Chapter 34

603 63 13
                                    

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 5 sore yang ditandai dengan berbunyinya alarm dari hape Karin. Namun hal itu tetap tidak mengusik sedikitpun aktivitas dari gadis muda itu, malah Karin makin terlelap dalam tidurnya. Akan tetapi, tidak berselang lama pintu kamar Karin terbuka menunjukan sosok gadis muda lainnya yang perlahan mendekati Karin yang sedang terlelap. Dengan sigap gadis muda itu mematikan alarm hape Karin yang sangat ribut itu dan secara perlahan mendekati Karin dan mengucapkan sesuatu.

"Karin, ayo bangun udah sore. Aku udah masak makanan kesukaan Kamu" Ucap gadis itu sambil menggoyang-goyangkan badan Karin

Akan tetapi aksinya itu tidak membuahkan hasil, karena aksinya itu sama sekali tidak membuat Karin terbangun. Meski merasa kesal, gadis itu tetap mencoba membangunkan Karin karena Dia tau Karin belum makan siang tadi.

"Karin, ayo bangunn jangan buat kesel deh" Ucap gadis itu sekali lagi dengan menggoyang badan Karin dengan lebih keras

"Euhhhh" Lenguh Karin sambil menggeliatkan badannya karena merasa terganggu akibat aksi gadis itu

Melihat usahanya membuahkan hasil, gadis tersebut dengan semangat menggoyang badan Karin agar segera bangun.

"Ayo bangun Karinn, nanti makanannya keburu dingin" Ucap gadis itu tidak lupa tetap mengguncang tubuh Karin

Grepp

Karin memeluk tubuh gadis itu agar diam dan berucap sesuatu yang membuat gadis itu diam tak bergeming.

"Tolong biarin seperti ini 5 menit aja please, setelah itu Aku janji bakal langsung bangun" Ucap Karin dengan suara huskynya akan tetapi tetap memejamkan matanya

Setelah mendengar ucapan Karin, keduanya terdiam menikmati hangat tubuh masing-masing dan debaran jantung keduanya. 5 menit telah berlalu tapi keduanya masi dengan posisi yang sama yaitu saling berpelukan seolah tidak lagi ada hari esok. Akan tetapi, Wina tersadar kalau hal ini tidak benar. Wina? Ya benar, gadis yang berpelukan dengan Karin adalah Wina. Setelah tersadar akan kenyataan, Wina pun berucap yang membuat mau tidak mau pelukan Mereka harus terlepas.

"Karin ini udah lebih dari 5 menit lho, ayo buruan bangun. Kita makan bareng, Aku tau Kamu ga makan siang tadi" Ucap Wina berlalu pergi keluar kamar Karin setelah pelukan Mereka terlepas

"Iyaa Winaa, Aku bangun sekarang. Kamu tunggu di meja makan aja yaa" Balas Karin segera beranjak dari kasur empuknya dan bersiap menemui Wina untuk makan bersama

Di meja makan sekarang sudah dipenuhi oleh makanan hasil masakan Wina, ada sebakul kecil nasi, sepiring omlete kesukaan Karin, sepiring ayam goreng bawang putih kesukaan Wina dan semangkuk sayur sup serta tidak lupa beberapa buah untuk pencuci mulut. Karin yang melihat meja makan penuh makanan menatap kagum dan terharu Wina karna sudah repot-repot memasak makanan sebanyak ini.

"Uwahh banyak bangett makanannya, terimakasih Wina udah repot-repot masak sebanyak ini" Ucap Karin menatap Wina dengan berbinar dan duduk di salah satu kursi makan sambil mengambil nasi yang diperlukannya

"Sama-sama Karin, makan yang banyakk yaa" Balas Wina dengan senyum bangga dan mengambilkan Karin beberapa omlete dan sepotong ayam goreng bawang putih kesukaannya

"Kamu harus coba ayam goreng bawang putihnya, itu rasanya ga kalah enak kok dari omletenya" Ucap Wina dengan semangat sambil mengambil beberapa lauk untuk dirinya

Karin yang di beri perhatian seperti itu dari Wina tentu sangat senang, kemudian dengan perasaan bahagia Karin memakan semua lauk yang Wina berikan dan benar saja rasa ayam goreng bawang putih buatan Wina memang seenak itu.

