12. Trauma

18 0 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu

Apa kabar ?

Tandai typo yang bertebaran

Vote dan komen dulu ga nerima penolakan😁

Happy reading


Divonis Disosiative Identity Disorder adalah jelmaan pemberontakan dan perlindungan betapa sakit luka yang diberikan tapi harus ditelan sendirian hingga tak dapat lagi di sembuhkan.

"Maaf hingga saat ini kami belum bisa menemukan obat dari gangguan ini"

"Kita hanya bisa menjalani terapi untuk beradaptasi agar tak saling menyakiti. Dan mengandalkan obat tidur untuk mengontrol keberadaannya"

Alpukat enak

Amanda yang tengah makan di kantin langsung berlari tergesa-gesa kala mendengar jika Alka telah sadar dan mencarinya.

Netra dengan tatapan teduh itu menatap seorang lelaki jangkung yang tengah duduk di atas brankar. Menelungkup kan wajahnya pada kedua lipatan tangan. Kakinya tertekuk terbalut selimut.

"Abang...." Panggil Amanda lembut. Mengusap rambut anak sulungnya dengan lembut. Duduk diatas brankar mencoba mencari tahu mengapa tiba-tiba Alka murung.

"Bunda" Panggil Alka mendongakkan kepalanya perlahan. Menatap netra hitam milik Amanda yang meneduhkan. Ada gurat ke khawatiran yang tercetak jelas disana.

"Bunda panggil Abi dulu yah buat periksa kamu. Kan baru sadar" ujar Amanda lembut menangkup wajah Alka yang telah bersimbah air mata. Terlihat begitu menggemaskan dimata Amanda kala hidung itu memerah.

"Enggak mau" ujar Alka menggelengkan kepalanya. Wajahnya berubah ketakutan. Amanda memeluk Alka, bahkan semakin mengeratkan pelukannya kala mendengar suara tangis Alka yang semakin keras.

"Bund maafin Alka ga bisa jaga tubuh dengan baik A__Alka takut A__Abi marah nda" ujar Alka mulai terbata-bata karena sesak.

Amanda menggelengkan kepalanya "Kali ini bunda akan pasang badan untuk kamu"

"Bunda yang akan menerima semua hukuman dari Abi. Kamu jangan takut yah" ujar Amanda lirih.

Sedangkan Varo yang hendak melangkah memasuki ruangan Alka untuk mengecek keadaan Alka pun terhenti di ambang pintu. Ia mendengar semua yang dikatakan oleh Alka kepada Amanda.

"Om kenapa berhenti ? Masuk aja ada Tante Amanda juga di dalam" ujar Arkan yang duduk di kursi panjang dekat pintu kamar rawat Alka. Menatap Varo heran yang hanya berdiri bak patung manekin. Varo seolah tuli akan apa yang Arkan katakan. Kakinya terasa di cekal oleh tangan tak kasat mata untuk tidak mendekati Alka dan Amanda.

Alka yang masih berada dalam pelukan Amanda melihat kedatangan Varo yang menatap lurus tanpa sepatah kata pun tubuhnya langsung memberikan respon. Amanda bisa merasakan tubuh Alka bergetar ketakutan.

"Kenapa sayang" ujar Amanda mulai mengurai pelukan Amanda.

"Arrrrgggkkkh" jerit Alka melepas pelukan secara paksa dan memegang kepalanya. Menundukkan kepala di lipatan kaki. Banyakan masa lalu yang kelam mulai bermunculan seperti kaset rusak.

Alkia Obsesi GirlWhere stories live. Discover now