3. Broken home

24 1 0
                                    

Sempetin buat tekan tombol bintang dan komen di bawah !

Ambil baik nya buang buruk nya !

Manusia itu memiliki banyak topeng dalam kehidupan nya, yang terlihat baik baik saja, belum tentu pada kenyataannya. Bukan tak ingin berbagi kesedihan, hanya saja tak semua manusia peduli.

Alia Shakeela Zanitha

Jam pada dinding bercat biru putih itu menunjukkan pukul 19.00. Tidak ada pembicaraan yang tercipta. Hanya keheningan serta suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring menemani lelaki paruh baya dan anak perempuan nya di ruang makan rumah elit tersebut.

Karena tidak tahan dengan keheningan yang ada, Wijaya pun membuka topik pembicaraan di antara mereka.

"Papa mendapatkan laporan dari sekolah bahwa kamu terlambat masuk kelas untuk hari ini. " Ucap Wijaya begitu tegas. Seketika atmosfer di antara mereka berdua pun terkikis begitu saja.

Perlahan, Alia mulai mengangkat kepala nya yang semula menunduk untuk menghabiskan makanan nya yang masih tersisa di piring.

"Peduli apa papa dengan ku, bukan kah papa selalu menomorsatukan pekerjaan papa dari pada anak papa !" Jawab Alia begitu dingin dan menusuk.

Setelah mengucapkan kalimat yang tajam dan menusuk hati Alia segera beranjak pergi meninggalkan ruang meja makan dengan perasaan sakit mengingat betapa harmonis keluarganya dahulu sebelum sang ibu meninggal dunia.

Baru dua langkah kakinya menaiki tangga suara kaca beradu dengan lantai yang dingin. Menggema di rumah megah yang hanya di isi ayah serta seorang anak perempuan dengan beberapa maid.

Prang cetarrr

"Berani kamu dengan papah Alia!"

Cetarrr

Sebuah gelas kaca melayang begitu saja dari tangan Wijaya. Kini lantai itu berserakan dengan pecahan kaca. Akibat dari pecahan yang Wijaya lempar, kaki Alia sedikit tergores.

Wijaya melangkah dengan gagah menghampiri putri semata wayangnya yang kini menatap dengan amarah yang menyala-nyala.

Plak

"Dasar memalukan! Apa yang mereka katakan nanti jika mengetahui anak pemilik sekolah berperilaku buruk seperti mu"

Plak

"Tampar lagi Pah ayo tampar! Tampar Alia sekarangggggg" jerit Alia keras di akhir kata kalimatnya dengan air mata yang luruh.

"Papa selalu nuntut Alia untuk sempurna tanpa papa tau gimana keadaan Alia"

"Tak penting" ujar Wijaya sukses mengoyak hati Alia. Apa katanya tadi ? 'Keadaan Alia tak penting ?'

"Kembali ke kamar mu sekarang! Jangan mempermalukan papah dengan sikap buruk mu disekolah. Besok papah yang akan mengantarkan mu sekolah"

Tak peduli dengan apa yang dikatakan papanya, Alia segera berlari menuju kamar.

Sesampainya di kamar bercat hitam putih itu. Alia mencari pisau lipat yang biasa dia gunakan untuk menenangkan nya ketika kacau.

15 menit berlalu akhir nya ia pun menemukan pisau lipat nya tergeletak di meja kecil dekat kasur king size miliknya.

Tanpa pikir panjang ia langsung mengambil pisau itu, dan duduk di dekat kasur milik nya. Mulai menyayat, kulit tangan nya yang putih itu.

Srekkkk,

Persetan pisau lipat dengan permukaan kulit nya terasa begitu nyaring di telinga.

Ceceran darah memenuhi lantai marmer kamar nya. Seketika senyum tipis terulas di wajah cantiknya.

Alkia Obsesi GirlWhere stories live. Discover now