garp membuka pintu tersebut. "Ayo, Akane" Mereka berdua pergi meninggalkan ruangan Sengoku.

Hening, adalah kata yang cocok untuk menggambarkan dua orang tersebut. Tidak ada canda tawa, tidak ada pukulan cinta, tidak ada amarah Garp dan juga tidak ada suara Kue beras yang sedang di santap.

Mereka berdua terlalu larut dalam pikiran masing-masing hingga sampai di suatu tempat. Tempat yang hanya ada mereka berdua.

"Jadi... Apa yang ingin kau bicara kan, Akane?" Tanya Kakek tua itu. Garp bertanya seolah ia tidak tau topik apa yang akan Akane bahas. Sulit bagi nya untuk menebak pikiran gadis berumur 17 tahun.

"Ace.." Suara Akane tercekat. Garp dapat memahami apa yang di rasakan oleh gadis itu. Begitu pun sebaliknya. Mereka berdua merasakan kesedihan yang sama.

"Jangan tanya padaku, yang ku tau dia ditangkap dan di tahan di Impel Down level 6" Kata Garp pelan.

Akane menghela nafas panjang. "Aku tau, sepulang dari Sabaody aku langsung menemuinya.."

Garp mengangkat alisnya. "Bagaimana dengan keadaannya? Apa dia baik-baik saja?" Akane menunduk. "Setelah di serang habis-habisan oleh Kurohige dan di tahan di Level 6 tidak mungkin dia baik-baik saja, Kakek. Kondisi nya lebih parah dari yang ku bayangkan.." Suara Akane terdengar lirih.

"Ace hanya ingin mendapatkan jawaban apakah dirinya pantas untuk hidup? Dia juga hanya ingin bebas dan mendapatkan cinta.. Dia tidak bersalah sama sekali"

Tangan Garp terangkat untuk mengelus surai milik Akane. "Aku tau. Namun, siapa yang mau menerimanya setelah mengetahui masa lalu dan silsilah keluarga nya. Dulu dia juga bertanya padaku, apakah dia pantas untuk hidup? Aku menjawab kalau dia harus mencari jawabannya sendiri, karena aku pun tidak tau jawabannya. Aku menyayanginya sekali pun dia anak Roger, begitu pun dengan dirimu, Akane. Jawabanku justru menjadi acuan untuk dirinya berpetualang dan menjadi Bajak Laut seperti sekarang" Jelas Garp dengan suara yang tenang, dewasa dan bijaksana.

Ia kembali mengingat bagaimana ekspresi Ace dulu yang menghampiri nya untuk menanyakan sesuatu. Pertumbuhan Ace tahun demi tahun semakin mirip dengan Roger.

"... Aku melatih Ace, dan Luffy dengan keras memiliki tujuan agar mereka mau menjadi Angkatan Laut dan aku ingin melindungi mereka dari bahaya Pemerintah. Namun, kalau ku pikir lagi sekarang rasanya itu tidak mungkin. Bagaimana pun juga, Sengoku, Kong dan para petinggi pasti akan mengetahui nya" Lanjut Garp.

Sanctuacry Where stories live. Discover now