"Winaa ayam gorengnya enak bangett, sepertinya ayam goreng bawang putih buatan Kamu ini bakal masuk ke dalam list makanan favorit Aku deh" Ucap Karin dengan kagum dan mata berbinar memuji masakan Wina dan mengambil lagi potongan ayam goreng bawang putih itu

"Hehehehe, masi banyak menu masakan yang belum sempet Aku buat Rin. Aku yakin setelah Aku masak semuanya, list makanan favoritmu bakal nambah deh" Balas Wina sambil tersenyum senang mengetahui Karin suka pada masakan buatannya

"Aduhh makin gasabar Aku nunggu makanan hasil dari masakan Kamu. Btw Win, Kamu itu kriteria istri idaman banget Lo. Udah perhatian, imut, cantik, gemesin, pinter ditambah jago masak lagi. Aduh Aku jadi iri sama orang yang nanti bakal jadi pendamping Kamu. Seberuntung apa Dia bisa dapetin Kamu" Ucap Karin sambil menatap Wina dalam tapi tetap memakan makanan buatan Wina dengan lahap

"Masa sih Aku seistri idaman itu? Perasaan Aku biasa aja deh" Tanya Wina mencoba menyembunyikan rasa malunya walaupun di pipinya memunculkan rona kemerahan

"Benerann Winaa, siapapun yang Kamu tanyain pasti bilang kayak gitu. Seriuss" Jawab Karin sangat yakin akan ucapannya barusan

"Ooo kalo Aku memang seistri idaman itu, Kamu mau ga jadiin Aku istri Kamu?" Tanya Wina dengan berani sambil menatap mata Karin dengan dalam ditambah dengan sedikit senyuman

"Aku bercanda kok Rin, mukaknya jangan kaget kayak gitu dong hahaha" Ucap Wina sambil tertawa setelah memberikan pertanyaan yang mengagetkan Karin tadi

Sementara Karin yang masih terkaget akan pertanyaan dari Wina, kembali menguasai dirinya. Jantungnya masi berdebar kencang mendengar pertanyaan dari Wina tadi, kemudian dengan kebulatan tekadnya Karin bangkit dari posisinya dan pergi menuju posisi Wina yang terletak di seberang meja. Wina tentu bingung dengan sikap Karin yang tiba-tiba mendekat, kemudian bertanya pada Karin.

"Karin, Kamu ngapain berhenti makan dan ke deket Aku?" Tanya Wina dengan heran dan kebingungan akan kelakuan tiba-tiba Karin

Karin sudah berdiri di sebelah Wina, kemudian Dia menjawab pertanyaan dari Wina tadi.

"Aku cuma mau jawab pertanyaan Kamu tadi, Aku mau dan sangat mau jadiin Kamu istri Aku" Ucap Karin dengan menatap dalam mata Wina karena Karin tidak mau denial lagi dan berakhir kehilangan Wina untuk selamanya

"Itu semua karna Aku sangat mencintai Kamu, Aku gamau kehilangan Kamu lagi. Udah cukup, Aku kecolongan biarin Kamu jadian sama Briyan. Selanjutnya hal seperti itu gaakan terjadi lagi, karna Kamu cuma milik Aku" Ucap Karin lagi dengan posesif

Sekarang giliran Wina yang terkejut, Dia tidak menyangka kalau Karin memiliki perasaan yang sama dengan perasaan yang dimilikinya. Selanjutnya Wina hanya bisa terdiam dan menangis karna perasaannya sekarang campur aduk. Karena yang sekarang dirasakannya benar-benar sulit untuk di deskripsikan seperti tidak percaya, takut, senang, bahagia dan berdebar secara bersamaan. Melihat Wina yang menangis membuat Karin dengan sigap memeluk Wina mengucapkan kata-kata maaf dan penenang karna membuat Wina terluka selama ini.

"Maafin Aku Wina karna selama ini ga sadar sama perasaan Aku yang sebenarnya ke Kamu. Maafin Aku udah buat Kamu terluka selama ini. Sekarang Aku mohon izinin Aku buat memperbaiki kesalahan Aku dan mengobati luka-luka yang sudah Aku kasih ke Kamu. Apakah Kamu ngeizinin Aku buat mengobati semua luka yang Aku udah kasih ke Kamu Win?" Ucap Karin memeluk Wina dengan erat dan mengusap air mata yang jatuh di pipinya

"Gimana cara Kamu ngobatin luka Aku ini Rin?" Tanya Wina yang masi menangis dalam pelukan Karin

"Ayo pacaran sama Aku, Aku bakal jadiin Kamu orang yang paling bahagia di dunia ini. Kamu mau kan Win?" Ucap Karin dengan tatapan lembutnya

Wina menganggukkan kepalanya pertanda menyetujui semua ucapan Karin, kemudian memeluk erat Karin seakan tidak ada hari esok. Sementara Karin yang melihat Wina menganggukkan kepalanya tidak bisa lagi menyembunyikan senyuman lebarnya, Dia sangat senang bukan kepalang karna Wina masi mau memberikannya kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Kemudian Karin balik membalas pelukan erat Wina dengan pelukan yang tak kalah eratnya.

"Okayy mulai sekarang Kita official ya Win" Ucap Karin dengan lembut dan berbinar

"Iya Karin" Balas Wina dengan senyum manis dan terharunya

















Bersambung...

Haii
Siapa yang seneng Winrina berlayar? Yuk absen di komentar😌

Tentang Kita • winrinaWhere stories live. Discover now