7. Amplop putih

16 1 0
                                    

Gimana kabarnya?

Kalo kalian lagi sakit semoga cepet sembuh yah.

Tolong menolong itu fitrah manusia tapi menjadi salah jika mengkedepankan hati dan berfikir kau spesial

Aya

Alka menghembuskan nafasnya kasar memandang gudang cat sudah memudar bahkan ada beberapa yang terkelupas. Dinding yang retak, dengan sarang laba-laba yang mulai bergelantungan. Lantai putih yang kotor.

Merogoh saku celananya Alka mengambil masker wajah serta sarung tangan. Bersiap untuk membersihkan gudang sebagai hukuman karena ia telat berangkat sekolah. Alhasil, jadilah ia diberi hukuman untuk membersihkan gudang.

Alka mulai dengan menyapu lantai.

"Uhuk-uhuk! Debunya banyak banget" ujar Alka terbatuk-batuk karena debu yang beterbangan.

"Rese! Jijik banget gue bersihin gudang. Banyak debu! Bisa gatel-gatel kulit gue" ujar Alia melangkah memasuki gudang dengan misuh-misuh yang pada akhirnya menendang air untuk mengepel yang memang Alka letakkan di depan pintu.

Dugk

Brak

"Awwwshh" rintih Alia yang jatuh dengan punggung membentur lantai. Sakit ? Sangat! Katakanlah jika Alia terlalu manja, tapi ini sungguh, benar-benar sakit.

"Sapa sih yang naro air pel di sini bangsat"

"Eh lo! Ngapa naro ember di sini ha!" Teriak Alia kelewat marah. Punggungnya terasa sakit karena ember sialan itu.

Alka menoleh kala ada suara dibelakang dan air yang menggenang memenuhi gudang. Betapa kagetnya ia kala Alia sudah meringis dengan seragam dan rambut yang basah. Harusnya Alia sedikit bersyukur karena air itu baru dicampur super pell belum untuk mengepel lantai! Jadi masih wangi!

"Lo gak papa ?" Tanya Alka dengan wajah kelewat khawatir.

"A__Al__sa__sakit punggung gue" ujar Alia terbata-bata. Alka kalang kabut, apakah ia harus memanggil siswi lain untuk membantu Alia atau Alka harus menyentuh gadis itu.

"Sa__kit__Al" rintihan Alia membuyarkan lamunan Alka. Segera lelaki dengan rambut hitam kecoklatan itu membopong Alia ala bridal style dengan Alia mengalungkan tangannya pada leher Alka. Menyembunyikan wajahnya di dada bidang cowok itu.

Alka segera menuju parkiran dan meletakkan Alia dengan hati-hati di jok depan samping kemudi. Tancap gas pergi meninggalkan area sekolah menuju rumah sakit Varo.

🐻🐻🐻

Alka mengikuti langkah Varo menuju ruangan. Mereka duduk berdua yang hanya di batasi oleh meja kerja Varo. Varo menatap Alka dengan tatapan tajam bak elang. Sedangkan yang ditatap hanya menundukkan kepala saking takutnya. Percayalah, untuk saat ini Alka ingin cepat-cepat pergi. Tatapan Varo seperti mengintimidasi saat Alka membawa Alia dalam posisi demikian kerumah sakit.

"Siapa nama gadis yang kau bawa itu" tanya Varo dengan nada tegas menatap Alka.

Alka menaikkan pandangannya. Memberikan diri menatap mata hitam legam milik Varo. "Alia pah"

"Gadis itu baik-baik saja. Tidak ada tulang yang patah"

Mendengar jawaban sang ayah, Alka menghembuskan nafasnya lega. Raut khawatir di wajah cowok itu sedikit berkurang.

"A Abi ga marah kan ?" Tanya Alka hati-hati takut sang Abi akan marah.

Varo hanya diam tak menjawab sepatah katapun. Membuat Alka ketar ketir di tempat.

"Alka telat jadi kena hukuman bersihin gudang. Ga sengaja naro air pel di depan pintu. Alka ga tau kalo Alia akan dihukum juga dan ember itu ke tendang gitu aja sama Alia" Alka menjelaskan dengan rentet tanpa dikurangi atau dilebih-lebihkan.

Alkia Obsesi GirlWhere stories live. Discover now