Chapter 22

2 2 0
                                    

"Ini horor ringan kok, nggak terlalu serem tapi plot twistnya cetar. Kamu pasti terkejut dengan endingnya."

"Oke." Yuna mengangguk setuju. Maka Vian memasukkan DVD itu kedalam DVD player dan menyalakan TV. Yuna mengamati selimut di atas tempat tidur sebagai perlindungan diri terhadap rasa takutnya. Dia lalu duduk di atas sofa bersama suaminya.

Satu scene teriakan di awal film membuat Yuna berjengit. Secara refleks dia jadi memeluk Vian. Yuna melepaskan dekapannya dengan canggung. Baru pertama kali rasanya dia memeluk suaminya itu lebih dulu. Vian malah tersenyum lebar. Syukurlah tampaknya lelakinya itu menikmati.

"Nichole Khidman dan Tom Cruise itu sangat serasi," kata Yuna tiba-tiba. Membuat Vian memandangi istrinya itu dengan bingung.

"Tapi akhirnya mereka berpisah juga," lanjut Yuna. "Hati manusia itu begitu rapuh dan mudah berubah."

Vian tersenyum kemudian mengangguk. "Seperti perasaan Zaki padamu, kan?"

Netra Yuna membelalak. Vian hampir tak pernah menyebut nama mantan pacarnya itu sebelumnya. Kenapa sekarang tiba-tiba dia jadi membahas ini. Yuna menggigit bibir bawahnya.

"Dia begitu mudah meninggalkanmu tanpa alasan yang jelas hanya beberapa hari sebelum pernikahan kalian," ungkap Vian. Yuna menoleh pada suaminya itu yang tampak santai. Tentu, Vian juga mungkin tahu alasan kenapa Yuna dan Zaki berpisah. Kenapa dia tak pernah memikirkan hal itu sebelumnya.

"Tapi aku bersyukur atas pilihan Zaki, karena kalau tidak, kamu tidak akan ada di sini bersamaku sekarang," senyum Vian.

Yuna terdiam sejenak. "Apa kamu tahu kenapa aku berpisah dengan Zaki?" tanyanya.

Vian menggeleng. "Aku bahkan nggak pernah tahu kalian pernah punya hubungan," akunya.

"Kamu nggak tahu?" tanya Yuna terkejut. "Apa aku nggak pernah memberitahumu?"

Vian mengangguk. "Kamu hanya pernah cerita padaku kalau kamu pernah punya mantan yang namanya tak boleh disebut. Cowok itu memutuskan hubungan secara tiba-tiba setelah kalian bertunangan. Aku cukup penasaran sih, sampai kukira mantanmu itu Voldemort," kekeh Vian. "Siapa sangka orang itu ternyata begitu dekat."

Yuna terdiam. Dia melirik Vian yang tampaknya fokus pada film. "Kenapa aku tidak memberitahumu?" tanyanya.

"Kamu tanya sama aku nih? Mana aku tahu," gelak Vian. Namun dalam tawanya yang ringan itu entah kenapa terasa ada kesedihan.

"Jadi sejak kapan kamu tahu bahwa dia mantan pacarku?" tanya Yuna masih penasaran walaupun sedikit takut.

"Sejak kamu kehilangan ingatan."

Yuna tertegun. Dia mengingat kembali kejadian hari itu, ketika dia tersadar di rumah sakit. Dia kebingungan dengan Vian yang tiba-tiba di sampingnya. Malah dia memanggil Zaki yang hanya menonton di kejauhan. Satu fakta yang baru dia ketahui, bahwa dirinya dan Zaki menyembunyikan masa lalu mereka di depan Vian. Mengapa mereka melakukan hal itu?

"Bagaimana dengan almarhum keponakanmu? Apa dia tahu?" tanya Yuna.

Vian mengerutkan kening tampak berpikir. "Aku nggak tahu, tapi sepertinya nggak. Ulfa adalah orang yang simple dan mudah cemburu. Pasti dia sudah heboh seandainya dia tahu."

"Seandainya aku nggak hilang ingatan, apakah aku mungkin akan menceritakannya?"

Vian mengangkat bahu. "Nggak ada rahasia yang bisa ditutupi selamanya," ucap Vian diplomatis. "Tapi toh, itu hanya masa lalu."

Yuna tak bertanya lagi. Dia tak sependapat dengan Vian. Pasti ada alasan mengapa dia dan Zaki menyembunyikan hubungan mereka meskipun itu sudah berakhir. Pikiran Yuna tak lagi fokus pada film. Sepanjang malam dia hanya memikirkan dalih di balik semua itu.

***

Votes dan komen ya guys...

Back Cover of MemoryKde žijí příběhy. Začni objevovat